mellydia.co.id – Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, akhirnya buka suara menanggapi isu pemecatan yang ia alami dari PSSI. Ia dengan tegas membantah adanya masalah komunikasi yang disebut-sebut sebagai penyebab pencopotannya dari kursi pelatih skuad Garuda.
Pernyataan lugas Shin Tae-yong ini disampaikan dalam sebuah siniar di kanal YouTube Jekpot, yang diketahui merupakan milik penerjemahnya, Jeong Seok Seo alias Jeje. Juru taktik asal Korea Selatan itu bahkan berani bersumpah bahwa selama masa kepelatihannya, ia sama sekali tidak mengalami kendala komunikasi dengan pihak manapun.
“Maksudnya alasan pergantian pelatih itu. Katanya karena masalah komunikasi di ruang ganti?” tanya Jeje mengawali pembahasan, seperti dikutip pada Rabu (13/8). Menanggapi pertanyaan tersebut, Shin Tae-yong langsung menegaskan bahwa Jeje sendiri sebenarnya mengetahui duduk perkara yang sesungguhnya. Ia kemudian memberikan penjelasan secara gamblang.
Pelatih berusia 54 tahun yang akrab disapa STY itu menjelaskan bahwa selama mengemban tugas sebagai nahkoda Timnas Indonesia, dirinya tidak pernah menemui masalah dalam berinteraksi, baik dengan para pemain, staf kepelatihan, maupun seluruh pihak yang terlibat dalam tim.
Wonderkid Persija Jakarta Jadi Pemain Muda Terbaik Pekan Perdana Super League, Ini Fakta Menarik Arlyansyah Abdulmanan
“Bukannya kamu lebih tahu? Soal itu, kalau memang ada masalah, saya terima diberhentikan,” terang Shin Tae-yong. “Tapi sampai detik ini saya diberhentikan, tidak ada masalah sama sekali. Serius saya bersumpah. Saya bersumpah meski diancam dibunuh,” tambahnya.
Shin Tae-yong juga meluruskan desas-desus yang menyebut adanya dinamika internal saat skuad Garuda melakoni laga tandang ke Bahrain dan Tiongkok dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Menurutnya, isu permasalahan internal yang disebut mengganggu Jay Idzes dan kawan-kawan di dua laga tersebut sama sekali tidak berdasar.
“Waktu ke Bahrain, tidak ada masalah, waktu ke Tiongkok juga. Tidak ada masalah sama sekali. Tapi saya pun bingung kenapa bisa ada rumor itu,” ujarnya dengan nada heran. Ia berargumen bahwa jika memang ada masalah komunikasi, kedua penerjemahnya tentu akan merasa sungkan atau terbebani untuk menyampaikannya kepadanya. Namun, hal tersebut tidak pernah terjadi, dan ia selalu bersikap terbuka terhadap semua masukan.
Romantis! Mauricio Souza Luapkan Rasa Cinta lewat Kaus, Pelatih Persija Jakarta Beri Kado Kemenangan untuk Beatrice dan Jakmania
Tidak hanya itu, Shin Tae-yong juga menekankan bahwa para pemain naturalisasi tidak pernah melontarkan keluhan terkait urusan komunikasi dengan tim pelatih. “Pemain-pemain naturalisasi juga. Tidak pernah komplain urusan komunikasi ke kami. Karena komunikasi kami lancar,” jelasnya, memperkuat bantahannya.
Lebih lanjut, pelatih yang pernah menukangi Timnas Korea Selatan itu turut mempertanyakan sikap salah satu Komite Eksekutif (Exco) PSSI, yang namanya tidak ia sebutkan. Ia menilai, ada anggota Exco yang kerap menyebarkan informasi tidak benar dan terkesan mengada-ada, menciptakan narasi yang merugikan.
“Tapi saya heran, kenapa malah bahas itu terus dan mengada-ada. Apalagi (anggota Exco) itu kan. Dia bohong aneh-aneh. Harusnya tidak boleh mengarang cerita apalagi sampai merugikan orang lain. Kita harus jujur,” pungkasnya.
Kompak! Persib Bandung Sambut Kunjungan Manajemen Manila Figger FC, Rileks Jelang Duel Penentuan ACL Two di GBLA
Ringkasan
Shin Tae-yong membantah isu pemecatannya dari PSSI disebabkan oleh masalah komunikasi. Dalam sebuah siniar, ia menegaskan bahwa selama melatih Timnas Indonesia, tidak ada kendala komunikasi dengan pemain, staf, atau pihak lain yang terlibat. STY bahkan bersumpah bahwa hingga pemecatannya, tidak ada masalah komunikasi yang terjadi.
STY juga menepis rumor masalah internal tim saat Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Bahrain dan Tiongkok. Ia heran mengapa isu tersebut bisa muncul, karena para pemain naturalisasi pun tidak pernah komplain soal komunikasi. STY juga menyoroti salah satu anggota Exco PSSI yang dianggap menyebarkan informasi tidak benar dan merugikan.