mellydia.co.id – Presiden Real Madrid, Florentino Perez, tengah menggulirkan wacana yang memicu perdebatan sengit di kalangan socios (anggota klub): membuka pintu investasi eksternal hingga 10 persen saham klub. Sebuah langkah berani yang dianggap sebagian penggemar sebagai ancaman terhadap identitas sakral klub, sementara yang lain melihatnya sebagai adaptasi vital di era sepak bola modern.
Di tengah gemilangnya status Real Madrid sebagai salah satu klub terkaya di dunia, pertanyaan besar pun muncul: perlukah perubahan struktural yang berpotensi mengubah wajah kepemilikan klub?
Perubahan Struktural yang Tak Terelakkan?
Wacana ini pertama kali disuarakan Perez dalam pertemuan anggota klub pada Minggu lalu. Ia menekankan bahwa membuka diri terhadap investor ekuitas swasta adalah proyek yang “tak terelakkan” demi masa depan Real Madrid yang berkelanjutan. Langkah ini, menurutnya, bukan berarti menyerahkan kendali klub.
Perez menjamin bahwa Real Madrid akan tetap menjadi organisasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh anggotanya. Namun, ia mengusulkan pembentukan anak perusahaan dengan struktur yang memungkinkan masuknya pemegang saham minoritas.
“Kita akan tetap menjadi klub anggota, tetapi kita harus menciptakan anak perusahaan di mana 100.000 anggota Real Madrid akan selalu memegang kendali penuh,” tegasnya, seperti dikutip dari Associated Press.
Lebih lanjut, Perez menjelaskan bahwa kepemilikan investor tidak akan melebihi 10 persen dan hanya akan diberikan kepada pihak yang memiliki komitmen jangka panjang terhadap klub. Struktur baru ini juga akan memungkinkan klub untuk memberikan dividen kepada anggota, sebuah praktik yang saat ini dilarang oleh hukum.
Pro dan Kontra: Suara dari Tribun Santiago Bernabeu
Rencana Perez ini bagaikan petir yang menyambar, memicu reaksi beragam dari para penggemar. Sebagian melihatnya sebagai “penjualan” sebagian klub, terutama setelah beberapa perubahan aturan keanggotaan yang dianggap mengaburkan nilai-nilai tradisional Real Madrid.
David Garcia, mantan pemegang tiket musiman di Santiago Bernabeu, adalah salah satu suara kritis. Ia menyoroti ironi dalam pernyataan Perez yang sebelumnya berjanji untuk membatasi akses keanggotaan agar klub tetap menjadi milik “keluarga”.
“Perez kini melakukan hal yang bertolak belakang,” ujarnya kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa perubahan aturan keanggotaan dalam beberapa tahun terakhir telah “melemahkan karakter klub”.
Kritik senada juga datang dari Alejandro Dominguez, mantan wakil presiden Pena Veteran Real Madrid. Ia mempertanyakan urgensi membuka pintu bagi investor eksternal, terutama mengingat kondisi finansial klub yang sehat.
“Saya tidak mengerti mengapa kita membutuhkan lebih banyak uang padahal kita sudah menjadi klub terkaya di dunia,” kata Dominguez dengan nada heran.
Namun, di sisi lain, ada kelompok penggemar yang melihat rencana ini sebagai adaptasi yang wajar terhadap tuntutan zaman. Fernando Valdez dari La Gran Familia berpendapat bahwa selama investor hanya memiliki saham maksimal 10 persen, identitas klub tidak akan tergerus.
“Angka tersebut tidak ada apa-apanya dan tidak akan mengubah arah klub,” tegas Valdez, mencoba meredakan kekhawatiran.
Kontras dengan Model Inggris dan Amerika Serikat
Real Madrid, bersama dengan Barcelona, adalah dua dari sedikit klub Spanyol yang masih mempertahankan model kepemilikan berbasis socios. Struktur nirlaba ini mencegah investor tunggal menguasai klub dan memberikan manfaat pajak tertentu. Model ini sangat berbeda dengan yang diterapkan di Inggris atau Amerika Serikat, di mana klub seperti Manchester United dan Inter Miami dimiliki oleh individu atau perusahaan, bahkan diperdagangkan di bursa saham.
Para analis menilai bahwa perubahan yang diusulkan Perez akan membawa Real Madrid sedikit lebih dekat dengan rival-rival komersialnya, namun tetap dalam batasan yang menjamin kendali anggota. David Alvarez dari El Pais berpendapat bahwa reformasi ini bukanlah upaya untuk mengejar klub-klub dengan belanja masif seperti Manchester City.
Menurutnya, tujuan utama dari reformasi ini adalah pemberian dividen kepada anggota, bukan mengubah Real Madrid menjadi entitas komersial sepenuhnya. Ia menekankan bahwa klub harus menjual saham dalam jumlah yang jauh lebih besar jika ingin bersaing secara finansial dengan klub-klub yang dimiliki oleh konglomerat.
Siapa Saja Calon Investor?
Spekulasi mengenai calon investor pun mulai bermunculan. Media Spanyol menyebut nama Presiden Louis Vuitton, Bernard Arnault, sebagai salah satu kandidat potensial jika aturan baru ini disetujui. Arnault, yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia, memang kerap dikaitkan dengan ketertarikan terhadap industri olahraga elite.
Proposal Perez akan dibawa ke rapat umum luar biasa dalam waktu dekat. Jika disetujui, Real Madrid akan mencoba menggabungkan tradisi kepemilikan berbasis anggota dengan suntikan modal eksternal dalam skala terbatas. Sebuah eksperimen yang berpotensi mengubah lanskap sepak bola Spanyol.
Perez berulang kali menegaskan bahwa kendali klub tidak akan berpindah tangan. Ia meyakini bahwa reformasi ini bertujuan untuk melindungi klub dari “serangan eksternal dan internal” sekaligus memastikan stabilitas jangka panjang. Akankah para socios mempercayai visinya?
Ringkasan
Presiden Real Madrid, Florentino Perez, mengusulkan untuk membuka peluang investasi eksternal hingga 10% saham klub, yang memicu perdebatan di antara anggota klub. Perez berpendapat langkah ini penting untuk keberlanjutan klub di era sepak bola modern, namun menekankan bahwa Real Madrid akan tetap menjadi klub anggota dengan kendali penuh di tangan para socios. Struktur baru ini akan memungkinkan pemberian dividen kepada anggota, yang saat ini dilarang.
Rencana ini mendapat reaksi beragam, dengan sebagian penggemar khawatir akan identitas klub dan nilai-nilai tradisionalnya. Sebagian lainnya melihat ini sebagai adaptasi yang wajar, selama investor hanya memiliki saham minoritas. Usulan ini akan dibawa ke rapat umum luar biasa, dan jika disetujui, akan menjadi eksperimen menggabungkan tradisi kepemilikan anggota dengan suntikan modal eksternal terbatas.



