JAKARTA. Nilai tukar Rupiah di pasar spot menunjukkan tren pelemahan, ditutup pada level Rp 16.736 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Senin (17/11/2025). Angka ini menandai penurunan tipis sebesar 0,17% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu yang berada di Rp 16.707 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar Rupiah ini sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia lainnya yang juga melemah terhadap dolar AS sore ini. Di antara yang terkoreksi paling dalam adalah Ringgit Malaysia yang mencatat pelemahan signifikan 0,46%. Disusul oleh Won Korea yang turun 0,36%, kemudian Rupiah dengan 0,17%, Dolar Singapura 0,16%, Yen Jepang 0,10%, Yuan China 0,08%, dan Dolar Taiwan 0,06%.
Namun, di tengah tekanan tersebut, beberapa mata uang Asia justru mampu menunjukkan penguatan. Peso Filipina berhasil menguat 0,22%, diikuti Rupee India yang naik 0,09%, Baht Thailand menguat 0,07%, dan Dolar Hong Kong mencatat kenaikan tipis 0,01% terhadap dolar AS. Ini menunjukkan dinamika pasar yang beragam di kawasan Asia.
Kekuatan dolar AS yang menekan mata uang Asia juga terefleksi pada pergerakan indeks dolar. Indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini tercatat di angka 99,32, mengalami kenaikan dari posisi akhir pekan lalu yang ada di 99,29. Penguatan indeks ini semakin menegaskan dominasi dolar AS di pasar global.
Ringkasan
Pada hari Senin, 17 November 2025, nilai tukar Rupiah melemah ke Rp 16.736 per dolar AS, turun 0,17% dibandingkan penutupan akhir pekan sebelumnya. Pelemahan ini sejalan dengan tren mayoritas mata uang Asia yang juga terkoreksi terhadap dolar AS, di mana Ringgit Malaysia mengalami penurunan paling signifikan.
Meskipun demikian, beberapa mata uang Asia seperti Peso Filipina, Rupee India, Baht Thailand, dan Dolar Hong Kong justru menguat terhadap dolar AS. Penguatan dolar AS juga tercermin pada indeks dolar yang naik menjadi 99,32, menegaskan dominasinya di pasar global.
