Penantang gelar kelas menengah, Khamzat Chimaev, menunjukkan sikap tak acuh terhadap semua keraguan yang menghampirinya jelang pertarungan akbarnya di UFC 319.
Sang “Borz” siap menghadapi sang juara bertahan, Dricus Du Plessis, dalam perebutan sabuk juara menengah UFC yang sangat dinanti. Pertarungan sengit ini akan tersaji di United Center, Chicago, Amerika Serikat, pada Minggu (17/7/2025) waktu Indonesia.
Chimaev dengan tegas menepis keraguan yang mempertanyakan kemampuannya bertarung lima ronde penuh melawan Du Plessis. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube UFC Eurasia, Chimaev mengutip kritik yang sering dilontarkan kepadanya. “Orang-orang bilang: Dricus punya stamina bagus,” ujarnya, menirukan. “Lalu mereka melihat saya, mereka bilang: ‘Khamzat jelek dalam hal itu, dia cuma hype.’ Berapa lama aku di UFC? Orang-orang masih bilang saya cuma hype,” lanjutnya, menyiratkan frustrasi namun juga kepercayaan diri yang tak tergoyahkan.
Lebih jauh, Chimaev menyoroti perbedaan performa dirinya dan Du Plessis saat menghadapi lawan yang sama, Robert Whittaker. Sementara “Borz” berhasil mengalahkan Whittaker via submission di ronde pertama, Du Plessis meraih kemenangan melalui TKO di ronde kedua. Chimaev tanpa ragu menyatakan bahwa Du Plessis bahkan sempat dijatuhkan oleh Whittaker. “Berapa menit Robert bertarung dengan Dricus? Dia menjatuhkan Dricus ke lantai, tapi Robert bahkan tidak pernah memukul saya sekali pun,” tegas Chimaev, menunjukkan betapa superior dirinya di mata publik dibanding Du Plessis dalam menghadapi ‘The Reaper’.
Khamzat Chimaev menegaskan filosofinya yang brutal di dalam oktagon. Ia menganggap retorika “bersiap untuk perang” dari lawan-lawannya sebagai omong kosong belaka. “Semua orang yang saya lawan berkata: ‘Saya bersiap untuk perang.’ Mengapa harus bersiap untuk perang?” tanyanya retoris. Menurut Chimaev, tujuan seorang petarung seharusnya lebih dari sekadar bertarung, melainkan untuk menghancurkan. “Jika ingin menang, maka harus bersiap untuk menghabisi saya,” pungkasnya, mengirimkan pesan tegas kepada setiap lawan yang akan dihadapinya.
Di sisi lain, Dricus Du Plessis, sang juara bertahan asal Afrika Selatan, menunjukkan keseriusan luar biasa dalam persiapannya. Ia menyatakan belum pernah berlatih sekeras ini untuk sebuah pertarungan. “Saya bisa bilang dengan pasti bahwa saya belum pernah berlatih sekeras ini untuk pertarungan ini,” kata Du Plessis. “Pertama, saya harus mempertahankan sabuk ini, dan kedua, saya harus membuktikan diri dalam pertarungan ini.” Ia mengakui bahwa tantangan yang akan dihadapinya adalah yang terbesar. “Dan saya tahu pasti bahwa saya akan melawan petarung terbaik yang pernah saya hadapi, Khamzat Chimaev,” pungkasnya, menunjukkan rasa hormat namun tetap dengan tekad kuat untuk mempertahankan gelarnya.
UFC 319 – Waktu Muda Digembleng Gulat Dagestan, Aaron Pico Malah Pilih Jalur KO
UFC 319 – Prospek Terbaik MMA Sampai Ogah Sparring, Begini Kehebatan Khamzat Chimaev di Mata Aaron Pico
Ringkasan
Khamzat Chimaev menunjukkan kepercayaan diri tinggi menjelang pertarungannya melawan Dricus Du Plessis di UFC 319 untuk perebutan gelar juara kelas menengah. Ia menepis keraguan terkait staminanya dan menyindir lawan-lawannya yang hanya “bersiap untuk perang” alih-alih bertujuan menghancurkan. Chimaev juga menyoroti performanya yang lebih baik dibandingkan Du Plessis saat menghadapi Robert Whittaker.
Chimaev menegaskan bahwa ia tidak ingin lawan-lawannya hanya bersiap untuk bertarung, tetapi harus bersiap untuk mengalahkannya. Sementara itu, Dricus Du Plessis, mengakui keseriusannya dalam mempersiapkan diri dan menyebut Chimaev sebagai petarung terbaik yang pernah dihadapinya. Du Plessis bertekad untuk mempertahankan sabuk juaranya.