
mellydia.co.id Kehangatan Natal mulai merasuk di bangsal Koala Rumah Sakit Great Ormond Street. Keriuhan kali ini bukan karena hiasan pohon cemara atau lampu warna-warni, melainkan berkat kehadiran tamu-tamu istimewa yang selama ini hanya bisa disaksikan melalui layar kaca.
Setelah kunjungan kapten tim nasional putri Inggris Leah Williamson pekan lalu, desas-desus akan hadirnya bintang-bintang Arsenal lain kian kencang. Danny Bell, seorang fisioterapis spesialis neuro-onkologi di rumah sakit tersebut, sudah merasakan kegembiraan yang meluap dari para pasien kecilnya.
“Ada sedikit kasak-kusuk di antara anak-anak. Saya melihat ada jersey Arsenal dikenakan, mungkin ini bukan sekadar kebetulan,” ujar Bell, dikutip melalui laman The Guardian, Kamis (25/12).
Natal Tak Halangi Fokus Patrick Cruz, Kendal Tornado FC Siap Curi Poin di Balikpapan
Kejutan itu akhirnya tiba. Bukayo Saka bersama trio Gabriel. Gabriel Jesus, Gabriel Martinelli, dan Gabriel Magalhaes, muncul dengan senyum merekah. Mengenakan sweter Natal khas klub berwarna merah menyala, mereka datang memanggul bingkisan untuk para pasien.
Kunjungan ini merupakan bagian dari tradisi filantropi Arsenal. Di saat kompetisi Liga Primer Inggris sedang jeda tanpa jadwal laga tengah pekan, para pemain memilih menyambangi berbagai yayasan amal. Sembari para bintang utama berada di rumah sakit, pemain lain seperti Mikel Merino dan pemain muda Ethan Nwaneri juga terlibat dalam kegiatan komunitas di titik lain di London.
Melampaui Batas Fisik
Arsenal dan Great Ormond Street memiliki jalinan sejarah yang panjang. Pada 2012, manajer legendaris Arsene Wenger meresmikan unit fungsi paru yang didanai klub.
Persib vs PSM: Duel Krusial untuk Gelar Juara Paruh Musim
Kali ini, di ruang fisioterapi yang benderang, lima pasien yang telah menjalani perawatan menahun menantang para bintang lapangan hijau untuk bertanding voli duduk.
Saka tampak begitu kompetitif, hingga beberapa kali dia harus menjatuhkan diri demi mengejar bola. Sementara itu, Martinelli dan Jesus dengan jenaka mengenakan bando tanduk rusa saat bermain lempar gelang, mengundang gelak tawa dari para pasien dan orang tua yang hadir.
Momen paling berkesan tercipta saat Simon, seorang bocah yang mengenakan jersei tandang kuning Arsenal, berhasil melakukan nutmeg atau mengolongi bola di antara kaki Saka saat adu penalti.
Arne Slot Sebut Liverpool Harus Memperbaiki Antisipasi Bola Mati
Simon merayakan golnya dengan meniru selebrasi khas Martinelli menutup satu mata dengan tangan yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
“Bagi mereka (anak-anak), ini adalah momen yang tidak akan terlupakan. Dia sangat mencintai sepak bola. Ini sangat krusial bagi kesehatan mentalnya,” ujar Fatima Allard, ibunda Simon, dikutip melalui laman The Guardian.
Prespektif Kemanusiaan
Bagi pihak rumah sakit, aktivitas fisik bukan sekedar latihan otot, melainkan bagian dari rehabilitasi psikologis. Danny Bell menekankan bahwa anak-anak yang sakit sering kali dianggap rapuh dan harus dijauhkan dari aktivitas luar ruang.
“Sebenarnya, selama kondisi mereka memungkinkan, mereka tetap bisa bermain di taman bersama kawan-kawannya. Interaksi sosial dan aktivitas fisik menumbuhkan hubungan yang sehat bagi pertumbuhan mereka,” jelas Bell.
Bagi para pemain sendiri, kunjungan ini memberikan perspektif baru di tengah ketatnya persaingan liga. Gabriel Martinelli mengaku sangat terinspirasi oleh ketegaran anak-anak tersebut.
Manchester United Gagal Boyong Semenyo, Siapa Target Selanjutnya?
“Menjalin ikatan dengan pendukung dan komunitas lokal membawa kebahagiaan tersendiri bagi saya. Mereka adalah sumber inspirasi. Kami adalah keluarga besar, dan melihat perjuangan mereka membuat kami sadar betapa berharganya setiap moemn,” tutur Martinelli.
Meski kunjungan tersebut berlangsung singkat, bagi Simon dan kawan-kawannya di bangsal Koala, kehadiran para bintang Arsenal telah memberikan kado Natal paling berharga, harapan dan semangat untuk terus berjuang menuju kesembuhan.



