
Kasus skandal dokumen palsu naturalisasi Timnas Malaysia terus bergulir, menghadirkan konsekuensi berat bagi para pemain yang terlibat. Terbaru, nasib memilukan menimpa Gabriel Palmero, seorang pemain yang kini berstatus agen bebas. Menariknya, respons empati dari publik Malaysia terhadap situasi Palmero ini terungkap melalui peribahasa yang menggambarkannya dengan tepat.
Pemain asal Spanyol ini menambah panjang daftar atlet yang kehilangan pekerjaan akibat terjerat skandal naturalisasi Malaysia. Palmero tidak hanya diputus kontrak peminjaman oleh klubnya, Unionistas de Salamanca, melainkan juga secara permanen dilepas oleh klub induknya, CD Tenerife, yang berkompetisi di kasta ketiga Liga Spanyol. Keadaan ini menandai pukulan ganda bagi karier sepak bolanya.
Sebelum Gabriel Palmero, beberapa nama besar lain juga telah merasakan dampak serupa. Bek Alaves, Facundo Garces, dikeluarkan dari skuad musim ini meskipun klubnya masih berupaya mempertahankannya. Demikian pula Imanol Machuca yang kontraknya diputus oleh Velez Sarsfield, serta Rodrigo Holgado dari America de Cali yang sedang dalam proses pemutusan kontrak. Ini menunjukkan betapa seriusnya implikasi skandal ini terhadap karier profesional para pemain.
Secara keseluruhan, sudah ada empat dari tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang menerima sanksi dari FIFA dan kini telah kehilangan mata pencarian mereka di dunia sepak bola. Selain larangan beraktivitas dalam sepak bola selama setahun ke depan, pemutusan kontrak secara sepihak ini menjadi ancaman nyata dan konsekuensi paling langsung yang mereka hadapi.
Melihat serangkaian kemalangan yang menimpa Gabriel Palmero, publik Malaysia melalui salah satu media mengibaratkan nasibnya dengan peribahasa yang sangat relevan. “Sudah jatuh tertimpa tangga! Gabriel Palmero berstatus agen bebas usai dilepas oleh CD Tenerife,” tulis Stadium Astro. Mereka menambahkan detail bahwa “Masa peminjaman Palmero di Unionistas de Salamanca CF lebih dulu berakhir setelah lima bulan bermain di sana. Setelahnya barulah klub induknya memutuskan untuk melepas bek kiri berusia 23 tahun itu.” Peribahasa tersebut secara gamblang menggambarkan kesialan beruntun yang dialami bek kiri muda ini.
Di tengah situasi sulit para pemain, Malaysia sendiri tetap berjuang melawan keputusan FIFA. Setelah banding mereka ditolak, kasus ini kini dibawa ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Tim hukum yang dipimpin oleh Serge Vittoz dan pendanaan penuh dari anak sultan, Tunku Ismail Idris (TMJ), menunjukkan keseriusan Malaysia dalam menghadapi polemik ini.
Namun, upaya Malaysia di CAS ini diselimuti keraguan besar dari banyak pihak. Alih-alih memenangkan kasus, Malaysia justru berpotensi menghadapi hukuman tambahan yang lebih berat, seperti sanksi pembekuan federasi hingga larangan Timnas Malaysia berlaga di turnamen internasional. Situasi ini menambah tekanan pada federasi sepak bola Malaysia.
Skandal naturalisasi ini tidak hanya menjadi pemberitaan hangat di Asia, tetapi juga telah meluas dan menarik perhatian dunia internasional. Keterlibatan berbagai pemain mancanegara dalam kasus ini menjadikan dimensinya lebih besar dan kompleks, dengan implikasi yang menjangkau berbagai liga dan klub di seluruh penjuru dunia.
Timnas Malaysia Tetap Panggil Deretan Pemain Naturalisasi, Peter Cklamovski Bodo Amat
Eks Sporting Gijon Gelandang Timnas Malaysia Disembunyikan dari Skandal Naturalisasi
Di balik hiruk-pikuk kasus tersebut, ada satu nama pemain lain yang diduga coba disembunyikan Malaysia dari skandal dokumen palsu ini: Nacho Mendes. Gelandang asal Spanyol ini dinaturalisasi oleh Malaysia pada pertengahan Juni lalu. Sejak proses naturalisasinya hingga mencuatnya skandal, sosoknya belum pernah dipanggil ke Timnas Malaysia dengan alasan kebugaran. Namun, belakangan terungkap bahwa kelayakan sang pemain untuk memperkuat Timnas Malaysia masih belum disahkan oleh FIFA, bahkan namanya kini telah menghilang dari daftar skuad Timnas Malaysia di Transfermarkt setelah sebelumnya terpampang jelas.



