Cuma kompetisi regional, Thailand diminta tak anggap serius kegagalan di SEA Games 2025

Posted on

mellydia.co.id Timnas U-22 Thailand gagal meraih medali emas SEA Games 2025 di kandang sendiri usai kalah dari Timnas U-22 Vietnam di partai final.

Timnas U-22 Thailand kalah secara dramatis di Stadion Rajamangala, Bangkok, Kamis (18/12/2025) malam WIB.

Sempat unggul dua gol lebih dulu, tim tuan rumah dipaksa bermain imbang 2-2 oleh Vietnam dalam waktu normal.

Vietnam kemudian mencetak gol kemenangan di babak perpanjangan waktu melalui sontekan Nguyen Thanh Nhan.

Hasil SEA Games 2025 – Pesta Gol ke Gawang Thailand, Timnas Futsal Indonesia Raih Medali Emas

Hasil ini membuat Thailand harus memperpanjang penantian mereka untuk meraih medali emas di SEA Games.

Terakhir kali tim Gajah Perang meraih medali emas SEA Games adalah pada edisi 2017 di Kuala Lumpur.

Tak hanya itu, ini merupakan kali pertama Thailand gagal meraih medali emas SEA Games di kandang sendiri.

Pada SEA Games 1985 di Bangkok, Thailand menyabet medali emas usai mengalahkan Singapura 2-0 di partai final.

Sepuluh tahun kemudian, Thailand kembali merebut medali emas di Chiang Mai usai membantai Vietnam 4-0 di final.

Teranyar, Thailand juga meraih medali emas pada edisi 2007 di Nakhon Ratchasima usai menekuk Myanmar 2-0 di final.

Meski begitu, pakar sepak Thailand Buranit Rattanawichien meminta Yotsakorn Burapha dkk tidak berkecil hati.

Buranit meminta para pemain Thailand tidak menganggap serius kegagalan mereka karena SEA Games.

Menurutnya, SEA Games hanyalah kompetisi regional dan menang atau kalah menjadi hal yang tidak perlu dianggap serius.

“Jangan terlalu pesimis dan jangan terlalu menganggap serius menang atau kalah, karena SEA Games hanyalah kompetisi regional,” tegas Buranit.

Kalah Tragis dari Vietnam di Final SEA Games 2025, Konflik Internal Timnas Thailand Memanas

Mengomentari kekalahan Thailand di final, Buranit menilai tim tuan rumah sejatinya mengendalikan babak pertama.

Dominasi itu semakin ditegaskan dengan dua gol yang dicetak oleh Yotsakorn dan Seksan Ratree di babak pertama.

“Timnas U-22 Thailand sepenuhnya mengendalikan babak pertama dengan dua gol yang dicetak oleh Yotsakon dan Ratree,” kata Buranit.

“Babak pertama berjalan mudah bagi Thailand karena Vietnam tidak memberikan tekanan sama sekali, dan hampir sepenuhnya bertahan selama 45 menit pertama,” tambahnya.

Namun, Buranit menilai semuanya berubah di babak kedua setelah Vietnam mencetak gol cepat lewat penalti Nguyen Dinh Bac.

Gol tersebut membuat Thailand berada di bawah tekanan dan mulai kehilangan kepercayaan diri hingga kembali kebobolan lewat gol bunuh diri.

“Namun, segalanya benar-benar runtuh bagi Thailand di babak kedua,” kata Buranit, dikutip SuperBall.id dari Lao Dong.

“Situasi berubah secara tak terduga ketika Timnas U-22 Vietnam mencetak gol cepat untuk memperkecil selisih melalui tendangan penalti.”

“Setelah itu, Thailand berada di bawah tekanan besar, kehilangan kepercayaan diri dalam permainan mereka, dan ini menyebabkan gol bunuh diri, memungkinkan Vietnam untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2.”

“Pada saat itu, saya bahkan berpikir tentang kemungkinan Thailand kalah setelah 90 menit bermain,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *