
Pergerakan modal asing di pasar domestik menunjukkan dinamika yang signifikan. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya arus keluar modal asing sebesar Rp 3,79 triliun dari pasar domestik selama periode 10-13 November 2025. Angka ini menjadi sorotan utama dalam stabilitas finansial pekan ini.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan lebih lanjut mengenai rincian transaksi tersebut. Menurutnya, investor nonresiden membukukan beli neto sebesar Rp 3,93 triliun di pasar saham. Namun, pembelian ini diimbangi oleh jual neto yang lebih besar di instrumen lain, yaitu sebesar Rp 6,33 triliun di Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 1,39 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang kemudian menghasilkan total arus keluar neto yang tercatat.
Meskipun demikian, terdapat indikasi positif terkait persepsi risiko Indonesia. BI juga melaporkan penurunan premi credit default swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun. Per 13 November 2025, premi CDS tercatat sebesar 73,51 bps, menurun dari posisi 76,05 bps pada 7 November 2025. Penurunan ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi dan fiskal Indonesia.
Secara kumulatif sepanjang tahun, tren jual neto oleh nonresiden masih mendominasi hingga 13 November 2025. Di pasar saham, jual neto tercatat mencapai Rp 37,24 triliun. Angka jual neto yang lebih besar terlihat di pasar SBN dengan Rp 6,45 triliun, dan yang paling substansial adalah di SRBI yang mencapai Rp 140,40 triliun. Data ini menggarisbawahi posisi investor asing yang cenderung melepas kepemilikan aset di Indonesia sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, kondisi pasar saham domestik, yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menunjukkan pelemahan tipis. IHSG ditutup pada level 8.370,4 pada Jumat, 14 November 2025, melemah 0,29 persen dari level 8.394,59 pada pekan sebelumnya. Kendati demikian, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap stabil di level Rp 15.316 triliun, sama dengan pekan sebelumnya.
Di sisi lain, aktivitas perdagangan di BEI justru melonjak signifikan. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Kautsar Primadi Nurahmad, mengungkapkan bahwa rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat tajam sebesar 99,35 persen menjadi 53,95 miliar lembar saham, dari 27,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Peningkatan juga terlihat pada rata-rata nilai transaksi harian yang naik 33,04 persen menjadi Rp 23,34 triliun dari Rp 17,54 triliun, serta rata-rata frekuensi transaksi harian yang tumbuh 24,84 persen menjadi 2,7 juta kali transaksi dari 2,16 juta kali transaksi pada pekan lalu. Hal ini menunjukkan minat dan partisipasi investor domestik yang kuat meskipun terjadi dinamika arus modal asing.
Pilihan Editor: Maju-Mundur Redenominasi Rupiah



