JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan rencana pembelian kembali saham atau buyback dengan nilai fantastis, mencapai maksimal Rp 2 triliun. Aksi korporasi strategis ini dilakukan untuk membentengi stabilitas harga saham di tengah gejolak pasar yang fluktuatif, sekaligus memperkuat fondasi kepercayaan investor terhadap fundamental kokoh perusahaan.
Sekretaris Perusahaan ASII, Gita Tiffany Boer, merinci bahwa total saham yang akan dibeli kembali tidak akan melampaui 20% dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Langkah ini juga memastikan porsi saham free float tetap terjaga di atas 7,5% dari total modal ditempatkan dan disetor setelah proses buyback berlangsung. Rencananya, program pembelian kembali saham ini akan dimulai pada 3 November 2025 dan berakhir pada 30 Januari 2026.
“Kami berharap buyback ini mampu menjaga stabilitas harga saham ASII dan memberikan keyakinan penuh kepada investor akan nilai fundamental perusahaan yang kuat. Lebih dari itu, langkah ini juga akan memberikan fleksibilitas signifikan bagi ASII dalam mengelola struktur permodalan jangka panjangnya,” jelas Gita dalam keterangannya, Jumat (31/10/2025).
Gita menambahkan, pendanaan untuk aksi buyback ini sepenuhnya akan bersumber dari kas internal perusahaan, tanpa melibatkan pinjaman eksternal atau dana hasil penawaran umum. Ia juga meyakinkan bahwa “Pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kinerja keuangan maupun kegiatan usaha ASII.”
Astra International (ASII) Akan Gelar Buyback Saham Rp 2 Triliun
Menyikapi aksi korporasi ini, Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menyoroti buyback sebagai sinyal kuat bahwa manajemen ASII melihat valuasi sahamnya saat ini undervalued. Menurutnya, ini adalah upaya serius untuk menjaga stabilitas harga saham di pasar. Abida menilai, strategi ini berpotensi memberikan dorongan positif pada harga saham dalam jangka pendek, seiring dengan berkurangnya jumlah saham beredar dan peningkatan laba per saham (EPS).
“Aksi buyback juga merefleksikan optimisme manajemen terhadap prospek perusahaan ke depan. Ini adalah pesan positif bagi investor bahwa fundamental ASII tetap solid, meskipun pasar otomotif saat ini menghadapi persaingan yang kian ketat,” ujar Abida, Senin (3/11).
ASII Chart by TradingView
Meskipun demikian, Abida berpandangan bahwa kinerja saham ASII belum sepenuhnya merefleksikan kekuatan fundamental yang sebenarnya. Dengan valuasi price to earnings ratio (PER) sekitar 7,5 kali untuk tahun penuh 2026, saham ASII masih diperdagangkan di bawah rata-rata lima tahun terakhirnya. Kondisi ini, kata Abida, membuka peluang re-rating yang cukup besar di masa mendatang.
Cek Rekomendasi Saham Astra International (ASII), Kinerja Diproyeksi Pulih
Abida mengingatkan investor untuk tidak semata-mata menjadikan buyback sebagai satu-satunya katalis investasi. Fokus utama, lanjutnya, harus tetap tertuju pada prospek pemulihan penjualan otomotif, pertumbuhan berkelanjutan di bisnis jasa keuangan, serta stabilitas di sektor komoditas. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi penentu utama pergerakan saham ASII dalam jangka panjang.
“Strateginya, manfaatkan fase koreksi untuk akumulasi bertahap dan cermati implementasi buyback secara seksama,” saran Abida. Dengan pertimbangan tersebut, ia merekomendasikan saham ASII untuk dibeli, dengan menargetkan harga Rp 6.700 per saham.
Astra International (ASII) Siap Bikin Kejutan Laba, Ini Prospek dan Rekomendasinya!

							

