
Fabio Di Giannantonio berhasil meraih podium ketiga pada balapan utama MotoGP Valencia 2025 yang berlangsung Minggu (16/11/2025). Sebuah pencapaian impresif bagi pembalap yang akrab disapa Diggia ini, menjadikannya penunggang Ducati dengan performa terbaik di seri tersebut. Namun, di balik keberhasilan anak buah Valentino Rossi di Pertamina Enduro VR46 Racing Team ini, tersimpan sebuah ambisi besar yang sayangnya tidak terealisasi.
Diggia mengungkapkan bahwa target awalnya di MotoGP Valencia bukanlah sekadar podium, melainkan kemenangan. Harapan untuk meraih gelar juara pada balapan penutup musim ini begitu menggebu. Namun, realitas di lintasan dengan cepat membuyarkan mimpinya, memaksa pembalap berani ini untuk mengubah strategi di tengah balapan yang intens.
“Jujur saja, saya sebenarnya ingin menang pada hari ini,” ungkap Di Giannantonio, jujur mengenai ambisi awalnya. “Start yang saya lakukan sudah sangat bagus, tetapi saya kemudian tertampar keadaan bahwa pace pembalap yang ada di depan saya sangatlah tinggi. Sejak awal, saya tidak bisa bersaing untuk menjadi juara. Oleh karena itu, target saya pun berubah. Saya berusaha untuk menghemat dan melakukan serangan pada akhir-akhir balapan,” jelasnya, menyoroti adaptasi strategisnya dalam mengelola ban dan melancarkan serangan di momen krusial.
Balapan di Valencia ini sekaligus menandai berakhirnya Musim MotoGP 2025, sebuah periode yang dinilai Diggia sangat spesial baginya. Meskipun performanya sepanjang tahun tidak selalu konsisten atau memetik hasil terbaik, kehangatan dan dukungan tanpa henti dari tim Valentino Rossi benar-benar memberikan pengalaman istimewa yang tak ternilai harganya bagi pembalap bernomor start 49 tersebut.
“Tidak diragukan lagi, ini adalah musim yang spesial,” ujarnya dengan nada penuh makna. “Musim ini berjalan seperti rollercoaster, hasilnya akan jauh lebih baik andai saya bisa mengamankan dua podium lagi. Mengesampingkan hal itu, saya sangat senang atas kinerja tim. Mereka tidak pernah memberikan saya dukungan yang dingin,” sambung Diggia, memuji etos dan semangat kebersamaan dalam tim VR46 Racing Team.
Menatap Musim MotoGP 2026, Di Giannantonio dipastikan masih akan membela panji VR46 dan menunggangi motor Ducati. Namun, ada satu hal yang kini menjadi kekhawatirannya. Dengan regulasi baru yang akan membekukan pengembangan motor pada tahun 2026, Diggia merasa bahwa potensi Ducati untuk terus berkembang sudah mencapai batasnya, sebuah tantangan signifikan bagi tim dan para pembalap.
“Berkaca dari regulasi dan pengembangan yang pada 2026 besok bakal dibekukan, maka Ducati sudah hampir mentok,” tukasnya, menyuarakan kekhawatiran tentang batasan inovasi. “Sulit untuk mengembangkan Ducati lebih jauh lagi. Harapan saya adalah kami punya waktu sebelum Aprilia semakin berkembang,” imbuh Diggia, menyoroti persaingan sengit dan pentingnya setiap detail dalam upaya mempertahankan daya saing di puncak balap motor dunia.



