mellydia.co.id
Sejak awal musim MotoGP 2025, Marc Marquez, pembalap andalan Ducati, telah menegaskan dominasinya sebagai pemimpin klasemen MotoGP. Sang ‘Bayi Alien’ dari Cervera ini tampak tak tertandingi, terutama setelah cedera yang menimpa saudaranya sekaligus rival utamanya, Alex Marquez, di Assen, Belanda. Dengan selisih poin yang mencapai lebih dari 100, juara dunia delapan kali ini melaju sendirian, sementara rekan setimnya, Francesco Bagnaia, masih berjuang keras mencari ritme terbaiknya di atas Desmosedici.
Dominasi Marc Marquez yang tak terbantahkan di MotoGP 2025 menarik perhatian banyak pihak, termasuk pengamat kenamaan MotoGP, Carlo Pernat. Dalam wawancaranya dengan majalah MOW, dilansir dari MotoSan via BolaSport.com, Pernat menyatakan, “MotoGP 2025 menyajikan kita dengan fakta yang jelas. Marc Marquez tidak memiliki rival dan merupakan fenomena yang luar biasa.” Namun, Pernat menambahkan bahwa ada sosok lain yang bahkan lebih fenomenal dari Marquez, yaitu CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta. Menurutnya, dengan hanya “dua intervensi setengah lisan dan total dua puluh kata,” Ezpeleta berhasil meredakan “kekacauan besar” yang terjadi di balik layar.
Pernat menunjuk pada rumor transfer Jorge Martin ke Aprilia serta situasi pembalap lain yang berusaha membatalkan kontrak mereka. “Hanya pemimpin sejati yang dapat melakukan langkah seperti Carmelo Ezpeleta,” tegas Pernat, seraya menambahkan bahwa “Mengingat hasil yang diraih Marquez, mustahil untuk mengatakan itu bukan langkah yang tepat.”
Pembahasan mengenai Marc Marquez turut memicu kontroversi. Carlo Pernat kemudian menanggapi komentar mantan pembalap Brasil, Alex Barros, yang berpendapat bahwa Ducati telah mengorbankan Francesco Bagnaia demi Marc Marquez. “Kali ini dia mengatakan sesuatu yang bodoh,” ujar Pernat tanpa ragu. Ia menjelaskan bahwa pandangan tersebut keliru; merekrut Marc Marquez tidak berarti Ducati mengabaikan Bagnaia. Menurut Pernat, Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, sangat menyadari bahwa langkah paling strategis untuk mengembangkan motor GP24 adalah dengan menempatkan pembalap terbaik yang tersedia di atasnya, dan itulah yang telah dilakukannya.
Meski demikian, bukan berarti Carlo Pernat sepenuhnya menyetujui manuver Ducati tersebut. “Saya sendiri mengkritik langkah itu, dan saya tidak menyembunyikannya karena faktanya, hal itu merusak sejarah merek yang telah lama membesarkan para juaranya secara internal,” ungkap mantan manajer pembalap MotoGP kawakan itu. Namun, Pernat mengakui bahwa “Mengingat hasil yang diraih Marquez, mustahil untuk mengatakan itu bukan langkah yang tepat.” Ia juga menegaskan bahwa sangat keliru jika menganggap Ducati meninggalkan Francesco Bagnaia atau memiliki gaya yang tidak suportif. “Mereka selalu membantu semua orang,” ujarnya, merujuk pada kesempatan kedua yang diberikan kepada pembalap seperti Jack Miller, Andrea Dovizioso, dan Enea Bastianini antara musim 2023 dan 2024.
Di sisi lain spektrum, Carlo Pernat menyoroti kondisi Honda yang semakin terpuruk akibat penolakan dari sejumlah pembalap potensial di grid MotoGP. “Pertama, penolakan Acosta, dan Jorge Martin, belum memberikan kesan yang baik,” kata Pernat. Ia juga merasa aneh dengan keputusan Johann Zarco untuk bertahan di tim LCR, meski dengan segala hormat kepada Joan Mir dan Luca Marini. Menurut Pernat, secara objektif, Mir dan Marini menghadapi lebih banyak kesulitan di Honda dibandingkan Zarco. Kekhawatiran terbesar Pernat adalah potensi Honda mengambil risiko menunjuk Diogo Moreira sebagai pengganti Somkiat Chantra. “Apa gunanya membawanya ke ajang MotoGP pada 2026 ketika segalanya akan berubah pada tahun 2027?” tanya Pernat retoris, menyarankan agar Moreira lebih baik tetap satu tahun lagi di Moto2 untuk mempersiapkan diri.
Jadwal Red Bull Rookies Cup 2025 – Veda Ega Pratama Kejar Peluang Gusur Pembalap Malaysia di Puncak Klasemen
Marc Marquez dkk Siap-siap, Karakter Sirkuit MotoGP Hungaria Timbulkan Beda Pendapat di Kubu Ducati
Ringkasan
Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025 menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk potensi terancamnya posisi Francesco Bagnaia di Ducati. Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menilai bahwa merekrut Marquez adalah langkah strategis Ducati untuk mengembangkan motor GP24, meskipun ia mengkritik langkah tersebut karena dianggap merusak sejarah merek yang membesarkan juara secara internal.
Pernat menanggapi komentar yang menyebut Ducati mengorbankan Bagnaia demi Marquez, menyatakan bahwa pandangan tersebut keliru. Ia juga menyoroti kondisi Honda yang semakin terpuruk akibat penolakan dari beberapa pembalap potensial. Pernat mengkhawatirkan keputusan Honda yang berpotensi menunjuk Diogo Moreira ke MotoGP pada 2026, mengingat perubahan regulasi besar pada 2027.