Suasana panas menyelimuti akhir laga sengit Arema FC kontra Persija Jakarta, di mana insiden keributan antara pemain dan ofisial kedua tim pecah menjelang peluit panjang. Pelatih Arema FC, Marcos Santos, akhirnya angkat bicara, mengungkap pemicu utama kericuhan tersebut: adanya makian dari ofisial tim tamu yang ditujukan kepada pemainnya, Paulinho Moccelin, memicu reaksi tim pelatih dan ofisial Singo Edan.
Ketegangan memuncak saat Paulinho Moccelin melancarkan tekel keras kepada winger Persija, Allano Lima, di masa injury time babak kedua. Insiden ini sontak memicu protes keras dari Allano dan jajaran pelatih Macan Kemayoran, yang tak lama kemudian meluas menjadi keributan massal yang melibatkan kedua kubu di lapangan.
Sebagai arsitek tim Singo Edan, Marcos Santos sebenarnya sangat menyayangkan pecahnya keributan tersebut. Ia menegaskan bahwa tim pelatih Arema FC pada awalnya berusaha meredakan situasi, bahkan Santos sendiri turun tangan langsung untuk memisahkan para pemainnya, berharap laga bisa segera dilanjutkan demi mengejar hasil imbang.
“Sebenarnya, saya pergi untuk membantu dan memisahkan tim kami karena kami masih punya waktu untuk mencoba meraih hasil imbang,” ungkap Marcos Santos dalam jumpa pers pascalaga. “Namun, dalam momen kritis itu, saat saya berusaha mengeluarkan para pemain agar kami bisa kembali ke permainan lebih cepat, seorang anggota staf pelatih Persija justru memaki Paulinho Moccelin dan pemain kami lainnya.”
Mendengar makian tersebut, Marcos Santos mengaku tidak bisa terima. Ia menegaskan, sebagai “pendidik terlatih,” perilaku semacam itu sangat tidak dapat ditoleransi. “Saya tidak bisa membiarkannya, saya tidak bisa menerimanya, saya tidak bisa membiarkan perilaku seperti itu karena kami adalah pendidik terlatih dan perilaku seperti ini tidak dapat diterima. Jadi, baru pada saat itu saya tegur dia dan minta supaya dia tidak bersikap seperti itu,” jelas Santos, yang akhirnya membuat keributan semakin memanas dan menunda pertandingan selama beberapa menit, padahal waktu injury time masih tersisa cukup lama.
Akhirnya, keributan mereda setelah wasit Yudi Nurcahya bertindak tegas. Ia mengeluarkan kartu kuning bagi Paulinho Moccelin dan Allano Lima, serta mengganjar tiga kartu merah untuk para ofisial. Dua kartu merah diberikan kepada ofisial Persija Jakarta, yaitu Gerson Rios (pelatih kiper) dan Italo Resende (asisten pelatih Macan Kemayoran). Sementara itu, satu kartu merah lainnya diterima oleh ofisial Arema FC, Andre Caldas Costa, yang merupakan asisten dari Marcos Santos.
Menyesali insiden tersebut, Marcos Santos kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak. Menurutnya, keributan semacam itu seharusnya tidak terjadi dalam sebuah pertandingan sekelas Arema FC melawan Persija Jakarta. “Saya minta maaf kepada para penggemar atas kejadian yang terjadi. Kita seharusnya tidak bersikap seperti itu. Tapi, ini adalah bagian dari permainan. Ini darah Latin, terkait banyaknya orang Brasil yang terlibat dalam permainan,” tutur Santos, mencoba menjelaskan dinamika emosi yang terjadi. “Pada akhirnya, ini menjadi kejadian yang disesalkan. Jadi, saya minta maaf kepada para penggemar, kepada pers, dan mereka yang menonton di televisi. Itu tidak boleh terjadi,” tutupnya dengan nada penyesalan.



