Bikin Sejarah dengan Bahu Goyang sampai Paling Lama Wakili Indonesia, Mario Aji Cuma Mau Beri Bukti di Moto2 2026

Posted on

Perpanjangan kontrak tampil di Moto2 hingga musim 2026 adalah kesempatan emas yang tak ingin disia-siakan pembalap kebanggaan Indonesia, Mario Suryo Aji. Ia sepenuhnya sadar, musim depan adalah momen krusial yang hanya menyisakan satu pilihan baginya: membuktikan diri.

Honda Team Asia, dalam pengumuman line-up pada Jumat (31/10/2025) lalu, secara resmi mempertahankan Mario Suryo Aji dalam skuad mereka untuk Moto2 2026. Keputusan ini menunjukkan kepercayaan tinggi tim terhadap potensi pembalap berjuluk Super Mario tersebut. Musim depan, Mario Aji akan berduet dengan pembalap Jepang, Taiyo Furusato.

Tahun 2026 akan menjadi musim kelima bagi Super Mario di ajang balap motor grand prix sejak debutnya di Moto3 pada 2022. Dengan demikian, ia akan menorehkan sejarah sebagai pembalap Indonesia yang paling lama berkompetisi di kelas-kelas MotoGP, melampaui catatan pendahulunya, Andi Farid Izdihar, yang berlaga selama tiga musim.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih, banyak-banyak terima kasih, kepada HRC, Honda, dan semua manajemen yang tetap mempercayai saya,” ucap Mario dalam siaran pers Honda Team Asia, menyiratkan rasa syukur yang mendalam. Ia melanjutkan, “Tidak ada banyak hal yang harus dijelaskan: tahun depan, hanya ya atau ya, adalah saatnya untuk menunjukkan hasilnya.” Kalimat ini menegaskan tekadnya yang membara untuk meraih prestasi.

BREAKING NEWS – Veda Ega Pratama Susul Mario Aji, Indonesia Punya 2 Pembalap Reguler di MotoGP 2026

Mario Suryo Aji telah menunjukkan kilasan kecepatannya sejak awal karier. Prestasi fenomenal sempat ia ukir saat meraih posisi ketiga dalam kualifikasi Moto3 Indonesia pada musim penuh pertamanya di tahun 2022. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengangkat harkat pembalap Indonesia di grand prix dengan finis kesembilan di balapan Moto2 Americas pada April lalu, yang merupakan hasil 10 besar perdananya di kelas menengah tersebut.

Namun, perjalanan Mario tidak selamanya mulus. Menjaga konsistensi menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi rider asal Magetan itu. Kendala pertama yang dihadapinya adalah postur tubuh yang terbilang besar untuk kelas balap motor. Hal ini bahkan mendorong Honda Team Asia untuk menaikkannya ke kelas Moto2 pada musim ketiga, dengan harapan bobot motor yang lebih besar dapat mengompensasi berat badannya. Dalam dunia balap, kombinasi berat pembalap dan tunggangan yang lebih ringan memang secara signifikan meningkatkan margin performa yang dapat dikeluarkan.

“Saya pikir bahkan untuk kelas Moto2 dia terbilang berat,” ungkap manajer tim Honda Team Asia, Hiroshi Aoyama, saat menjelaskan situasi Mario kepada awak media dua tahun lalu. Menurut halaman profilnya di MotoGP.com, tinggi Mario adalah 173 cm dengan berat badan 72 kg. Angka ini cukup jauh di atas rata-rata bobot pembalap di kisaran 60-an kg, bahkan di kelas MotoGP sekalipun. Pembalap bertubuh jangkung seperti Joan Mir, Alex Marquez, Fermin Aldeguer, dan Luca Marini yang tingginya mencapai 180 cm ke atas, umumnya memiliki bobot tak sampai 70 kg. Mario pun telah berupaya melakukan diet ketat yang terlihat dari pipinya yang lebih tirus. Meski demikian, diet ekstrem juga bukan solusi terbaik karena massa otot yang cukup tetap diperlukan untuk melatih tenaga dan daya tahan fisik saat balapan.

Kendala kedua yang jauh lebih serius adalah cedera dislokasi bahu parah yang membuatnya harus menjalani operasi pada Mei lalu dan absen selama empat bulan. Manajer Motorsport Astra Honda Motor, Anggono Iriawan, bahkan mengungkapkan bahwa Mario masih mengalami dislokasi bahu jelang finis 10 besar dalam GP Americas. Mario sempat menolak operasi karena merasa sedang dalam momentum terbaiknya, sering kali lolos langsung ke kualifikasi 2. Namun, tingkat keparahan cedera yang makin serius, hingga bahunya bisa bergeser sendiri tanpa mengalami kecelakaan, akhirnya memaksa Mario untuk menerima risiko operasi.

Fakta di Balik Finis 10 Besar pada Moto2 Americas, Update Cedera Mario Aji dan Perkiraan Kembali Balapan

“Frustrasi karena kehilangan banyak kilometer di atas motor,” ucapnya kepada BolaSport.com dan awak media lain di sela-sela GP Indonesia pada Oktober lalu. Ia menambahkan, “Recovery-nya lebih krusial dari patah tulang. Selama 3-4 bulan tetap menjalani pemulihan. Jadi perlu waktu dan effort yang banyak.” Proses panjang dan berat ini jelas menguji mental dan fisiknya.

Meski demikian, tanda-tanda kembalinya kecepatan Mario mulai terlihat, kendati akhir-akhir ini baru muncul di sesi latihan bebas dan belum dapat dikonversi menjadi hasil yang konsisten dalam balapan. Honda Team Asia pun masih melihat potensi besar yang belum sepenuhnya tereksplorasi dalam diri Mario. Namun, mereka juga menyadari bahwa waktu yang dimilikinya kian terbatas untuk menunjukkan progres.

“Bagi Mario, musim depan akan menjadi musim ketiganya di Moto2,” tegas Hiroshi Aoyama. “Kami berharap bisa melihat perkembangannya seiring dia mendekati posisi-posisi teratas,” imbuh eks Juara Dunia GP250 itu, menaruh ekspektasi tinggi pada pembalap mudanya.

Mario tidak perlu diingatkan dua kali soal urgensi ini. Dua seri terakhir musim ini akan coba ia manfaatkan sebaik mungkin untuk mendapatkan bekal sebanyak mungkin menuju musim kejuaraan yang baru. “Saya harus membuktikan kepada semua orang yang masih percaya kepada saya bahwa mereka telah membuat keputusan yang tepat,” ucap Mario penuh tekad. “Saya merasa puas, tetapi saya tahu bahwa saya harus bekerja keras pada musim dingin ini untuk mencetak hasil bagus pada 2026.” Tekad baja ini menjadi modal utamanya untuk menyongsong musim depan yang penuh tantangan sekaligus harapan.

Bersanding dengan Mario Aji Lagi, Pembalap Jepang Tak Sabar Debut Moto2 2026

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *