MotoGP Portugal 2025: Bagnaia Crash, Ducati Harus Beri Ini?

Posted on

Sorotan tajam kembali mengarah kepada Francesco Bagnaia, pembalap andalan Ducati Lenovo, yang baru saja menutup akhir pekan kelam di MotoGP Portugal 2025. Balapan di Portimao, Minggu (9/11/2025), menjadi saksi bisu kegagalan kelimanya dalam enam Grand Prix MotoGP terakhir, menegaskan betapa sulitnya musim ini bagi sang juara dunia.

Seolah tak ada lagi yang bisa diharapkan, satu-satunya secercah harapan dari GP Portugal kali ini hanyalah fakta bahwa musim MotoGP 2025 yang penuh penderitaan ini akan segera berakhir dalam hitungan minggu. Ambisi Bagnaia untuk mengamankan posisi tiga besar di klasemen pembalap kini telah sepenuhnya pupus, mengalihkan seluruh fokus dan harapannya menuju musim balap 2026.

Baik Bagnaia maupun tim Ducati telah berupaya keras, mencoba segala strategi dan penyesuaian untuk mengatasi masalah krusial yang membayangi performanya sepanjang musim ini. Sayangnya, upaya tersebut belum membuahkan solusi berkelanjutan, meninggalkan pekerjaan rumah besar bagi mereka selama jeda musim dingin demi memastikan kebangkitan yang lebih tangguh di masa depan.

Kondisi Bagnaia yang naik-turun sepanjang musim bahkan membuat pembalap penguji Ducati, Michele Pirro, merasa ‘takjub’ dengan perubahan suasana hatinya. Pirro, dengan optimisme, meyakini bahwa Bagnaia akan tampil jauh lebih baik pada 2026 dan tidak mengharapkan masalah yang sama terulang, mengindikasikan bahwa motor GP25 mungkin menjadi penyebab utama kesulitan sang pembalap tahun ini.

Pasca kecelakaan di GP Portugal, kebutuhan akan motor yang benar-benar baru bagi Bagnaia semakin mendesak. Lebih dari sekadar tantangan teknis, tekanan dari rivalitas yang gagal terwujud dengan Marc Marquez disebut telah meruntuhkan moral dan memperburuk reputasi pembalap Italia itu. Perbincangan hangat pra-musim tentang potensi perebutan gelar yang sengit antara keduanya kini hanya tinggal kenangan yang samar.

Bagnaia sendiri sejak awal telah menyuarakan kebenaran mengenai perbedaan signifikan antara motor Ducati GP24 yang begitu sukses mengantarkannya meraih gelar, dengan GP25 yang ia kendarai saat ini. Kesenjangan performa antara keduanya tampak sangat jelas dan menjadi akar masalahnya.

Dani Pedrosa Ikut Merinding Lihat Kemenangan Bezzecchi, Kapten Marquez Hati-hati

Menjelang 2026, Michael Laverty, mantan pembalap MotoGP yang kini menjadi analis TNT Sports, dengan tegas menyatakan bahwa Bagnaia ‘membutuhkan’ motor yang sepenuhnya baru. Laverty menganalisis kecelakaan Bagnaia di Portugal: “Kecelakaan hari ini berbeda. Melewati tanjakan, puncak tikungan 10. Anda sedikit mengurangi beban saat garpu memanjang, melewati tanjakan. Dia mengerem mendadak, dan tiba-tiba kehilangan kendali.” Laverty menambahkan bahwa insiden seperti ini “Tidak seperti yang kita lihat dari Pecco tahun lalu, tetapi kita sudah terlalu sering melihatnya akhir-akhir ini di GP25. Dia hanya ingin menyelesaikan balapan akhir pekan depan. Dia butuh musim ini berakhir. Dia butuh motor baru, kombinasi suku cadang baru dari Ducati untuk memberinya apa yang akan menjadi GP26, kami membayangkan yang terbaik dari 24 dan yang terbaik dari 25, bersama-sama, dan berharap melihat Pecco yang dulu kembali.” Meskipun mengakui masa sulit, Laverty yakin, “Masa-masa sulit, tetapi itu tidak akan bertahan lama. Dia akan kembali.”

Meskipun performa kecepatan Bagnaia menunjukkan sedikit peningkatan dan ada tanda-tanda kembalinya kepercayaan diri, hasil yang diharapkan belum juga terwujud. Hal ini disebabkan oleh serangkaian kegagalan dalam menyelesaikan balapan, yang secara drastis mengikis peluangnya dalam perebutan gelar juara. Untuk musim 2026, jelas bahwa Bagnaia tidak bisa lagi menoleransi lima kali gagal finis dalam enam Grand Prix jika ia ingin benar-benar bersaing merebut gelar juara dunia ketiganya.

Bagnaia sendiri merasakan bahwa ‘segalanya’ seolah-olah terjadi padanya. Namun, keyakinan kuat tetap ada bahwa awal yang baru, didukung oleh motor baru, bisa menjadi kunci esensial untuk kembali menguak potensi maksimalnya mulai Januari mendatang.

Di tengah keterpurukan, Bagnaia tetap berusaha mencari sisi positif. “Dibandingkan kemarin, kami mengambil langkah kecil ke depan yang sedikit membantu saya. Hari ini, secara logis, saya memiliki kecepatan yang lebih baik, namun belum cukup untuk mendapatkan hasil yang saya inginkan,” ungkap Bagnaia kepada GPOne. Ia melanjutkan, “Hasil maksimal adalah posisi keempat, dan saya memberikan segalanya untuk finis di posisi itu. Saya terburu-buru dan kehilangan kendali saat mengerem, tidak ada yang luar biasa.”

Menariknya, terlepas dari kemenangan Marco Bezzecchi di MotoGP Portugal 2025, Bagnaia tetap mengakui kualitas superior motor Ducati. “Tidak, saya pikir motor terbaik tetap Ducati, dalam segala aspek: keandalan, kemudahan berkendara, aerodinamika,” tegas Bagnaia. “Tapi, tahun ini, saya kesulitan memaksimalkan potensi motor ini.” Pengakuannya ini semakin menguatkan dugaan bahwa masalah utamanya bukan pada kualitas motor secara keseluruhan, melainkan pada ketidakmampuannya beradaptasi atau memaksimalkan model GP25.

MotoGP Portugal 2025 – Puji Bezzecchi, Francesco Bagnaia Terus Terang Tak Bisa Penuhi Harapan Ducati Raih Posisi Ke-3 Klasemen

Ringkasan

Francesco Bagnaia mengalami akhir pekan yang sulit di MotoGP Portugal 2025, menandai kegagalan kelimanya dalam enam Grand Prix terakhir. Ambisi untuk meraih posisi tiga besar di klasemen pembalap pun pupus, sehingga fokus kini beralih ke musim 2026. Kecelakaan di GP Portugal semakin memperkuat kebutuhan akan motor yang benar-benar baru bagi Bagnaia.

Analis MotoGP, Michael Laverty, menegaskan bahwa Bagnaia membutuhkan motor baru untuk musim 2026, yang menggabungkan elemen terbaik dari GP24 dan GP25. Meskipun mengalami masa sulit, diyakini bahwa awal yang baru dengan motor baru akan menjadi kunci untuk mengembalikan performa maksimal Bagnaia. Bagnaia mengakui kualitas Ducati secara keseluruhan, namun kesulitan memaksimalkan potensi GP25.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *