IHSG Cetak Rekor! Market Cap Tertinggi di ASEAN, Lampaui Thailand

Posted on

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak sejarah dengan mencapai rekor kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang masa. Pada penutupan perdagangan Selasa (12/8), kapitalisasi pasar IHSG sukses menembus angka Rp 14.103 triliun. Pencapaian fantastis ini menggeser rekor sebelumnya yang tercatat pada Senin (11/8) sebesar Rp 13.703 triliun. Lonjakan kapitalisasi pasar ini sejalan dengan derasnya aliran dana investor asing yang mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 849,85 miliar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan bahwa saat kapitalisasi pasar IHSG menyentuh level Rp 13.701 triliun pada 29 Juli 2025, bursa domestik berhasil menempati peringkat ke-17 tertinggi secara global. Ambisi BEI tidak berhenti di situ; targetnya, kapitalisasi pasar saham Indonesia dapat masuk 10 besar bursa global pada rentang tahun 2029–2030. Untuk mencapai target ambisius Rp 20.000 triliun pada 2029, BEI menargetkan jumlah perusahaan tercatat mencapai 1.200 emiten dengan likuiditas harian sebesar Rp 20 triliun.

Di tingkat regional, data ASEAN Exchange menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar BEI menjadi yang tertinggi di kawasan, dengan nilai mencapai US$ 750,31 miliar. Angka ini jauh melampaui kapitalisasi pasar saham Singapura yang tercatat US$ 694,05 miliar, menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar modal terkemuka di Asia Tenggara.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengidentifikasi beberapa faktor pendorong di balik peningkatan kapitalisasi pasar saham Tanah Air. Kinerja fundamental emiten yang solid dengan pertumbuhan laba bersih yang impresif, neraca keuangan yang kuat, serta regulasi dan insentif yang pro-pasar menjadi angin segar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Nico menekankan bahwa besarnya kapitalisasi pasar saham Indonesia merupakan pertimbangan utama bagi investor global dalam menempatkan modalnya, di mana dana asing cenderung mengalir ke perusahaan-perusahaan besar dengan kinerja positif. Ia juga berharap momentum ini tidak hanya berpusat pada saham berkapitalisasi besar, tetapi juga merambah emiten lain yang berpotensi menjadi “big caps.”

Fath Aliansyah Budiman, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, menyoroti bahwa motor penggerak kapitalisasi pasar IHSG saat ini terbagi menjadi saham-saham blue chips dan saham-saham konglomerasi. Deretan 10 besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kini didominasi oleh saham-saham konglomerat. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memimpin dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.217 triliun, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan Rp 1.080 triliun, serta PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) masing-masing dengan Rp 774 triliun dan Rp 663 triliun. Uniknya, saham-saham blue chips saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang relatif murah, sementara saham konglomerasi memegang bobot yang signifikan terhadap IHSG berkat kapitalisasi pasarnya yang masif.

Dari sisi makroekonomi, Fath menambahkan bahwa potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dapat memicu aliran dana masuk ke saham-saham, khususnya blue chips. Lebih lanjut, masuknya saham-saham konglomerasi seperti DSSA, CUAN, dan PTRO ke dalam indeks MSCI memberikan sinyal positif akan potensi saham konglomerasi lainnya untuk menyusul. Ia memproyeksikan bahwa IHSG dan kapitalisasi pasarnya masih memiliki potensi untuk terus menguat, mengingat dalam waktu dekat akan memasuki musim pembagian dividen interim, di mana banyak emiten big caps yang dikenal loyal dalam membagikan dividen. “Saham konglomerasi berpotensi melanjutkan momentum positifnya dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pergerakan IHSG. Melihat hal ini, IHSG seharusnya masih berpotensi melanjutkan tren positifnya,” tegas Fath.

Mengakhiri analisanya, Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pilihan dari jajaran emiten big caps, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Ringkasan

IHSG mencetak rekor kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang masa, menembus Rp 14.103 triliun, melampaui rekor sebelumnya dan menempatkan BEI sebagai yang teratas di ASEAN dengan nilai US$ 750,31 miliar. Kenaikan ini didorong oleh aliran dana investor asing dan kinerja fundamental emiten yang solid. BEI menargetkan kapitalisasi pasar Indonesia masuk 10 besar global pada 2029-2030, dengan target Rp 20.000 triliun dan 1.200 emiten.

Kenaikan kapitalisasi pasar IHSG didorong oleh saham blue chips dan konglomerasi, dengan BREN, BBCA, TPIA, dan DCII memimpin. Analis melihat potensi penguatan IHSG lebih lanjut dengan potensi penurunan suku bunga AS dan musim dividen interim, serta merekomendasikan saham BBCA, BBRI, BMRI, dan TLKM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *