Perdebatan sengit seputar kontrak Vinicius Jr. di Real Madrid kembali memanas, memicu perhatian luas di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Sorotan tajam kini tertuju pada pernyataan mantan direktur olahraga klub, Predrag Mijatovic, yang secara blak-blakan menyebut Vinicius Jr. keliru besar jika mematok tuntutan kenaikan gaji yang setara dengan mega bintang baru, Kylian Mbappe.
Menurut laporan yang dikutip dari Cadena SER via Mundo Deportivo, Mijatovic menekankan bahwa Real Madrid telah lama dikenal dengan manajemen keuangan yang cermat, menjaga keseimbangan struktur gaji pemain, dan menolak keras untuk terseret dalam ‘perang penawaran’ yang bisa mengganggu stabilitas. “Real Madrid telah mengelola gaji dengan sangat baik selama dekade terakhir,” tegasnya, menggarisbawahi kebijakan klub yang disiplin.
Mijatovic tidak ragu untuk menarik contoh dari masa lalu. Ia mengingatkan bagaimana Real Madrid, demi menjaga prinsip keuangan, pernah mengambil keputusan sulit dengan melepas beberapa pemain bintang mereka. “Dengan perpanjangan kontrak Cristiano Ronaldo, Modric, dan Ramos, klub memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama karena tidak ingin terlibat dalam perang penawaran demi membayar mereka lebih tinggi,” jelasnya, menunjukkan konsistensi klub dalam menjaga disiplin finansial.
Saat ini, pembicaraan kontrak baru Vinicius Jr. yang seharusnya berlaku hingga 2027 dilaporkan terhenti. Real Madrid belum menunjukkan sinyal kuat untuk menyetujui permintaan kenaikan gaji Vinicius yang dianggap signifikan. Di sisi lain, Vinicius Jr. merasa bahwa performa cemerlang dan dedikasinya yang tak diragukan lagi di lapangan membuatnya pantas mendapatkan penghargaan finansial yang setara dengan Kylian Mbappe, bintang baru Real Madrid yang kini menduduki posisi teratas dalam daftar gaji pemain.
Namun, Mijatovic memiliki pandangan yang berbeda. Ia menegaskan bahwa alasan di balik gaji besar Kylian Mbappe sangatlah gamblang dan spesifik. “Jika Vinicius Jr. ingin dibayar seperti Mbappe, saya pikir dia melakukan kesalahan,” ucapnya dengan lugas. “Mbappe mendapatkan gaji tinggi karena ia datang ke Madrid secara gratis, tanpa biaya transfer. Ini adalah situasi yang sama sekali berbeda,” jelas Mijatovic, membedakan secara tegas kondisi kedatangan kedua pemain.
Lebih dari sekadar angka, legenda Los Blancos ini juga menggarisbawahi esensi kesetiaan dan kebahagiaan seorang pemain. Bagi Mijatovic, pertimbangan finansial seharusnya bukan menjadi satu-satunya atau penentu utama dalam karier seorang atlet. “Hal-hal ini sangatlah jelas. Tidak perlu ada persaingan tentang siapa yang dibayar lebih baik,” sarannya bijak. “Jika Anda bahagia di sini, bertahanlah. Namun jika tidak, mungkin saatnya mencari petualangan baru di luar klub,” imbuhnya, menyoroti pentingnya kepuasan personal.
Dewan direksi Real Madrid sendiri dikabarkan sepenuhnya sejalan dengan pandangan Mijatovic. Klub bertekad kuat untuk menjaga keseimbangan dan disiplin finansial yang telah menjadi ciri khas mereka, bahkan jika konsekuensinya adalah harus melepas salah satu pemain bintang. Meskipun Real Madrid tetap berkeinginan kuat untuk mempertahankan Vinicius Jr., mereka tidak akan berkompromi dengan melanggar struktur gaji yang telah ditetapkan demi memenuhi tuntutan individu. Bagi Los Blancos, stabilitas keuangan klub dan keharmonisan di ruang ganti tetap menjadi prioritas utama, sebuah prinsip yang tetap teguh bahkan di tengah hiruk pikuk kedatangan Kylian Mbappe.
Ringkasan
Mantan direktur Real Madrid, Predrag Mijatovic, mengkritik Vinicius Jr. terkait tuntutan gaji yang setara dengan Kylian Mbappe. Mijatovic menekankan bahwa Real Madrid selalu menjaga keseimbangan struktur gaji dan tidak akan terlibat dalam perang penawaran. Ia mengingatkan bahwa klub pernah melepas pemain bintang demi menjaga disiplin finansial.
Mijatovic berpendapat gaji besar Mbappe wajar karena datang secara gratis, berbeda dengan situasi Vinicius Jr. Ia menyarankan agar Vinicius Jr. mempertimbangkan kebahagiaan dan kesetiaan di klub daripada hanya berfokus pada aspek finansial. Real Madrid bertekad menjaga stabilitas keuangan klub dan keharmonisan tim, bahkan jika harus melepas pemain bintang.



