mellydia.co.id Harga mahal yang harus dibayar pemain asal Argentina usai terlibat skandal naturalisasi Malaysia, kini mengemis untuk bisa bermain lagi.
Imanol Machuca, seorang pemain sepak bola asal Argentina, kini menghadapi kenyataan pahit akibat pusaran skandal naturalisasi palsu yang melibatkan Timnas Malaysia. Namanya tercoreng, kariernya terancam, dan mimpi-mimpinya seolah sirna ditelan bumi.
FIFA telah menjatuhkan sanksi berat kepada Machuca: larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama satu tahun, terhitung sejak September 2025. Sanksi ini menjadi harga yang sangat mahal, konsekuensi dari keterlibatannya dalam praktik pemalsuan dokumen naturalisasi di Malaysia.
Keputusan untuk menjadi warga negara Malaysia dan bergabung dengan skuad Harimau Malaya, yang awalnya tampak seperti kesempatan emas, justru menjadi titik balik yang menghancurkan kariernya. Penyesalan mungkin menghantuinya kini.
Meskipun Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dikabarkan tengah berupaya memulihkan statusnya, Machuca tampaknya sudah antipati terhadap Malaysia. Ia memilih untuk kembali ke Argentina, negara asalnya, dan bertekad menata kembali kariernya setelah masa hukuman berakhir.
Namun, perjalanan Machuca tidak akan mudah. Ia harus berjuang keras menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima. Bahkan, ia telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk: memulai kembali kariernya dari liga amatir di Argentina.
Sekjen AFC: Malaysia Tidak Niat Menangani Skandal Naturalisasi, Bikin FIFA Bingung!
Skandal naturalisasi di Malaysia menjadi mimpi buruk yang membuatnya stres, dan hal ini juga dialami oleh pemain lain yang terlibat. Tekanan dan ketidakpastian menghantui mereka.
“Jika tidak ada klub yang menginginkan saya setelah masa skorsing berakhir, saya siap kembali ke Liga 4 Argentina,” ungkap Imanol Machuca dengan nada pasrah.
“Yang terpenting bagi saya adalah bisa bermain dan menjaga performa,” lanjutnya, menunjukkan tekadnya untuk tetap berkecimpung di dunia sepak bola, meskipun harus memulai dari bawah.
Sebelum skandal ini mencuat, Machuca adalah salah satu pemain bintang Timnas Malaysia. Namun, statusnya sebagai pemain naturalisasi ilegal memaksanya untuk meninggalkan dunia sepak bola dan menghadapi tantangan berat untuk memulai kembali dari titik nol.
Klub lamanya, Velez Sarsfield, sebenarnya bersedia membayar gajinya selama masa skorsing. Namun, Machuca lebih memilih untuk kembali ke El Porvenir, klub yang berkompetisi di kasta keempat Liga Argentina, dengan harapan dapat memulihkan semangat kompetitifnya.
Kisah Imanol Machuca menjadi pengingat yang pahit tentang dampak buruk naturalisasi ilegal terhadap karier seorang pemain sepak bola. Sebuah pelajaran berharga bagi siapa pun yang tergoda untuk mengambil jalan pintas.
Lihat Malaysia di Atas Angin, Vietnam Mau Susul Timnas Indonesia Lewat Jalur Prestasi
Sementara itu, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) masih bertekad untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Internasional (CAS). Mereka berdalih bahwa langkah ini merupakan komitmen untuk memperjuangkan hak-hak pemain yang memenuhi syarat untuk mewakili Malaysia.
FAM juga mengklaim bahwa tindakan mereka diambil secara profesional, transparan, dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
“FAM tetap berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak semua pemain yang memenuhi syarat untuk mewakili negara,” demikian bunyi pernyataan resmi dari FAM.
“Dan akan memastikan bahwa setiap tindakan diambil secara profesional, transparan, dan sesuai dengan jalur hukum yang berlaku,” tutup pernyataan tersebut.
Ringkasan
Pemain Argentina, Imanol Machuca, terjerat skandal naturalisasi palsu di Malaysia dan dijatuhi sanksi larangan bermain sepak bola selama satu tahun oleh FIFA. Kariernya terancam akibat skandal ini, meskipun Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berusaha memulihkan statusnya.
Machuca memilih kembali ke Argentina dan bersiap menata ulang kariernya, bahkan mempertimbangkan bermain di liga amatir jika tidak ada klub yang berminat setelah masa skorsingnya berakhir. Klub lamanya bersedia membayar gajinya selama skorsing, namun ia memilih bermain di klub kasta keempat Liga Argentina demi memulihkan semangat kompetitifnya.



