Olahraga Berlebihan Bikin Otak Cepat Tua? Ini Kata Sains!

Posted on

mellydia.co.id – Selama ini, olahraga telah diakui sebagai fondasi penting bagi gaya hidup sehat dan pencegahan berbagai penyakit. Namun, sebuah penelitian terbaru menghadirkan perspektif menarik, menunjukkan bahwa dalam konteks kesehatan otak, prinsip “lebih banyak belum tentu lebih baik” ternyata berlaku.

Studi inovatif yang dilaporkan oleh Health Data Science ini dipimpin oleh Associate Professor Chenjie Xu dari School of Public Health di Hangzhou Normal University. Bekerja sama dengan Tianjin University of Traditional Chinese Medicine dan Tianjin Medical University, tim peneliti mengungkap bahwa justru aktivitas fisik dalam kadar sedang lah yang memberikan manfaat paling optimal bagi proses penuaan otak.

Penelitian komprehensif ini memanfaatkan data dari 16.972 partisipan dalam UK Biobank, sebuah basis data biomedis berskala besar. Setiap peserta dipantau secara cermat aktivitas fisiknya selama tujuh hari penuh menggunakan akselerometer yang dipasang di pergelangan tangan, merekam setiap gerakan mereka.

Data aktivitas fisik tersebut kemudian dianalisis secara mendalam dan dibandingkan dengan hasil pemindaian MRI otak para partisipan. Dengan memanfaatkan model machine learning canggih bernama LightGBM, peneliti mampu memperkirakan “usia otak” setiap individu dan menganalisis hubungan korelasinya dengan berbagai tingkat aktivitas fisik yang mereka lakukan.

Tak Perlu ke Gym, Aktivitas Sehari-hari Bisa Bikin Otak 4 Tahun Lebih Muda

Hasilnya membentuk pola yang menarik, menyerupai huruf U. Ini berarti, baik partisipan yang terlalu sedikit berolahraga maupun mereka yang berolahraga dengan intensitas terlalu berat, cenderung menunjukkan percepatan pada penuaan otak mereka. Sebaliknya, partisipan dengan tingkat aktivitas fisik moderat—baik itu intensitas sedang (MPA) maupun intensitas berat (VPA) dalam kadar yang tidak berlebihan—terkait erat dengan kondisi otak yang tampak lebih “muda” dari usia biologis kronologisnya.

Xu menjelaskan bahwa penurunan “brain age gap”, atau selisih antara usia otak yang diprediksi dan usia kronologis seseorang, tidak hanya menunjukkan dampak positif pada fungsi kognitif seperti kecepatan reaksi, tetapi juga signifikan dalam menurunkan risiko gangguan otak yang serius seperti demensia dan depresi. Secara anatomi, otak mereka yang beraktivitas fisik moderat juga menunjukkan volume yang lebih terjaga pada bagian cingulate cortex, caudate nuclei, dan putamen, serta kerusakan yang lebih minimal pada jaringan putih otak.

Mengungkap Sisi Tersembunyi dari Orang Paling Optimis: Mengapa Mereka Selalu Terlambat dan Apa Hubungannya dengan Cara Otak Memproses Waktu

“Temuan kami tidak hanya mengonfirmasi adanya hubungan non-linear antara aktivitas fisik dan penuaan otak, tetapi juga memberikan pesan yang sangat praktis: olahraga itu penting, namun kuncinya adalah moderasi,” ujar Xu, seperti dikutip dari Health Data Science. Pernyataan ini menegaskan kembali pentingnya keseimbangan dalam upaya menjaga kesehatan otak jangka panjang.

Melihat ke depan, tim peneliti berencana untuk mengembangkan kerangka penuaan multi-skala yang akan memasukkan faktor-faktor lain seperti kualitas tidur, perilaku sedentari, data pencitraan otak yang lebih mendalam, hingga analisis genetika dan protein. Harapannya, studi jangka panjang ini dapat memetakan intervensi perilaku yang benar-benar efektif dan berkelanjutan untuk memperlambat proses penuaan otak, memberikan panduan yang lebih akurat bagi masyarakat.

Ringkasan

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang lebih bermanfaat untuk kesehatan otak dibandingkan olahraga berlebihan. Penelitian yang menggunakan data dari UK Biobank menemukan bahwa partisipan dengan aktivitas fisik moderat menunjukkan kondisi otak yang lebih muda dibandingkan usia biologis mereka. Sebaliknya, baik kurang olahraga maupun olahraga berlebihan dikaitkan dengan percepatan penuaan otak.

Aktivitas fisik moderat dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan otak seperti demensia dan depresi, serta volume otak yang lebih terjaga pada area tertentu. Temuan ini menekankan pentingnya moderasi dalam berolahraga untuk menjaga kesehatan otak jangka panjang. Penelitian lanjutan akan mempertimbangkan faktor lain seperti kualitas tidur dan genetika untuk mengembangkan intervensi perilaku yang lebih efektif dalam memperlambat penuaan otak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *