Perjalanan Tim Nasional Wanita Indonesia di ajang ASEAN Women’s Championship atau Piala AFF Wanita 2025 telah resmi berakhir dengan catatan yang mengecewakan. Di laga penutup fase grup, Garuda Pertiwi hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Kamboja di Viet Tri Stadium, Vietnam, Selasa (12/8) malam WIB.
Hasil ini sungguh mengecewakan, mengingat secara peringkat FIFA, Indonesia yang menduduki posisi 106 seharusnya mampu mengatasi Kamboja yang berada di peringkat 118. Terlebih, timnas juga gagal mengulang dominasinya seperti saat menaklukkan Kamboja 3-1 di final AFF Women’s Cup 2024.
Namun, hasil imbang kontra Kamboja ini hanyalah puncak gunung es dari serangkaian performa buruk yang ditunjukkan oleh skuad besutan Joko Susilo sepanjang turnamen. Datang dengan label juara AFF Women’s Cup (turnamen kualifikasi), Timnas Wanita Indonesia justru gagal total memperlihatkan kapasitas sejatinya di panggung resmi.
Berbagai aspek menjadi sorotan utama dalam catatan evaluasi komprehensif ini, mulai dari rapuhnya lini pertahanan, tumpulnya lini serang, hingga minimnya variasi strategi dari pelatih. Berikut adalah ulasan mendalam yang dihimpun oleh kumparanBOLANITA.
1. Gawang yang Keropos
Dari total tiga pertandingan yang dimainkan, gawang Timnas Wanita Indonesia kebobolan hingga 15 gol. Penjaga gawang Laita Roati dijebol 14 kali dalam dua laga awal kontra Thailand dan Vietnam, sementara Indri Yulianti kebobolan sekali saat menghadapi Kamboja. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai tim dengan rekor kebobolan terburuk di Piala AFF Wanita 2025, setidaknya hingga berakhirnya pertandingan Grup A pada Selasa (12/8).
2. Lini Depan yang Tumpul
Berbanding terbalik dengan banyaknya gol yang bersarang di gawang sendiri, Timnas Wanita Indonesia hanya mampu mencetak satu gol saja sepanjang turnamen. Gol semata wayang tersebut pun baru tercipta di menit-menit akhir pertandingan terakhir melawan Kamboja. Minimnya produktivitas ini disebabkan oleh beragam faktor, salah satunya adalah pola permainan yang diterapkan oleh Joko Susilo tidak berjalan efektif di lapangan. Dalam dua laga pembuka saja, Indonesia bahkan hanya mampu mencatatkan satu tembakan tepat sasaran, yakni saat melawan Vietnam. Selanjutnya, strategi serangan balik yang diandalkan saat menghadapi Kamboja juga gagal dieksekusi dengan baik oleh para penyerang, menghasilkan catatan gol yang sangat minim.
3. Strategi Pelatih yang Monoton
Sepanjang turnamen, strategi yang diterapkan oleh pelatih Joko Susilo terlihat monoton dan kurang responsif terhadap pola permainan lawan. Saat menghadapi tim-tim kuat seperti Thailand dan Vietnam, Indonesia justru beberapa kali bermain secara terbuka, yang berakibat fatal karena barisan pertahanan mudah dieksploitasi lawan. Dalam dua laga awal, Garuda Pertiwi juga cenderung minim melakukan tekanan ketat (pressing) terhadap lawan. Padahal, pressing dengan intensitas tinggi bisa menjadi kunci untuk meredam serangan lawan ke gawang Indonesia.
4. Juru Kunci Grup
Hasil imbang kontra Kamboja memantapkan posisi Indonesia sebagai juru kunci Grup A di akhir turnamen. Meski perolehan poin Indonesia dan Kamboja sama di papan klasemen, Kamboja unggul dalam selisih gol, membuat mereka finis di posisi ketiga. Kegagalan ini mengulang capaian buruk pada edisi 2022 lalu, di mana Indonesia juga terbenam sebagai juru kunci Grup A dengan hanya mengumpulkan satu poin.
Ringkasan
Tim Nasional Wanita Indonesia tampil mengecewakan di Piala AFF Wanita 2025, hanya mampu bermain imbang melawan Kamboja dan menjadi juru kunci grup. Performa buruk ini menyoroti rapuhnya lini pertahanan yang kebobolan 15 gol, serta tumpulnya lini serang yang hanya mencetak satu gol sepanjang turnamen.
Selain itu, strategi pelatih Joko Susilo dinilai monoton dan kurang responsif terhadap lawan. Kegagalan ini mengulang hasil buruk di edisi 2022, menunjukkan perlunya evaluasi komprehensif terhadap tim dan strategi yang diterapkan.