Mellydia.co.id Mantan Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Datuk Seri Ridzuan Sheikh Ahmad, memperingatkan dampak serius kasus naturalisasi ilegal yang mencoreng citra Malaysia di mata dunia. Skandal ini berpotensi merusak reputasi sepak bola Malaysia secara global.
Pernyataan keras ini muncul menyusul dokumen sanksi resmi FIFA yang dikirimkan kepada FAM pada 18 November lalu. Datuk Seri Ridzuan Sheikh Ahmad menekankan bahwa konsekuensi dari kasus ini bisa sangat luas, terutama setelah FIFA secara terbuka menyatakan adanya indikasi tindak pidana dalam proses naturalisasi ilegal tujuh pemain Timnas Malaysia.
FIFA tidak main-main. Sekretariat FIFA telah menerima perintah untuk bertindak dan penyelidikan mendalam pun dimulai. Lebih lanjut, FIFA telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum di Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, dan tentu saja Malaysia, untuk mengungkap otak di balik praktik ilegal ini.
AFC Yakin Kasus Naturalisasi Ilegal Malaysia Bisa Selesai Sebelum April
“FIFA telah menegaskan bahwa pemalsuan dokumen merupakan tindak pidana di lima negara yang terlibat,” tegas Seri Ridzuan Sheikh Ahmad, seperti dikutip SuperBall.id dari Danviet.vn. Pernyataan ini menyoroti betapa seriusnya FIFA memandang kasus ini.
Meskipun kepolisian Malaysia sebelumnya menyatakan belum menemukan bukti pelanggaran, Seri Ridzuan Sheikh Ahmad mewanti-wanti bahwa temuan dari negara lain dapat memperburuk keadaan. “Jika keempat negara lainnya berhasil mengungkap bukti pelanggaran, itu akan menjadi tamparan keras bagi kita. Skornya 4-1. Bahkan dalam sepak bola, hasil itu menunjukkan Malaysia kalah telak,” ujarnya dengan nada getir.
Titik terang mulai muncul. Kepolisian Malaysia dilaporkan telah secara resmi membuka kembali penyelidikan kasus pemalsuan dokumen yang melibatkan tujuh pemain naturalisasi tersebut. Perkembangan ini menjadi angin segar di tengah badai yang menerpa sepak bola Malaysia.
Di sisi lain, Satees Muniandy, Sekretaris Jenderal Aliansi Hak Asasi Manusia Malaysia (URIMAI), yang merupakan saksi kunci dalam kasus ini, juga telah dihubungi oleh seorang petugas polisi di Kota Petaling Jaya. Ia diminta untuk memberikan dokumen dan pernyataan tambahan, mengindikasikan keseriusan penyelidikan yang sedang berlangsung.
Seri Ridzuan Sheikh Ahmad menilai bahwa tindakan badan investigasi Malaysia ini telah membuat para pejabat FAM kalang kabut. Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah: siapa sebenarnya dalang yang bertanggung jawab atas pemalsuan dokumen-dokumen ini? FAM masih berjuang untuk memberikan jawaban yang meyakinkan.
“Siapa pun bisa melakukan kesalahan, dan FAM harus mengakui kesalahan yang telah diperbuat oleh para pejabatnya,” tegas Seri Ridzuan Sheikh Ahmad. Ia menambahkan, “Oleh karena itu, FAM seharusnya menerima hukuman dengan lapang dada, alih-alih bersikap keras kepala.”
Lebih lanjut, ia mengingatkan FAM agar tidak meremehkan kekuatan FIFA. “Malaysia tidak bisa melawan FIFA, karena FIFA memiliki kekuatan yang jauh lebih besar. Mereka memiliki akses ke data di mana-mana,” katanya.
Seri Ridzuan Sheikh Ahmad juga memperingatkan risiko yang lebih besar jika FAM membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). “Jika FAM masih membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), Malaysia akan semakin malu. Lebih serius lagi, di mata rekan-rekan internasional, Malaysia akan menjadi bahan tertawaan,” ungkapnya dengan nada prihatin.
“Hukuman selanjutnya yang dijatuhkan FIFA akan membuat FAM semakin terpuruk,” pungkasnya.
Dalam dokumen yang dikirimkan FIFA kepada FAM pada 18 November, dua nama agen sepak bola, Frederico Moraes dan Nicolas Puppo, juga disebut-sebut. Menurut FIFA, keduanya diduga terlibat dalam kasus naturalisasi ilegal ini, dan polisi perlu mengklarifikasi peran mereka.
Identitas Frederico Moraes dan Nicolas Puppo langsung menjadi sorotan di kalangan penggemar sepak bola Malaysia, karena nama mereka relatif asing di Asia Tenggara. Menurut laporan Kosmos, keduanya adalah tokoh yang cukup berpengaruh dalam dunia sepak bola di Amerika Selatan.
Frederico Moraes saat ini menjabat sebagai CEO Pro Manager Sports & Marketing Company. Ia juga merupakan perwakilan dari sejumlah pemain top Eropa yang bermain untuk tim nasional Brasil, seperti Joao Pedro (Chelsea) dan Savinho (Man City). Menariknya, Joao Figueiredo, penyerang naturalisasi Malaysia yang baru-baru ini dijatuhi sanksi oleh FIFA, juga diwakili oleh Frederico Moraes.
Sementara itu, Nicolas Puppo bekerja di Elite Sports Management. Meskipun tidak sebesar perusahaan milik Frederico Moraes, Elite Sports Management juga cukup aktif di Amerika Selatan, mewakili sejumlah pemain dari Argentina, Venezuela, Kolombia, dan Cile.
Ringkasan
Mantan Wakil Presiden FAM, Datuk Seri Ridzuan Sheikh Ahmad, memperingatkan Malaysia tentang potensi sanksi FIFA terkait kasus naturalisasi ilegal. FIFA telah mengirimkan dokumen resmi kepada FAM dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum di beberapa negara untuk mengungkap tindak pidana ini. FIFA menegaskan bahwa pemalsuan dokumen merupakan tindak pidana dan penyelidikan mendalam sedang dilakukan.
Kepolisian Malaysia telah membuka kembali penyelidikan kasus ini dan meminta keterangan tambahan dari saksi kunci. Datuk Seri Ridzuan Sheikh Ahmad juga mengingatkan FAM untuk tidak meremehkan kekuatan FIFA dan tidak membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), karena hal tersebut dapat memperburuk keadaan dan membuat Malaysia menjadi bahan tertawaan. Dua agen sepak bola, Frederico Moraes dan Nicolas Puppo, juga disebut-sebut dalam dokumen FIFA terkait kasus ini.



