Dunia MotoGP tengah bergejolak dengan sebuah evolusi signifikan yang akan mengubah wajah balap motor paling bergengsi ini. Dikotomi antara tim pabrikan dan tim independen, yang selama ini menjadi ciri khas, akan segera dihapuskan.
Selama ini, struktur organisasi dalam kejuaraan MotoGP terbagi menjadi dua klasifikasi utama: tim pabrikan dan tim independen, yang kerap juga disebut sebagai tim satelit.
Sebagaimana namanya, tim pabrikan merupakan entitas yang menerima dukungan penuh dan resmi dari manufaktur sepeda motor yang berpartisipasi, seperti Honda, Yamaha, Ducati, KTM, dan Aprilia.
Di sisi lain, tim independen adalah skuad yang dikelola secara swasta dan beroperasi tanpa keterlibatan langsung dari produsen motor. Musim ini, daftar tim independen mencakup Gresini, Tech3, LCR, Pramac, VR46, dan Trackhouse, yang semuanya tidak memiliki afiliasi langsung dengan penjualan sepeda motor.
Perubahan fundamental ini, seperti dilansir dari GPone.com, akan berlaku efektif dalam dua tahun mendatang. Seluruh 11 tim yang berkompetisi di MotoGP, baik yang saat ini berstatus pabrikan maupun independen, akan ditempatkan dalam status yang setara, dan secara resmi hanya akan disebut sebagai “tim”.
Kelemahan Yamaha Makin Dikuliti saat Honda Rajin Podium Lagi
“Itu benar, dan ini adalah berita yang sangat baik bagi kami,” tegas Lucio Cecchinello, Presiden IRTA (Asosiasi Tim Balap di MotoGP), mengonfirmasi kabar tersebut dengan antusias.
Cecchinello menambahkan bahwa dengan adanya regulasi baru ini, “Semua tim satelit yang ada saat ini akan memperoleh posisi yang jauh lebih menonjol dan pengakuan yang lebih besar.”
Pria yang juga menjabat sebagai kepala tim LCR ini mengakui, “Sejujurnya, tim pabrikan selalu memiliki daya tarik yang jauh lebih kuat, baik di mata para pembalap papan atas maupun para sponsor potensial.”
Secara historis, tim pabrikan memang selalu memegang pengaruh yang lebih dominan dalam ekosistem MotoGP.
Dominasi ini utamanya bersumber dari dukungan finansial yang masif dari pabrikan induk mereka, serta akses terhadap sumber daya pengembangan yang jauh lebih besar, khususnya dalam riset dan evolusi motor balap.
Tidak mengherankan jika para pembalap top lebih mendambakan kursi di tim pabrikan. Kondisi ini secara praktis membuat tim independen dihadapkan pada tantangan yang sangat besar, bahkan cenderung mustahil, untuk meraih gelar juara dunia.
Sejak era milenium, catatan sejarah menunjukkan hanya dua pembalap dari tim satelit yang berhasil menorehkan prestasi sebagai juara, yakni Valentino Rossi dan Jorge Martin.
Langkah untuk menyatukan status tim pabrikan dan independen ini merupakan sebuah langkah progresif lain dari MotoGP yang terinspirasi oleh model operasional Formula 1.
Terlebih lagi, kedua ajang balap purwarupa paling bergengsi di dunia ini kini berada di bawah payung kepemilikan yang sama, Liberty Media, yang mulai berlaku efektif tahun ini.
Jika melihat ke Formula 1, tim-tim non-pabrikan telah mencapai tahap di mana mereka memiliki fasilitas pengembangan mobil balap sendiri yang canggih.
Mereka umumnya hanya menyewa power unit dari pabrikan besar, seperti McLaren yang menggunakan mesin Mercedes atau Red Bull Racing dengan pasokan Honda, sementara sasis dan aspek aerodinamika sepenuhnya dikembangkan secara mandiri.
Di kancah MotoGP sendiri, skema serupa sebenarnya pernah diterapkan. Contoh paling terkenal adalah Tim Roberts, yang didirikan oleh legenda balap Kenny Roberts.
Awalnya menggunakan motor yang disediakan oleh Yamaha, Juara Dunia tiga kali itu membuat gebrakan revolusioner pada tahun 1997 dengan mulai mengembangkan tunggangan balapnya sendiri.
Motor KR500, yang namanya diambil dari inisial Kenny Roberts, berhasil menunjukkan potensi yang menjanjikan, bersaing di posisi tengah dan bahkan mengukir sejarah dengan merebut pole position pada GP Australia tahun 2002.
Sebagai gambaran hipotetis, bayangkan jika tim VR46 saat ini memutuskan untuk mengembangkan motor balapnya sendiri, menamainya VR sesuai inisial pemiliknya, Valentino Rossi.
Namun, realitasnya, upaya untuk mengembangkan motor balap sendiri, terutama dengan target bersaing di barisan depan, bukanlah perkara yang murah apalagi mudah.
Kisah Tim Roberts menjadi bukti nyata. Seperti dilansir dari Motorsport Magazine, setelah berjuang keras menghadapi tantangan finansial yang tak berkesudahan, tim tersebut akhirnya harus dibubarkan pada akhir musim 2007.
Padahal, hanya setahun sebelumnya, tim ini sempat mencetak prestasi gemilang dengan meraih dua podium, berkat kombinasi sasis rancangan sendiri dan mesin balap buatan Honda.
Putra Kenny Roberts, Kenny Roberts Jr., yang juga seorang pemenang gelar GP500, kala itu bahkan mampu finis di peringkat ke-6 klasemen akhir musim.
Meskipun Lucio Cecchinello secara pribadi mengidam-idamkan gagasan tersebut, ia tetap sangsi bahwa tim-tim MotoGP dapat segera mengambil peran ganda sebagai konstruktor dalam waktu dekat.
Menurutnya, skema yang lebih realistis dan memungkinkan adalah kerja sama antara tim dengan produsen sasis atau mesin yang sudah mapan. Cecchinello melihat ini sebagai jalur alternatif yang lebih praktis.
Konsep kolaborasi semacam ini terakhir kali terlihat di MotoGP pada era kelas CRT/Open, yang berlangsung dari tahun 2012 hingga 2014.
“Kenyataannya, hampir tidak ada tim saat ini yang memiliki keterampilan, infrastruktur, dan sumber daya memadai untuk sepenuhnya membangun sasis, merancang fairing, dan seluruh sistem aerodinamika,” jelas Cecchinello.
Ia melanjutkan, “Tugas semacam itu sangatlah kompleks dan hanya dapat diselesaikan oleh para insinyur ahli dari departemen balap pabrikan motor, yang memang memiliki keahlian spesifik di bidang tersebut.”
“Anda juga mutlak memerlukan akses ke terowongan angin jika ingin benar-benar bersaing di level tertinggi,” tambahnya.
“Saya tidak bisa membayangkan tim MotoGP akan bertindak sebagai konstruktor mandiri di masa depan yang bisa diprediksi, layaknya tim seperti McLaren di Formula 1,” pungkasnya.
Meskipun demikian, kesepakatan mengenai peleburan status tim pabrikan dan independen ini pada dasarnya sudah final dan hanya tinggal menunggu formalitas.
Malaysia Sukses Cegah Tragedi Simoncelli Terulang, Calon Pembalap Tim Sahabat Rossi Kalahkan Maut di Sepang
Ringkasan
Dunia MotoGP akan mengalami perubahan besar dengan penghapusan perbedaan antara tim pabrikan dan tim independen dalam dua tahun ke depan. Semua tim akan memiliki status yang setara, bertujuan untuk meningkatkan daya saing tim independen. Lucio Cecchinello, Presiden IRTA, menyambut baik perubahan ini, yang diharapkan memberikan pengakuan yang lebih besar dan daya tarik bagi pembalap serta sponsor untuk tim-tim yang sebelumnya berstatus satelit.
Perubahan ini terinspirasi dari model Formula 1, dimana tim non-pabrikan memiliki fasilitas pengembangan sendiri dan menyewa mesin dari pabrikan besar. Meskipun ada contoh tim yang mengembangkan motor sendiri seperti Tim Roberts, tantangan finansial dan teknis sangat besar. Kecil kemungkinan tim MotoGP saat ini akan menjadi konstruktor mandiri seperti McLaren di F1, namun kerjasama dengan produsen sasis atau mesin yang mapan dianggap lebih realistis.

							

