IHSG Sepekan Cetak Rekor Tertinggi, Naik 2,83 Persen

Posted on

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan momen bersejarah di awal November 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah selama periode 3-7 November, menandakan kinerja pasar saham yang luar biasa.

Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan BEI, menjelaskan bahwa IHSG ditutup menguat 2,83 persen pada level 8.394,590. Angka ini merupakan peningkatan signifikan dari posisi 8.163,875 pada pekan sebelumnya. “Hal tersebut menjadikan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah,” tegas Kautsar dalam keterangan tertulis yang dirilis Sabtu (8/11).

Pencapaian luar biasa ini juga tercermin pada kapitalisasi pasar BEI yang mengalami peningkatan tertinggi selama sepekan. Nilai kapitalisasi pasar terkerek 3,09 persen, mencapai Rp 15.316 triliun, naik dari Rp 14.857 triliun di pekan sebelumnya, menunjukkan kepercayaan investor yang meningkat terhadap pasar modal Indonesia.

Namun demikian, di tengah gemilangnya performa IHSG dan kapitalisasi pasar, aktivitas transaksi harian di bursa justru menunjukkan tren penurunan. Rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami kontraksi sebesar 6,85 persen, menjadi 2,16 juta kali transaksi dari 2,32 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan bahwa meskipun indeks naik, volume transaksi per hari tidak sepadat sebelumnya.

Lebih lanjut, rata-rata volume transaksi harian Bursa juga anjlok 14,37 persen, mencapai 27,06 miliar lembar saham dari 31,61 miliar lembar saham di pekan sebelumnya. Sejalan dengan itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI turut menyusut 22,46 persen, dari Rp 22,63 triliun menjadi Rp 17,54 triliun. Meskipun demikian, investor asing pada Jumat (7/11) membukukan nilai beli bersih Rp 920,24 miliar, meski secara kumulatif sepanjang tahun 2025 mereka masih mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 38,33 triliun.

Selain itu, pekan ini juga diwarnai dengan pencatatan instrumen baru di BEI, termasuk beberapa obligasi, sukuk, dan saham perdana. Pada Rabu (5/11), BEI secara resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap III, Obligasi USD Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap III, serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap III Tahun 2025. Obligasi Berkelanjutan II tercatat dengan nilai nominal Rp750.000.000.000,00, sementara Obligasi USD Berkelanjutan II sebesar USD 17.172.00, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II dengan nilai nominal Rp 750.000.000.000,00.

Produk-produk investasi dari OKI Pulp & Paper Mills tersebut mendapatkan hasil pemeringkatan yang solid. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kredit Rating Indonesia memberikan peringkat idA+ (Single A Plus) dan irAA- (Double A Minus) untuk kedua obligasi tersebut. Sementara itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II memperoleh peringkat idA+(sy) (Single A plus syariah) dan irAA-(Double A Minus), dengan PT Bank KB Indonesia Tbk. sebagai Wali Amanat.

Sehari berselang, pada Kamis (6/11), Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap III Tahun 2025 dari PT Indonesia Infrastructure Finance juga mulai dicatatkan di BEI. Obligasi ini memiliki total nilai nominal impresif sebesar Rp 1.500.000.000.000,00 dan meraih peringkat idAAA (Triple A) dari PEFINDO, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. bertindak sebagai Wali Amanat.

Kautsar menambahkan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 telah mencapai 156 emisi dari 76 emiten senilai Rp 180,83 triliun. Dengan pencatatan-pencatatan tersebut, total obligasi dan sukuk yang terdaftar di BEI kini berjumlah 650 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 527,72 triliun dan USD 139,34 juta, diterbitkan oleh 136 emiten.

Melengkapi daftar instrumen keuangan yang ada, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI sebanyak 191 seri dengan nilai nominal Rp 6.423,84 triliun dan USD 352,10 juta. Selain itu, terdapat 7 emisi Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 2,13 triliun, memperkaya pilihan investasi di pasar modal.

Pekan yang produktif ini juga ditandai dengan pencatatan perdana saham PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) pada Kamis (6/11). PJHB menjadi perusahaan ke-24 yang melantai di BEI sepanjang tahun 2025. Tercatat di Papan Pengembangan BEI, perusahaan ini bergerak di bidang angkutan laut perairan pelabuhan dalam negeri, spesialisasi dalam pengangkutan alat berat dan kontainer. Melalui penawaran umum perdana ini, PJHB berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 158.400.000.000,00, menunjukkan dinamika positif pasar IPO Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *