
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, baru-baru ini menggelar pertemuan strategis dengan lima pemimpin perusahaan terkemuka dari sektor kesehatan dan industri pengolahan Australia. Pertemuan penting ini berlangsung di Sydney pada Rabu (11/11), ketika Rosan mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan yang sarat makna.
Para delegasi bisnis yang hadir antara lain Glenn Keys, Founder sekaligus Executive Chair Aspen Medical; Stephen Wilmot, Chairman Pure Battery Technologies (PBT); David Paton, Director Managed Investment AAM Investment Group; Matthew Boyall, CEO Cue Energy Resources; serta Chris Shepherd, CFO Nickel Industries Ltd. Kehadiran mereka menegaskan besarnya minat dan potensi kolaborasi lintas sektor antara kedua negara.
Dalam forum diskusi yang intensif, para pimpinan perusahaan Australia menyampaikan visi investasi strategis yang ambisius di berbagai sektor unggulan. Sektor-sektor yang menjadi fokus utama meliputi kesehatan, hilirisasi industri, agrikultur, serta minyak dan gas, menunjukkan keragaman peluang yang diminati oleh investor asing. Rincian rencana investasi tersebut adalah:
- Aspen Medical secara serius menjajaki peluang investasi kolosal senilai US$ 1 miliar untuk proyek pembangunan kembali Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Samarinda, sebuah inisiatif yang berpotensi signifikan bagi peningkatan layanan kesehatan daerah.
- Pure Battery Technologies (PBT) merencanakan investasi substansial sebesar US$ 350 juta di Batang Industrial Park. Investasi ini diarahkan untuk pengembangan material katoda, menunjukkan komitmen terhadap hilirisasi industri strategis di Indonesia.
- AAM Investment Group berencana mengembangkan peternakan sapi di Lampung, sembari aktif berkontribusi dalam program pelatihan tenaga kerja di bawah payung perjanjian Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
- Di sektor energi, Cue Energy Resources berkomitmen untuk menambah investasinya pada proyek-proyek minyak dan gas, menandakan kepercayaan terhadap potensi sumber daya energi Indonesia.
- Nickel Industries Ltd berencana memperluas fasilitas pengolahan nikelnya di Indonesia, memperkuat posisi negara ini sebagai pemain kunci dalam rantai pasok nikel global.
Menanggapi antusiasme investasi tersebut, Menteri Rosan juga menjelaskan mengenai regulasi terbaru, yakni Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2025. Aturan baru ini dirancang untuk menyederhanakan proses perizinan berusaha, di mana perizinan yang telah melewati Service Level Agreement (SLA) verifikasi dapat terbit secara otomatis. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat iklim kepastian berusaha bagi para pelaku usaha dan mempercepat realisasi investasi.
Rosan menambahkan bahwa inisiatif pemerintah dalam mempermudah investasi telah menunjukkan hasil yang konkret. “Sampai dengan sekarang, sistem Online Single Submission (OSS) telah menerbitkan sebanyak 134 perizinan berusaha melalui mekanisme fiktif positif, sehingga proses investasi dapat berlangsung lebih cepat dan efisien,” jelas Rosan dalam siaran pers pada Kamis (13/11).
Tak hanya membahas investasi dari Australia ke Indonesia, Rosan juga mengungkapkan adanya investasi dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Australia. Investasi yang disebut cukup besar ini, menurut Rosan, akan segera difinalisasi dalam waktu dekat. “Ada satu investasi dari Danantara yang cukup besar di sini akan difinalisasi dalam waktu yang sangat dekat ini,” kata Rosan dalam rekaman dari Australia kepada awak media pada Rabu (11/12).
Penguatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Australia memang terus menunjukkan momentum pertumbuhan yang signifikan dan tren yang kian menguat. Dalam lima tahun terakhir, nilai investasi Australia di Indonesia tercatat mencapai US$ 2,8 miliar, dengan porsi terbesar terkonsentrasi di sektor pertambangan, perhotelan, dan layanan kesehatan. Sementara itu, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2024 mencapai US$ 15,4 miliar, meningkat tajam 23,5% dibandingkan tahun sebelumnya, menggarisbawahi dinamisnya hubungan ekonomi kedua negara.
Ringkasan
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, bertemu dengan lima pimpinan perusahaan Australia di Sydney untuk membahas potensi investasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari sektor kesehatan, hilirisasi industri, agrikultur, serta minyak dan gas, menunjukkan minat investasi yang beragam. Rencana investasi yang dibahas meliputi pembangunan kembali RSUD Samarinda, pengembangan material katoda di Batang Industrial Park, pengembangan peternakan sapi di Lampung, serta perluasan investasi di proyek minyak dan gas serta fasilitas pengolahan nikel.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempermudah proses investasi dengan regulasi terbaru, Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2025, yang menyederhanakan perizinan berusaha. Sistem Online Single Submission (OSS) juga telah menerbitkan banyak perizinan berusaha melalui mekanisme fiktif positif. Selain itu, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) juga berencana melakukan investasi besar di Australia. Dalam lima tahun terakhir, investasi Australia di Indonesia mencapai US$ 2,8 miliar, dan nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$ 15,4 miliar pada tahun 2024.



