mellydia.co.id – Wall Street dibuka dengan nadaMixed pada hari Selasa (11/11/2025), di mana Indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi akibat kekhawatiran yang kembali menghantui pasar, terutama terkait valuasi saham-saham teknologi dan perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, investor juga menantikan perkembangan terkini seputar pembahasan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat, yang telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian.
Menurut laporan Reuters, pada pukul 09.37 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average mencatatkan kenaikan tipis sebesar 72,81 poin atau 0,16% ke level 47.441,44. Sementara itu, S&P 500 mengalami penurunan sebesar 12,76 poin atau 0,19% ke 6.819,67, dan Nasdaq Composite melemah lebih signifikan, yakni sebesar 105,88 poin atau 0,45% ke 23.421,61.
Asing Net Sell Jumbo, Cermati Saham yang Banyak Dijual Asing, Selasa (11/11)
Sektor teknologi informasi menjadi pemberat utama bagi kinerja S&P 500, dengan penurunan sebesar 0,6%. Di sisi lain, saham McDonald’s dan Goldman Sachs berhasil menopang penguatan Dow Jones, memberikan sedikit sentimen positif di tengah pasar yang lesu.
Penurunan signifikan dialami oleh saham Nvidia, yang merosot 2,3% setelah SoftBank Group, investor teknologi asal Jepang, mengumumkan penjualan seluruh sisa sahamnya di perusahaan chip AI tersebut senilai US$5,83 miliar. Langkah ini memicu kekhawatiran di kalangan investor mengenai prospek pertumbuhan perusahaan AI.
Sentimen negatif juga menyeret saham CoreWeave, perusahaan komputasi awan yang didukung oleh Nvidia, hingga anjlok 10,8% setelah perusahaan tersebut memangkas proyeksi pendapatan tahunannya. Hal ini semakin memperkuat kekhawatiran tentang valuasi perusahaan-perusahaan AI yang selama ini menjadi motor penggerak pasar bullish di tahun ini.
Selain faktor teknikal, sentimen investor juga tertekan oleh rilis data tenaga kerja dari ADP, yang menunjukkan bahwa perusahaan swasta kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu dalam empat minggu yang berakhir pada 25 Oktober. Data ini menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS.
Menakar Prospek Kinerja MDKA, MBMA, EMAS Selepas Kuartal III-2025
“Data ADP ini tidak mencakup seluruh kondisi pasar tenaga kerja dan tidak memberikan gambaran yang utuh mengenai kesehatannya,” komentar Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group, memberikan perspektifnya terhadap data tersebut. Ia menambahkan, “Setelah reli besar kemarin, pasar kini hanya mengambil jeda untuk konsolidasi.”
Sebelumnya, pada perdagangan Senin, saham-saham teknologi dan AI sempat bangkit dari koreksi tajam yang terjadi pada minggu sebelumnya. Pemulihan ini didorong oleh ekspektasi bahwa pemerintahan AS akan segera dibuka kembali, mengakhiri periode ketidakpastian yang membebani pasar.
Penutupan pemerintahan yang berkepanjangan telah memperlambat aktivitas ekonomi dan menyebabkan penundaan dalam rilis data ekonomi penting. Namun, pasar merespons positif harapan akan adanya solusi segera.
Sebagai informasi tambahan, Nasdaq mencatatkan kenaikan harian terbesar sejak 27 Mei pada hari Senin, sementara S&P 500 mencatat kenaikan satu hari tertinggi sejak pertengahan Oktober pada sesi sebelumnya.
Pemerintahan AS Segera Dibuka Kembali?
Senat AS telah menyetujui rancangan kompromi pada hari Senin untuk mengakhiri penutupan pemerintahan yang telah menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk gangguan distribusi bantuan pangan, penundaan pembayaran gaji pegawai federal, dan kekacauan lalu lintas udara.
Rancangan undang-undang tersebut kini berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat untuk disetujui sebelum dikirimkan kepada Presiden Donald Trump untuk ditandatangani. Pasar memprediksi bahwa pembukaan kembali pemerintahan akan terjadi dalam waktu dekat. “Shutdown ini kemungkinan besar berakhir paling lambat Kamis, dan kita akan melihat reli lanjutan setelah libur berakhir,” prediksi Cox.
Di sisi lain, Trump memperingatkan bahwa AS menghadapi “bencana ekonomi dan keamanan nasional” jika Mahkamah Agung memutuskan menentang penggunaan undang-undang darurat oleh dirinya untuk memberlakukan tarif besar-besaran.
Wall Street Selasa (11/11): S&P 500 dan Nasdaq Dibuka Turun, Dipicu Saham Teknologi
Di antara saham-saham yang mencatatkan kinerja positif, Paramount Skydance memimpin kenaikan di S&P 500 dengan lonjakan sebesar 8,7% setelah perusahaan media hasil merger tersebut mengumumkan langkah-langkah pemangkasan biaya tambahan dan rencana investasi sebesar US$1,5 miliar di bisnis streaming dan studionya. Langkah ini diyakini akan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar hiburan yang semakin kompetitif.
Saham Rocket Lab juga mengalami kenaikan sebesar 4,7% setelah perusahaan antariksa itu mencatatkan pendapatan kuartal ketiga tertinggi dalam sejarahnya. Kinerja positif ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan di sektor antariksa.
Sementara itu, Occidental Petroleum menguat 3,6% setelah melaporkan laba kuartal III yang melampaui ekspektasi. Hasil ini didorong oleh kenaikan harga minyak dan efisiensi operasional yang lebih baik.
Sebagai penutup, pasar obligasi AS ditutup pada hari libur nasional, memberikan waktu istirahat bagi para pelaku pasar obligasi.
Ringkasan
Wall Street dibuka denganMixed, di mana S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi akibat kekhawatiran valuasi saham teknologi dan AI. Penurunan signifikan terjadi pada saham Nvidia setelah SoftBank Group menjual seluruh sahamnya, memicu kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan perusahaan AI. Data tenaga kerja dari ADP juga menambah sentimen negatif, menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS.
Selain saham AI, pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan penutupan pemerintahan AS. Senat AS menyetujui rancangan kompromi untuk mengakhiri penutupan, dan pasar memprediksi pembukaan kembali pemerintahan dalam waktu dekat. Di sisi lain, saham Paramount Skydance, Rocket Lab, dan Occidental Petroleum mencatatkan kinerja positif.



