
mellydia.co.id Mantan pebulu tangkis ganda campuran Malaysia, Goh Liu Ying, berbicara mengenai tindakan yang akan diterapkan pada tahun 2026.
Direktur Kepelatihan Ganda Malaysia, Rexy Mainaky, disebut tidak akan mengirim pemain ke semua kompetisi mulai tahun depan.
Goh Liu Ying melihat bahwa tindakan tersebut adalah langkah yang tepat.
Diketahui, Malaysia gagal memenuhi target dalam dua turnamen pamungkas pada akhir tahun ini.
Mereka hanya mampu mempersembahkan satu medali emas dari empat yang ditargetkan pada SEA Games 2025.
Padahal, Malaysia sudah menurunkan empat pasangan ganda terbaiknya pada nomor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Pada BWF World Tour Finals 2025, tak ada wakil Malaysia yang mampu melangkah sampai laga puncak untuk setidaknya berdiri di podium.
Goh menjelaskan bahwa ia mendukung hal ini karena dapat memberikan manfaat bagi para pemain untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Sebenarnya, strategi ini bukanlah hal baru karena China sering menggunakan metode ini terhadap pemain elit mereka.
Pernah Lawan Ginting di Final Singapore Open, Kodai Naraoka Akui Tahun 2025 Tidak Terlalu Baik
“Bagi pemain yang berada di peringkat 10 besar dunia, penting untuk memilih turnamen yang tepat,” kata Goh Liu Ying, dilansir BolaSport.com dari HarianMetro.
“Bagaimanapun, target utama setelah ini adalah Olimpiade.”
“Sebenarnya, inilah cara yang selalu dilakukan China dan sangat bagus dalam hal perencanaan.”
“Saya pikir inilah yang perlu kita pelajari dari mereka,” ujar mantan pemain berusia 36 tahun itu.
Goh Liu Ying pernah menjadi pasangan ganda campuran terbaik Malaysia bersama Chan Peng Soon.
Mereka berhasil melaju sampai laga puncak Olimpiade Rio 2016 sebelum akhirnya dikalahkan pasangan legenda asal Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Goh Liu Ying juga mengomentari penampilan ganda campuran Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.
Chen/Toh terhenti pada semifinal BWF World Tour Finals setelah dikalahkan wakil China, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, dengan skor 21-9, 11-21, 17-21.
“Secara keseluruhan, penampilan mereka dapat dikatakan normal. Tidak ada kejutan besar dan tidak mengecewakan,” kata Goh.
“Meskipun mereka pernah mengalahkan pasangan China sebelumnya, saya melihat bahwa lawan telah melakukan perubahan dalam hal strategi, sehingga tidak mudah untuk menang lagi,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kekalahan di semifinal dari pasangan China Jiang Zhen Bang-Wei Ya Xin harus digunakan sebagai pelajaran bagi murid Nova Widianto itu.
Chen/Toh diharap tidak terlalu cepat puas setelah pencapaian terbaik mereka tahun ini menjadi juara pada Kejuaraan Dunia 2025.
“Saya pikir mereka bisa mengambil kegagalan ini sebagai sesi pembelajaran. Nanti, kita bisa meninjau apa yang bisa diperbaiki,” ucap Goh Liu Ying.
“Tidak mungkin mengatakan bahwa tidak ada pengaruh sama sekali.”
“Perjalanan, bermain di SEA Games selama dua minggu berturut-turut dan kemudian langsung menuju World Tour Finals benar-benar melelahkan.”
“Dari segi lawan, itu juga tidak mudah dihadapi,” katanya.
Update Ranking BWF – Fajar/Fikri Raih Peringkat Tertinggi usai Salip Sabar/Reza



