
mellydia.co.id – JAKARTA. Kinerja emiten di sektor minyak dan gas (migas) menunjukkan dinamika yang beragam memasuki kuartal III – 2025. Pergerakan harga minyak dan gas di pasar global menjadi faktor krusial yang menentukan prospek performa para emiten ini ke depan. Bagi para investor yang mencari peluang, sejumlah analis telah mengeluarkan rekomendasi saham untuk emiten migas. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai proyeksi dan rekomendasi saham migas yang patut dicermati untuk perdagangan Senin (10/11/2025).
1. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menunjukkan fundamental yang solid dengan likuiditas dan rasio leverage yang sehat. Perusahaan ini memiliki kas sebesar USD755 juta dan rasio Utang Bersih/EBITDA yang terjaga di level 2,0x. Medco secara konsisten menerapkan manajemen modal yang disiplin, tercermin dari penarikan kembali obligasi senilai US$ 522 juta melalui pembelian kembali, penerbitan obligasi domestik Rp1 triliun, serta pembelian kembali 432,6 juta saham. Komitmen terhadap pemegang saham juga diperkuat dengan pengumuman dividen interim sebesar US$ 42 juta untuk tahun 2025, meningkat 66% secara tahunan, menjadikan total dividen tahun ini mencapai US$ 80 juta.
Belanja modal MEDC mencapai US$ 297 juta per kuartal III – 2025, yang sebagian besar dialokasikan untuk ekspansi hulu di Blok Oman 60 dan Blok B Laut Natuna Selatan, serta penyelesaian proyek Panas Bumi Ijen dan PLTS Bali Timur. Ke depan, peningkatan produksi berkelanjutan di Natuna, Koridor, dan Oman diharapkan dapat menopang produksi hingga tahun 2026. Hal ini juga sebagian akan mengimbangi hambatan sementara dari Amman, di mana pendapatan Amman diproyeksikan pulih bertahap setelah penyelesaian peningkatan produksi smelter pada semester pertama 2026 dan dimulainya kembali arus ekspor. Analis Richard Jonathan Halim dari Ciptadana Sekuritas Asia, dalam risetnya tanggal 6 November 2025, memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp 1.800 untuk saham MEDC.
2. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatat pendapatan kuartal III – 2025 sebesar US$ 985 juta, naik 0,8% secara tahunan, membawa pendapatan kumulatif sepanjang Januari – September 2025 menjadi US$ 2,9 miliar. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh segmen niaga gas bumi serta pendapatan dari jasa regasifikasi LNG, yang berhasil mengimbangi penurunan kontribusi dari segmen upstream. Segmen Niaga Gas, yang menyumbang sekitar 69% dari total pendapatan, menunjukkan pertumbuhan moderat sebesar US$ 2,02 miliar atau naik 8,5% yoy. Sementara itu, pendapatan regasifikasi tumbuh solid 24,2% yoy, sejalan dengan meningkatnya permintaan LNG domestik dan utilisasi terminal yang tinggi.
Komposisi pelanggan PGAS per September 2025 didominasi oleh sektor power (27%), chemical (17%), dan ceramic (10%), yang secara agregat berkontribusi lebih dari 50% dari total volume niaga. Prospek saham PGAS ke depan masih akan sangat bergantung pada keberlanjutan pertumbuhan volume transmisi dan permintaan LNG domestik. Di sisi lain, tekanan marjin dari aktivitas niaga dan trading LNG berpotensi berlanjut hingga tahun 2025. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, Andhika Audrey dari Panin Sekuritas, dalam risetnya tanggal 3 November 2025, memberikan rekomendasi Hold untuk saham PGAS dengan target harga Rp 1.900.

ENRG Chart by TradingView
3. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menunjukkan performa positif dengan rata-rata produksi minyak yang meningkat 6% yoy menjadi 8.381 barel per hari. Di saat yang sama, harga jual gas juga naik 7% yoy menjadi US$ 6,79 per mcf. Kenaikan produksi minyak ini terutama didukung oleh kinerja kuat dari Blok Siak dan Kampar di Riau, sementara tambahan produksi gas dari Blok Sengkang di Sulawesi Selatan turut menjaga stabilitas kinerja gas perusahaan.
Fokus perusahaan ke depan adalah mengoptimalkan aset-aset utama yang telah berproduksi guna terus menambah nilai perusahaan. Selain itu, ENRG juga akan melanjutkan kegiatan eksplorasi secara selektif dan secara aktif mengejar peluang pertumbuhan melalui potensi akuisisi serta kemitraan strategis. Tim pengembangan bisnis ENRG terus berupaya memperkuat portofolio perusahaan melalui akuisisi yang terarah dan kolaborasi strategis. Langkah-langkah ini merupakan bagian integral dari upaya perusahaan untuk memperluas operasi, menjaga keberlanjutan jangka panjang, dan memberikan imbal hasil yang konsisten bagi para pemegang sahamnya. Achmad Yaki dari BCA Sekuritas memberikan rekomendasi Buy on Weakness untuk saham ENRG dengan target harga Rp 985.
4. PT Elnusa Tbk (ELSA)
PT Elnusa Tbk (ELSA) berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 10,5 triliun per September 2025, menunjukkan pertumbuhan 9% secara tahunan. Pendapatan ELSA hingga kuartal III-2025 ini mencerminkan kontribusi positif dari seluruh lini bisnis yang saling terintegrasi dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan perusahaan, menegaskan posisinya sebagai penyedia jasa energi terkemuka.
ELSA secara strategis fokus memperkuat lini pengembangan bisnis baru, khususnya melalui layanan Pipeline Integrity Management yang mencakup In-Line Inspection Services dan Foam Pig Product. Perusahaan ini juga terus berkomitmen pada inovasi dalam setiap pekerjaannya. Di bidang Well Production Improvement, ELSA menghadirkan inovasi seperti Pertasolvent, Hydraulic Dilation Water Pumping, dan Automatic Well Performance Analyzer untuk mendukung peningkatan produksi migas nasional. Inovasi berlanjut dengan Well Optimization melalui pengembangan Ecolift Hydraulic Pumping Unit, serta keterlibatan aktif dalam proyek Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) sebagai wujud dukungan terhadap transisi energi rendah karbon. Indy Naila dari Edvisor Profina Visindo memberikan rekomendasi Buy untuk saham ELSA dengan target harga Rp 575.



