Liga Champions: Klub Inggris Unjuk Gigi, Kekuatan Finansial Bicara!

Posted on

mellydia.co.id – , JAKARTA — Musim Liga Champions 2025/2026 menjadi panggung bagi dominasi enam klub raksasa dari Inggris. Dengan kekuatan finansial yang luar biasa, tim-tim Liga Primer ini tampil “menggila” dan menunjukkan performa gemilang di kompetisi paling elite Eropa.

Memasuki pertengahan fase grup, yang kini diikuti 36 tim, semua wakil Liga Primer konsisten menempati posisi teratas. Empat di antaranya – Arsenal, Manchester City, Newcastle United, dan Liverpool – berada di delapan besar klasemen sementara, membuka peluang besar untuk langsung melaju ke babak 16 besar. Sementara itu, Tottenham Hotspur dan Chelsea juga mengamankan posisi di 12 besar, menjaga asa mereka tetap hidup.

Kiprah enam klub Inggris ini sangat impresif. Dari total 24 pertandingan yang telah mereka lakoni, klub-klub dari Negeri Ratu Elizabeth tersebut berhasil mengamankan 17 kemenangan, dan hanya menelan tiga kekalahan saja, sebuah statistik yang menyoroti superioritas mereka.

Arsenal asuhan Mikel Arteta tampil paling solid dan konsisten di antara wakil Inggris lainnya. Menduduki posisi kedua klasemen, The Gunners hanya kalah dalam produktivitas gol dari raksasa Jerman, Bayern Munchen. Yang lebih menarik, Arsenal menjadi satu-satunya tim yang belum kebobolan satu gol pun di seluruh kompetisi ini hingga saat ini.

Kemenangan telak Manchester City 4-1 atas Borussia Dortmund pada Rabu (5/11/2025) berhasil mendongkrak posisi mereka ke peringkat keempat. Di lain tempat, Liverpool juga tampil perkasa dengan menundukkan Real Madrid 2-0, menempatkan mereka di posisi kedelapan. Dua peringkat di atas Liverpool, ada Newcastle United yang menunjukkan kebangkitan dengan membukukan tiga kemenangan beruntun setelah sempat takluk dari Barcelona.

Tidak ketinggalan, Tottenham Hotspur juga masih menjaga rekor tak terkalahkan mereka dan kini bertengger di peringkat 10 setelah meraih kemenangan besar 4-0 atas FC Copenhagen. Gol spektakuler yang dicetak oleh Micky van de Ven dalam laga tersebut bahkan digadang-gadang sebagai kandidat kuat gol terbaik musim ini.

Satu-satunya hasil yang mungkin terasa kurang memuaskan datang dari Chelsea, yang harus puas berbagi angka 2-2 saat menghadapi klub Azerbaijan, Qarabag. Meskipun demikian, hasil ini tetap menjaga peluang besar The Blues untuk lolos ke babak playoff.

Sokongan Dana Fantastis

Dominasi klub-klub Inggris ini bukanlah sebuah kebetulan semata. Kesuksesan mereka tak lepas dari kekuatan finansial yang masif. Pada bursa transfer musim panas lalu, klub-klub Liga Primer mencetak rekor belanja fantastis, menembus angka lebih dari 3 miliar poundsterling, atau setara dengan sekitar Rp 79 triliun. Angka ini jauh melampaui total pengeluaran gabungan seluruh klub dari liga-liga top Eropa lainnya seperti Bundesliga, La Liga, Serie A, dan Ligue 1.

Sebagai perbandingan, rata-rata pendapatan klub Liga Primer pada tahun 2024 mencapai 367 juta euro, atau sekitar Rp 7,1 triliun. Angka ini jauh di atas Bundesliga, yang menempati posisi kedua dengan rata-rata pendapatan 210 juta euro atau sekitar Rp 4 triliun. Kesenjangan finansial ini seakan sulit untuk tertutup dalam waktu dekat.

Dan Plumley, seorang pakar keuangan sepak bola dari Sheffield Business School, mengungkapkan, “Kesepakatan siaran Liga Primer berlaku hingga 2029, jadi belum ada tanda-tanda kesenjangan ini akan tertutup.” Pernyataan ini menegaskan bagaimana hak siar yang menguntungkan menjadi pilar utama kekuatan finansial Liga Primer.

Kekuatan finansial inilah yang memberikan keleluasaan bagi klub-klub Inggris untuk membangun skuad yang sangat dalam, berisikan pemain-pemain berkelas dunia di setiap lini. Kondisi ini menjadi sebuah keuntungan strategis yang krusial, terutama di tengah padatnya jadwal kompetisi seperti Liga Champions.

Meski menunjukkan dominasi di fase grup, catatan sejarah membuktikan bahwa klub-klub Inggris belum selalu berhasil membawa pulang trofi Si Kuping Besar. Dalam 13 edisi terakhir Liga Champions, hanya tiga klub asal Inggris yang berhasil menjuarai kompetisi ini. Sebaliknya, klub-klub dari Spanyol masih memegang kendali dengan koleksi tujuh gelar dalam periode yang sama.

Musim lalu, misalnya, Liverpool harus terhenti di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh Paris Saint-Germain, sementara Manchester City tumbang di babak playoff saat berhadapan dengan Real Madrid. Ini menunjukkan bahwa fase gugur selalu menyajikan tantangan yang berbeda.

Fase gugur yang akan dimulai Januari mendatang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi kekuatan armada Inggris. Jika keenam klub berhasil lolos ke babak 16 besar, ini akan menjadi rekor baru, melampaui pencapaian lima klub Inggris yang pernah menembus babak tersebut pada musim 2017.

Namun, seperti yang sering diingatkan oleh banyak pengamat, kekuatan finansial semata belum tentu menjamin kejayaan di lapangan. Sejarah sepak bola Eropa pernah menyaksikan PSG yang hampir tersingkir di fase grup, tapi kemudian bangkit dan akhirnya menjadi juara.

Musim ini, pertarungan di kancah elite Eropa tidak lagi hanya soal taktik jitu dan talenta pemain. Lebih dari itu, ini adalah tentang siapa yang paling efektif dalam memaksimalkan kekuatan finansial dan kedalaman skuad untuk mengatasi jadwal kompetisi yang semakin padat dan menantang.

Ringkasan

Liga Champions musim 2025/2026 menyaksikan dominasi klub-klub Inggris, didorong oleh kekuatan finansial yang besar. Enam klub, yaitu Arsenal, Manchester City, Newcastle United, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Chelsea menunjukkan performa impresif di fase grup, dengan sebagian besar menempati posisi teratas klasemen sementara.

Klub-klub Inggris mencatatkan rekor belanja fantastis pada bursa transfer musim panas, melampaui liga-liga top Eropa lainnya. Kekuatan finansial ini memungkinkan mereka membangun skuad yang dalam dengan pemain-pemain kelas dunia. Meskipun demikian, sejarah menunjukkan bahwa kekuatan finansial tidak menjamin gelar juara, dan fase gugur akan menjadi ujian sesungguhnya bagi tim-tim Inggris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *