Rupiah Menguat! Ini Alasan Dolar AS Tumbang ke Rp 16.097

Posted on

JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan performa impresif dengan penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (14/8/2025). Mengutip data Bloomberg pukul 12.52 WIB, kurs rupiah di pasar spot terpantau berada pada level Rp 16.096 per dolar AS, mencatat penguatan sekitar 0,66% secara harian.

Kinerja perkasa rupiah ini, menurut Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi, didorong oleh beragam sentimen, baik dari eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal, fokus utama tertuju pada data inflasi AS terbaru yang menunjukkan kenaikan. Kondisi ini mengindikasikan kuatnya kemungkinan bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneternya pada September mendatang.

Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan bahwa faktor pemicu potensi penurunan suku bunga The Fed tersebut adalah laporan tentang indeks harga konsumen (CPI) di AS pada Juli yang meningkat sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu, sentimen berikutnya datang dari prospek pergantian kepemimpinan di The Fed. Masa jabatan Ketua The Fed, Jerome Powell, akan berakhir pada Mei 2026. Pergantian pucuk pimpinan ini diperkirakan akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan bank sentral AS, dengan kandidat pengganti Powell berpotensi mengadopsi kebijakan yang berbanding terbalik, termasuk kemungkinan penurunan suku bunga pada semester kedua tahun ini.

Faktor eksternal lain yang turut mempengaruhi laju rupiah adalah meredanya tensi geopolitik global. Ibrahim menyoroti pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, yang akan dilanjutkan dengan pertemuan virtual bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan-pertemuan ini diperkirakan akan menciptakan suasana yang lebih kondusif, sehingga memperbaiki kondisi pasar uang di AS, Eropa, dan Asia. Imbasnya, hampir semua mata uang dunia menunjukkan penguatan melawan dolar AS.

Selain perkembangan geopolitik, perhatian investor juga akan tertuju pada rilis data ekonomi penting dari AS yang dijadwalkan malam ini. Data inflasi tingkat produsen (Producer Price Index/PPI) dan data klaim pengangguran menjadi sorotan utama, karena kedua indikator ini sangat mungkin memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depannya.

Dari segi internal, Ibrahim melihat sentimen positif datang dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua. Meskipun pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi para pengamat dan ekonom, data ini mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi di kuartal kedua jauh lebih baik dibandingkan kuartal pertama. Perkembangan ini berhasil menumbuhkan optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,56% ke Rp 16.112 Per Dolar AS pada Kamis (14/8) Pagi

Antisipasi pasar juga diarahkan pada pidato Nota Keuangan serta Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang akan disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Jumat (15/8/2025). Pasar akan mencermati setiap pokok pidato untuk menangkap sinyal positif yang dapat mendorong optimisme lebih lanjut terhadap perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia.

Hari Ini Kamis (14/8), Arah Kurs Rupiah Menanti Beragam Data

Kombinasi sentimen eksternal dan internal inilah yang diperkirakan akan terus mendorong penguatan mata uang rupiah. Ibrahim Assuaibi memprediksi, rupiah berpeluang besar ditutup pada level Rp 16.095 per dolar AS pada sore ini, melanjutkan tren penguatannya.

Ringkasan

Pada Kamis, 14 Agustus 2025, nilai tukar Rupiah menguat terhadap Dolar AS hingga mencapai Rp 16.096 per dolar AS, dengan penguatan sekitar 0,66%. Penguatan ini didorong oleh sentimen eksternal seperti data inflasi AS yang meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, serta meredanya tensi geopolitik global. Faktor internal juga berperan, termasuk data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua yang lebih baik dari kuartal sebelumnya.

Selain itu, pasar juga menantikan pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2026 oleh Presiden Prabowo Subianto, yang diharapkan memberikan sinyal positif bagi ekonomi Indonesia. Kombinasi sentimen positif ini mendorong Ibrahim Assuaibi memprediksi Rupiah akan terus menguat dan berpotensi ditutup pada level Rp 16.095 per dolar AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *