Kaleidoskop 2025: Bukan yang terbising, Liga Spanyol punya tradisi hingga pertarungan dua kutub

Posted on

mellydia.co.id  La Liga menjalani 2025 dengan wajah yang khas: antara tradisi dan perubahan. Persaingan memang masih didominasi dua raksasa, tetapi dinamika di bawahnya kian rumit. Dari Januari hingga Desember, Liga Spanyol bergerak dalam ritme yang berbeda dibanding Inggris atau Italia—lebih teknis, lebih sabar, namun tetap sarat tekanan.

Memasuki Januari, La Liga musim 2024/2025 masih berada dalam bayang-bayang persaingan klasik. Real Madrid dan Barcelona kembali menjadi pusat perhatian, sementara Atlético Madrid berusaha menjaga jarak agar tetap relevan dalam perebutan gelar.

Media-media di Spanyol menggambarkan situasi tersebut sebagai kelanjutan tradisi panjang. “La Liga masih berbicara tentang dua kekuatan besar, tetapi liga ini perlahan berubah di bawah permukaannya,” tulis Marca, menyoroti munculnya tantangan dari klub-klub di luar lingkaran elite.

Di papan tengah, klub-klub seperti Real Sociedad, Villarreal, dan Athletic Club tampil sebagai penentu ritme kompetisi.

Februari hingga Maret menjadi fase yang menonjolkan identitas La Liga: penguasaan bola, detail taktik, dan kesabaran. Banyak pertandingan ditentukan oleh satu momen kecil, bukan dominasi mutlak.

ESPN juga menilai La Liga sebagai liga yang semakin taktis. “Sepak bola Spanyol kini bukan lagi soal flair semata, melainkan kontrol dan efisiensi,” tulis ESPN dalam analisis paruh musimnya.

Jadwal Eropa tetap menjadi tantangan, terutama bagi klub-klub yang harus membagi fokus antara domestik dan kontinental.

April dan Mei menjadi panggung penentuan. Persaingan gelar kembali mengerucut pada dua nama, sementara perebutan tiket Eropa dan zona degradasi berlangsung lebih senyap, tetapi tak kalah sengit. “Di Spanyol, drama sering terjadi tanpa suara keras. Banyak hal diputuskan lewat kesabaran, bukan kekacauan,” tulis BBC Sport.

Musim 2024/2025 ditutup dengan nuansa khas La Liga: teknis, elegan, tetapi tetap dingin dan kejam bagi mereka yang lengah.

Memasuki Juni dan Juli, La Liga kembali dihadapkan pada persoalan klasik: keuangan. Aturan batas gaji memaksa banyak klub berpikir realistis.

AS menyebut musim panas sebagai periode paling menentukan. “Di La Liga, pasar transfer adalah soal kreativitas, bukan kekuatan uang,” beber AS, menyoroti perbedaan mencolok dengan Premier League.

Beberapa klub memilih regenerasi, sementara yang lain bertahan dengan struktur lama demi stabilitas.

Musim Baru: Generasi Baru, Tekanan Lama

La Liga 2025/2026 dimulai pada Agustus dengan sorotan pada pemain muda. Klub-klub Spanyol kembali menampilkan generasi baru yang diberi tanggung jawab besar sejak dini.

The Athletic pun tak mau kalah menilai fenomena ini sebagai ciri khas La Liga modern. “Tidak ada liga yang memberi kepercayaan sebesar Spanyol kepada pemain muda,” tulis The Athletic, menekankan filosofi pembinaan yang tetap hidup.

Namun, tekanan tetap tidak berubah. Klub besar dituntut menang, klub kecil dituntut bertahan.

Memasuki November dan Desember, peta persaingan mulai terlihat. Kandidat juara mengerucut, zona Eropa semakin ketat, dan perjuangan degradasi berjalan dalam senyap.

Marca juga merangkum situasi tersebut dengan kalimat sederhana. “La Liga selalu menemukan caranya sendiri untuk menentukan siapa yang pantas bertahan,” tulis mereka.

Tidak banyak ledakan emosi, tetapi setiap poin terasa menentukan.

Sepanjang 2025, La Liga menunjukkan bahwa ia mungkin bukan liga paling bising, tetapi tetap salah satu yang paling kompleks. Tradisi dua raksasa masih berdiri, namun perubahan terus mengalir di bawahnya.

Di Spanyol, sepak bola adalah soal kesabaran, teknik, dan kemampuan membaca momentum.

Dan seperti biasa, La Liga tidak pernah terburu-buru-tetapi selalu tahu ke mana arah ceritanya.

LaLiga Kecam Nyanyian Rasis Suporter Athletic Club ke Dua Bintang Real Madrid, Apa Selanjutnya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *