SEA Games 2025: Skandal PBSI Thailand, Pornpawee Chochuwong Mundur!

Posted on

mellydia.co.id Tunggal putri Thailand, Pornpawee Chochuwong, mengeluhkan kinerja Asosiasi Bulu Tangkis Thailand hingga berniat putuskan mundur dari SEA Games 2025.

Kekuatan bulu tangkis Thailand kini berada di ujung tanduk setelah kabar mengejutkan datang dari salah satu amunisi terbaiknya. Pornpawee Chochuwong, tunggal putri andalan, secara serius mempertimbangkan untuk mengajukan permohonan mundur dari keikutsertaannya dalam SEA Games 2025 mendatang. Keputusan drastis ini mencuat di tengah berbagai kontroversi yang melingkupi induk bulu tangkis Negeri Gajah Putih, Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT), dan berpotensi melemahkan tim tuan rumah.

Salah satu pemicu utama kegelisahan Chochuwong adalah pemotongan tunjangan finansial yang diberlakukan oleh BAT terhadap sejumlah pebulu tangkis. Pemotongan ini, yang disebut-sebut sangat signifikan hingga hanya menyisakan 6.000 baht, disebabkan oleh ketidakhadiran atlet dalam sesi pemeriksaan kesehatan wajib. Namun, Chochuwong menegaskan bahwa alasan ketidakhadirannya justru karena komitmen profesional dalam turnamen BWF yang padat, sehingga ia tidak dapat memenuhi panggilan cek kesehatan tersebut.

Dampak pemotongan tunjangan ini tidak hanya menimpa Chochuwong. Raja bulu tangkis Thailand, Kunlavut Vitidsarn, serta bintang tunggal putri Ratchanok Intanon, juga dilaporkan mengalami pemotongan tunjangan yang sama menjadi hanya 6.000 baht. Menyoroti masalah ini, Chochuwong dengan berani menyuarakan keluhannya dalam program Thairath Sport, “Clear the Path,” mendesak BAT untuk beroperasi secara lebih transparan dan adil dalam setiap kebijakannya.

Tunggal putri peringkat enam dunia itu menuntut adanya struktur manajemen yang lebih jelas dan solid dalam asosiasi. Ia memiliki harapan besar agar atlet-atlet muda yang dibina oleh klub-klub masing-masing dapat secara bertahap menggantikan peran para senior di masa mendatang. Chochuwong juga menggarisbawahi bahwa eksistensi para pemain Thailand di kancah internasional selama ini tak lepas dari dukungan vital klub-klub besar seperti SCG dan Banthongyord, yang memang kondang sebagai pencetak talenta-talenta top termasuk Vitidsarn dan Intanon.

Meski demikian, Chochuwong lebih meratapi nasib pemain dari klub-klub yang lebih kecil, terutama ketika mendengar adanya pemotongan tunjangan. Ia menekankan pentingnya peran klub dan akademi dalam mengembangkan bakat muda. “Saya ingin agar klub memiliki struktur manajemen yang solid. Klub membutuhkan kontribusi dari para atlet, terutama di level pemuda, yang harus berasal dari akademi,” kata Chochuwong. Ia melanjutkan, “Jika tidak ada, maka akan sulit untuk bersaing. Seperti SCG atau Bank Thailand, yang memiliki dana untuk mendukung atlet seperti Nongthong, yang telah menarik perhatian dunia. Bank Thailand adalah contoh yang baik. Anda tidak boleh menganggap remeh akademi kecil yang tidak memiliki kekuatan untuk mengirim atlet ke kompetisi. Bagaimana mereka melakukannya? Klub harus memperhatikan akademi dengan baik.”

Selain persoalan pemotongan tunjangan yang mendadak dan minim informasi, Chochuwong juga menyoroti sulitnya pemain junior untuk mendapatkan kepercayaan dan kesempatan di pelatnas BAT. Salah satu contoh kasus yang ia jadikan sorotan adalah ganda campuran Racthapol Makkaasithorn dan Natthamon Laisuan, yang akrab disapa Mix dan Wa. Mereka dikeluarkan dari skuad SEA Games 2025, meskipun telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAT.

“Kasus Mix/Wa, atlet yang sulit untuk bergabung dengan tim nasional Thailand, menunjukkan bahwa meskipun mereka telah memenuhi semua persyaratan, mereka tidak dapat bergabung dengan tim nasional sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan,” ujarnya penuh keprihatinan. Chochuwong menambahkan, “Ini adalah hal yang patut disayangkan. Dengan menerima informasi seperti ini, mereka pergi ke kantor, tetapi tidak menerima penjelasan apa pun. Mungkin ada kasus lain yang belum diungkapkan.” Pernyataan ini memperkuat dugaan adanya masalah sistemik yang lebih dalam dalam manajemen BAT, yang berpotensi mengancam masa depan bulu tangkis Thailand.

Kekalahan Chia/Soh dari Fajar/Fikri Berbuntut Panjang, BAM Kecam Netizen yang Bully Pemain

Rian/Rahmat Menunggu di Babak Utama Hylo Open 2025, Calon Musuh Berumur 71 Tahun Beri Pesan Mengharukan

Ringkasan

Tunggal putri Thailand, Pornpawee Chochuwong, mempertimbangkan mundur dari SEA Games 2025 akibat kekecewaan terhadap Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT). Keputusan ini dipicu oleh kontroversi seputar pemotongan tunjangan finansial yang signifikan terhadap sejumlah atlet, termasuk dirinya, Kunlavut Vitidsarn, dan Ratchanok Intanon. Chochuwong merasa pemotongan tunjangan ini tidak adil karena ketidakhadiran dalam pemeriksaan kesehatan disebabkan oleh jadwal turnamen BWF yang padat.

Chochuwong menuntut transparansi dan manajemen yang lebih baik dari BAT, termasuk dukungan terhadap klub-klub yang berperan penting dalam pengembangan talenta muda. Ia juga menyoroti kasus ganda campuran Mix/Wa yang gagal masuk tim SEA Games meskipun telah memenuhi persyaratan, menunjukkan potensi masalah sistemik dalam BAT yang dapat mengancam masa depan bulu tangkis Thailand.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *