
mellydia.co.id Perdebatan abadi tentang siapa yang lebih hebat, Valentino Rossi atau Marc Marquez, kembali menghangat di kalangan penggemar MotoGP. Kali ini, giliran Andrea Iannone yang turut menyuarakan pendapatnya.

Andrea Iannone, sosok yang tak asing lagi di dunia MotoGP, memang lebih sering dikenal karena kontroversi yang menyelimutinya, ketimbang prestasi yang ia ukir di lintasan.
Pembalap berjuluk “The Maniac” ini pernah menjadi pahlawan bagi Ducati, mengakhiri penantian panjang selama enam tahun tanpa kemenangan di GP Austria.
Namun, kariernya kemudian mengalami pasang surut, terlebih setelah petualangannya bersama Suzuki, hingga akhirnya tersandung kasus doping saat membela Aprilia pada tahun 2020 dan berujung pada skorsing.
Perjalanan karier Iannone memang tak semulus Marc Marquez, meskipun keduanya sempat bersaing ketat di kelas Moto2 dan sama-sama menembus kerasnya persaingan di MotoGP pada tahun yang sama.
Bahkan, setelah keduanya bangkit dari keterpurukan dan kembali merasakan manisnya kemenangan di ajang balap tahun lalu, Iannone kini justru meninggalkan WorldSBK, sementara Marquez semakin menunjukkan dominasinya di MotoGP.
Marquez berhasil meraih gelar Juara Dunia, sebuah kisah kebangkitan yang luar biasa dalam sejarah MotoGP.
Sang juara kembali membuktikan dirinya yang terbaik setelah sempat diragukan karena cedera berkepanjangan dan kesulitan untuk bersaing di lintasan. Bahkan, sempat terbesit niat untuk pensiun.
Ketika dimintai pendapatnya mengenai pencapaian Marquez tersebut, Iannone tanpa ragu memuji “Si Semut” dari Cervera sebagai seorang juara yang hebat.
Marc Marquez Dipuji Setinggi Langit oleh Bos Ducati, Percikan Matanya Siratkan Kegigihan Luar Biasa
Kendati demikian, apakah Marquez pantas disebut sebagai pembalap terhebat sepanjang masa? Menurut Iannone, jawabannya adalah tidak, setidaknya jika dilihat dari kriteria yang ia tetapkan.
“Tidak ada yang meragukan talentanya, juga fakta bahwa dia adalah juara yang hebat dan sangat cepat,” ujarnya dalam siniar The BSMT by Gianluca Gazzoli.
“Namun, jika saya harus mengatakan bahwa dia adalah pembalap favorit saya, jawabannya adalah tidak.”
“Pembalap favorit saya adalah (Kevin) Schwantz, (Marco) Lucchinelli, para pembalap yang memiliki ‘sihir’, bukan hanya dalam berkendara, tetapi juga dalam sikap dan karisma,” imbuhnya.
Iannone kemudian membandingkan Marquez dengan rival abadinya, Valentino Rossi.
Menurutnya, Rossi memiliki karisma yang begitu kuat, sehingga dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.
“Anda akan langsung menyadarinya saat Valentino memasuki ruangan. Dia memiliki karisma yang besar dan menyebarkan energi yang spesial,” jelas Iannone.
“Marc memiliki talenta yang hebat, tetapi dia tidak memberikan saya perasaan yang sama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Iannone juga meyakini bahwa insiden “Sepang Clash” dengan Rossi telah mencoreng nama baik Marquez sebagai seorang pembalap.
“Tanpa diragukan lagi, itu menodainya. Di Italia, kita bisa melihat bahwa dia tidak begitu disukai dan sebagainya. Itu bukanlah peristiwa yang baik dalam dunia olahraga,” kata Iannone.
Seperti yang diketahui, Marquez dianggap menghalangi Rossi yang sedang berjuang untuk meraih gelar juara dunia dalam balapan di Malaysia.
Rossi terpancing emosinya hingga akhirnya melakukan manuver yang menyebabkan Marquez terjatuh.
“The Doctor” merasa frustrasi karena yakin bahwa rivalnya itu telah bermain-main dengannya sejak balapan sebelumnya di Australia.
Namun, tuduhan Rossi kurang kuat karena pada GP Australia, Marquez justru berhasil merebut posisi pertama dari Jorge Lorenzo, yang notabene adalah saingan utama Rossi dalam perburuan gelar.
Ironisnya, justru Iannone yang menjadi “biang kerok” dengan menyalip Rossi untuk merebut posisi ketiga di penghujung balapan.
Iannone mengakui bahwa ia sempat menerima amarah dari Rossi atas kejadian tersebut.
Ia memahami reaksi Rossi, tetapi juga membela diri dengan mengatakan bahwa ia berada di lintasan untuk meraih hasil yang terbaik.
“Di luar lintasan, saya berteman dengan siapa saja, tetapi saat balapan, tidak ada teman bagi saya,” tegas Iannone.
“Saya pikir itulah yang selalu membedakan saya, bahwa saya selalu berduel dengan bersih.”
“Saya bukanlah seseorang dengan kebiasaan buruk seperti yang dilakukan Marquez, yaitu ketika dia berada di sebelah Anda, dia selalu mendorong Anda sedikit keluar,” sindir Iannone.
“Akan tetapi, dia adalah juara yang hebat, Anda tidak bisa membantahnya, seseorang yang telah meraih sembilan gelar juara dunia.”
“Dia telah melalui banyak hal, menderita banyak hal, semua dilakukannya untuk kembali ke trek bersama Gresini.”
“Pada akhirnya, Anda tidak bisa berkata apa-apa.”
“Kalau Anda melihat dari sudut pandang olahraga, maka Anda mungkin akan menyukainya atau tidak menyukainya, dan itu adalah urusan lain,” pungkas Iannone.
Kecemasan Pesaing Marc Marquez, Enggan Terjebak Peningkatan Semu KTM
Ringkasan
Andrea Iannone, mantan pembalap MotoGP, memberikan pandangannya tentang perbandingan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi. Iannone mengakui talenta Marquez sebagai seorang juara, namun menyatakan bahwa Rossi memiliki karisma yang lebih kuat. Menurut Iannone, karisma Rossi begitu besar hingga dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya.
Iannone juga meyakini bahwa insiden “Sepang Clash” antara Marquez dan Rossi telah mencoreng nama baik Marquez. Ia berpendapat bahwa kejadian tersebut berdampak negatif pada citra Marquez, terutama di kalangan penggemar Italia. Iannone juga mengkritik gaya balap Marquez yang dianggapnya cenderung agresif dan suka mendorong pembalap lain keluar lintasan.



