Sepeda Buatan Indonesia Menggema di Ajang Paling Ekstrem Dunia, Red Bull Rampage 2025

Posted on

Sepeda buatan Indonesia, melalui inovasi dan performa Polygon, sekali lagi mengukir namanya di panggung paling ekstrem dan bergengsi di dunia, Red Bull Rampage 2025. Kehadiran merek kebanggaan Tanah Air ini menegaskan posisi Indonesia dalam kancah olahraga sepeda gunung global.

Red Bull Rampage 2025, yang telah sukses digelar sejak 19 Oktober 2025 di Utah, Amerika Serikat, merupakan ajang puncak bagi para pecinta sepeda gunung ekstrem. Bagi para freerider, kompetisi ini bukan hanya tentang memenangkan gelar, melainkan sebuah pertarungan melawan diri sendiri dan elemen alam. Dikenal sebagai uji nyali paling brutal di dunia olahraga ekstrem, para peserta dituntut untuk merancang jalur mereka sendiri di tebing curam, melompat setinggi gedung 10 lantai, serta menampilkan trik freestyle di udara dengan presisi sempurna. Satu kesalahan kecil di medan yang menantang ini bisa berujung fatal.

Menariknya, Polygon, brand sepeda global asal Sidoarjo, Jawa Timur, bukanlah pemain baru di kancah ini. Mereka memiliki sejarah gemilang dengan dua kali menjuarai Red Bull Rampage pada tahun 2015 dan 2017. Kini, mereka kembali menunjukkan taringnya untuk tahun kedua berturut-turut, setelah partisipasi di 2024, dengan mengutus Luke Whitlock, pendatang baru asal Amerika Serikat yang membawa semangat juang luar biasa di edisi 2025.

Perjalanan Whitlock di Red Bull Rampage 2025 tidaklah mudah. Ia sempat mengalami crash hebat setelah kehilangan kendali saat mendarat dari drop tinggi. Namun, bukannya menyerah, Whitlock bangkit dengan keberanian sejati dan menuntaskan lintasan di putaran kedua. “Run pertama tidak berjalan sesuai rencana. Tapi saya bersyukur masih bisa berdiri dan menyelesaikan balapan untuk para penggemar. Saya akan kembali lebih kuat!” tulis Luke di media sosialnya, sebuah pernyataan yang mencerminkan ketangguhan yang luar biasa.

Semangat pantang menyerah serupa juga ditunjukkan oleh Symon Godziek, runner-up Red Bull Rampage 2024, yang juga sempat terjatuh di putaran pertama. Meski demikian, ia tetap menuntun sepedanya hingga garis akhir, menegaskan ciri khas Rampage yang menjunjung tinggi ketahanan mental. Kisah Luke Whitlock dan para rider lain ini menjadi pengingat bahwa esensi sejati Red Bull Rampage bukan hanya soal meraih kemenangan, melainkan tentang keberanian untuk bangkit setelah terjatuh. Inilah semangat yang membuat jutaan penggemar olahraga ekstrem di seluruh dunia jatuh cinta pada ajang ini, dan nilai yang juga diusung oleh Polygon lewat DNA-nya, “Lead Your Own Path.”

“Turunnya kami di Red Bull Rampage adalah kehormatan dan tanggung jawab besar. Lebih dari sekadar sepeda, kami ingin menunjukkan bahwa semangat anak bangsa bisa bersaing di panggung tertinggi dunia,” ujar Veronica Vivin, Brand Marketing Polygon Bikes, dalam keterangannya, menyoroti misi Polygon untuk membanggakan Indonesia.

Di ajang ini, Luke Whitlock mengendarai Polygon Collosus DH, sebuah sepeda downhill mutakhir yang dirancang dan dikembangkan secara cermat oleh tim insinyur Polygon, termasuk Zendy Meidyawan Renan selaku Chief Engineer. Model ini pertama kali diuji di Rampage 2024 dan kemudian secara resmi dirilis pada Maret 2025, membuktikan dedikasi Polygon terhadap performa. “Kami ingin menemukan formula terbaik agar Collosus DH bisa bersaing dengan merek-merek internasional. Red Bull Rampage jadi laboratorium ekstrem bagi kami,” ungkap Zendy, menjelaskan peran krusial ajang ini dalam pengembangan produk mereka.

Partisipasi di Red Bull Rampage 2025 menjadi penutup manis bagi kiprah Polygon tahun ini, sembari menyiapkan sejumlah gebrakan di kelas internasional untuk 2026. Sebagai langkah lanjutan, Polygon juga akan tampil di Sea Otter Australia pada akhir Oktober, pameran outdoor terbesar di dunia sepeda, menegaskan komitmen mereka untuk terus berinovasi dan bersaing di pasar global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *