Wall Street Lesu: Indeks S&P 500 Melemah untuk Hari Keempat Berturut-turut

Posted on

mellydia.co.id  NEW YORK. Wall Street mengakhiri sesi perdagangan dengan pelemahan signifikan, mencatatkan penurunan untuk indeks S&P 500 selama empat hari berturut-turut. Sentimen pasar terpukul keras oleh kekhawatiran seputar valuasi tinggi yang menyelimuti saham-saham teknologi raksasa, serta proyeksi mengecewakan yang menekan kinerja Home Depot.

Pada penutupan perdagangan Selasa (18/11/2025), Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun 498,56 poin atau 1,07% menjadi 46.091,68. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 55,08 poin atau 0,83% ke level 6.617,33, dan Nasdaq Composite juga tak luput dari koreksi, merosot 275,23 poin atau 1,21% menjadi 22.432,85. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan investor.

Fokus utama pasar saat ini tertuju pada laporan kuartalan dari Nvidia, perusahaan pemimpin pasar di sektor kecerdasan buatan (AI), yang dijadwalkan rilis setelah bel penutupan perdagangan pada Rabu (19/11/2025). Meskipun musim laporan keuangan di AS akan segera berakhir, hasil dari Nvidia akan diawasi secara ketat oleh para investor yang mulai cemas terhadap keuntungan pasar yang sangat terkait dengan antusiasme terhadap AI. Kekhawatiran ini sudah mulai terasa, terbukti dari pelemahan saham Nvidia pada sesi perdagangan hari ini.

Di sisi lain, laporan pekerjaan AS untuk bulan September, yang tertunda akibat penutupan pemerintah yang panjang, akan dirilis pada hari Kamis. Rilis data penting ini datang setelah beberapa survei pasar swasta sebelumnya telah mengindikasikan adanya perlambatan atau pendinginan pada pasar tenaga kerja. Kondisi ini diperkuat oleh data terbaru pada hari Selasa yang menunjukkan lonjakan signifikan pada jumlah warga Amerika yang menerima tunjangan pengangguran antara pertengahan September dan pertengahan Oktober, menandakan potensi tekanan ekonomi yang lebih luas.

Secara spesifik, saham Home Depot mengalami penurunan tajam setelah jaringan perbaikan rumah raksasa tersebut menyampaikan proyeksi laba setahun penuh yang jauh dari ekspektasi dan gagal memenuhi estimasi pendapatan kuartalan. Kinerja yang mengecewakan dari perusahaan sebesar Home Depot turut memperburuk suasana negatif di pasar saham.

Menariknya, di luar kasus Home Depot, sebagian besar pendapatan perusahaan untuk periode pelaporan ini justru menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan awal. Menurut data terbaru LSEG, pertumbuhan pendapatan tahunan untuk S&P 500 saat ini mencapai angka 16,9%, jauh melampaui proyeksi awal 8,8% yang diperkirakan pada awal Oktober. Fenomena ini menciptakan paradoks antara kinerja fundamental perusahaan yang kuat dan sentimen pasar yang lesu.

Marta Norton, kepala strategi investasi di Empower, penyedia layanan pensiun dan kekayaan, mengomentari situasi ini, “Anda mengalami koreksi sentimen yang masif selama periode di mana pendapatan mungkin melampaui ekspektasi bullish, namun, masih ada begitu banyak ketakutan yang beredar di pasar.” Pernyataannya menyoroti adanya jurang antara data ekonomi yang positif dan rasa ketidakpastian yang masih menghantui para investor.

Adapun pemicu utama penurunan saham-saham AS belakangan ini adalah akumulasi kekhawatiran terhadap valuasi tinggi yang tidak berkelanjutan serta menurunnya ekspektasi akan adanya pemotongan suku bunga pada bulan Desember. Gabungan faktor-faktor ini menyebabkan S&P 500 tergelincir dari level tertingginya yang dicapai pada bulan Oktober.

Sebagai indikator teknis yang penting, baik S&P 500 maupun Nasdaq ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari mereka pada hari Senin. Ini adalah kali pertama sejak akhir April, sebuah sinyal yang secara historis sering diartikan sebagai potensi berlanjutnya tren penurunan di pasar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *