Kecewa Berjamaah! Sebagian Bonek Pilih Tak Hadir di Laga Persebaya Surabaya Lawan Persis Solo

Posted on

Gelombang kekecewaan membayangi sebagian besar Bonek, para pendukung setia Persebaya Surabaya. Jelang laga krusial kontra Persis Solo pada Minggu, 2 November 2025, di markas kebanggaan mereka, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), media sosial dibanjiri protes dan kejenuhan atas performa tim yang tak kunjung membaik.

Alih-alih bersiap mengenakan atribut hijau kebanggaan, tak sedikit suporter justru memilih menepi, bahkan berencana untuk absen dari tribun stadion. Luapan emosi dan rasa frustrasi ini tak hanya tersimpan; mereka menumpahkan kekecewaan di kolom komentar media sosial dan forum daring. Keresahan utama tertuju pada performa tim di lapangan serta keputusan manajemen klub yang dianggap abai terhadap aspirasi para suporter.

“Tak dadi bonek layar kaca ae… babah di ilokno… wong menejemen ae tutup mata pas arek-arek protes milih pelatih… yo gak dirungokno,” tulis seorang Bonek dengan nada getir, mencerminkan kejengkelan mendalam.

Komentar ini dengan jelas menggarisbawahi besarnya kekecewaan yang dirasakan, tidak hanya terbatas pada hasil pertandingan, tetapi juga pada hilangnya rasa dihargai sebagai pendukung setia.

Single Bertajuk SPAGHETTI Milik LE SSERAFIM Berhasil Sapu Tangga LaguiTunes di Seluruh Dunia, Kolaborasi dengan J-hope!

Selain performa tim, sorotan tajam juga diarahkan pada aspek manajerial Persebaya Surabaya yang dinilai terlalu berorientasi bisnis. “Otak bisnismu imbangono karo prestasi mu… ✊????,” sindir seorang suporter, menyuarakan tuntutan agar fokus pada prestasi tidak terlupakan. Sindirian ini menggaungkan keresahan klasik yang sering mencuat ketika klub kesayangan terkesan lebih memprioritaskan komersialisasi dibandingkan raihan prestasi di lapangan.

Bagi mayoritas Bonek, mendukung Persebaya Surabaya bukan sekadar mencari hiburan semata, melainkan merupakan perwujudan cinta, identitas, dan bahkan bagian tak terpisahkan dari hidup mereka. Namun kini, ironisnya, sebagian dari mereka justru merasa kehilangan semangat itu. “Ndelok balbalan iku karena butuh hiburan, tapi nek delok awakmu malah tambah sumpekkkkk,” ungkap seorang netizen, menyiratkan emosi yang tertahan dan kekecewaan mendalam.

Eduardo Perez Malas Balas Kinerja Wasit! Fokus Benahi Performa Persebaya Surabaya

Puncak kekecewaan terlihat jelas ketika beberapa Bonek memutuskan untuk menyaksikan pertandingan dari rumah. “Wes aku ndelok TV ae ????,” tutur seorang suporter, menunjukkan sikap penolakan halus. Ditambah lagi, ada yang berujar, “Wes nang omah sumpek ditambah Persebaya nek gak kalah seri, ndelok nang stadion gak tambah tenang malah tambah ngenes.” Ini menggambarkan betapa lelahnya batin pendukung yang terus-menerus dihadapkan pada performa tim yang stagnan.

Di tengah badai kekecewaan yang melanda, manajemen Persebaya Surabaya tetap melangkah maju dengan merilis pengumuman resmi terkait penjualan tiket pertandingan kontra Persis Solo. Melalui kanal resmi mereka, manajemen klub gencar mengajak para suporter untuk kembali membanjiri Gelora Bung Tomo dan memberikan dukungan penuh kepada Bruno Moreira dkk. “Kembali ke rumah! Hijaukan GBT!” seruan itu menggema, penuh semangat ajakan.

Untuk menarik minat, tiket pertandingan dibagi dalam beberapa kategori harga yang bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu bagi pelajar hingga Rp 100 ribu untuk tribun timur bawah. Tak hanya itu, manajemen Persebaya juga menawarkan insentif menarik: setiap pembelian tiket laga melawan Persis Solo secara otomatis akan mengamankan kuota tiket pertandingan berikutnya yang sangat dinanti, yakni melawan Arema FC.

Tanpa Raphinha dan Lewandowski, Barcelona Umumkan Skuad untuk El Clásico Kontra Real Madrid

Strategi ini dirancang untuk membangkitkan kembali antusiasme Bonek dan mengembalikan mereka ke tribun. Namun, di tengah gema ajakan tersebut, atmosfer di kalangan suporter justru terbelah tajam. Sebagian teguh bertekad untuk tetap hadir memberikan dukungan, sementara sebagian lainnya menolak keras, didorong oleh kekecewaan mendalam terhadap performa dan arah kebijakan klub. Sentimen “kecewa berjamaah” ini menjadi sinyal paling kuat bahwa hubungan antara tim kebanggaan dan para pendukung setianya sedang berada dalam fase yang sangat rapuh dan membutuhkan perhatian serius.

Untuk menjamin ketertiban dan transparansi, manajemen Persebaya Surabaya juga secara tegas memberlakukan sistem pembelian tiket hanya melalui jalur resmi, yakni website dan aplikasi Persebaya Selamanya.

Bersiaplah! 4 Zodiak Ini Akan Dihujani Keberuntungan dan Kelimpahan pada Minggu, 26 Oktober 2025

Setiap akun yang telah terverifikasi memiliki hak untuk membeli hingga empat tiket, sementara akun yang belum terverifikasi dibatasi maksimal dua tiket. Mekanisme ketat ini diterapkan untuk menekan praktik percaloan yang selama ini kerap merugikan suporter. Lebih lanjut, bagi para anggota membership Bonek Loyal, Royal, Total, dan VVIP, telah disiapkan kuota eksklusif dengan diskon yang disesuaikan berdasarkan kategori mereka. Proses penukaran tiket pun wajib dilakukan di store yang telah dipilih sebelumnya, dengan membawa e-voucher asli sebagai bukti pembelian yang sah.

Meskipun detail teknis ini menunjukkan keseriusan manajemen dalam menjaga ketertiban, di sisi lain, mengembalikan kepercayaan publik tetap menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar dan mendesak. Rasa kekecewaan Bonek sejatinya bukanlah fenomena baru. Selama beberapa musim terakhir, performa Persebaya Surabaya memang kerap menampilkan grafik naik-turun, gagal menunjukkan konsistensi yang diharapkan untuk bersaing di papan atas Liga 1.

Situasi ini diperparah dengan perasaan sebagian pendukung bahwa suara mereka tidak lagi diperhitungkan, terutama saat protes terhadap pelatih atau keputusan strategis klub dibiarkan tanpa tanggapan berarti.

Lewat Lukisan dan Potongan Buah Semangka, Dosen IKJ Suarakan Dukungan untuk Gaza

Fenomena “boycott halus” ini menjadi bentuk kritik paling tajam yang disampaikan secara diam-diam oleh suporter kepada manajemen. Mereka memilih untuk tidak menciptakan kericuhan, melainkan menunjukkan sikap tegas melalui cara paling sederhana: absen dari stadion. Dalam konteks klub sepak bola sebesar Persebaya Surabaya, absennya sebagian Bonek bukan sekadar kehilangan penonton. Lebih dari itu, ini berarti kehilangan semangat kolektif yang selama ini menjadi nyawa dan detak jantung tim.

Meskipun demikian, secercah harapan tetap membara. Jika Persebaya Surabaya mampu segera memperbaiki performa di lapangan dan membangun kembali jembatan komunikasi yang efektif dengan para pendukungnya, kepercayaan itu bisa dipulihkan.

Kalahkan Brighton 4-2, Manchester United Lewati Liverpool Di Papan Klasemen Liga Inggris

Kepercayaan suporter sejati tidak akan tumbuh dari sekadar promosi tiket atau gimmick media sosial semata, melainkan dari kerja keras yang nyata di lapangan dan sikap tulus menghargai setiap aspirasi publik. Maka dari itu, laga kontra Persis Solo bukan sekadar pertandingan biasa bagi Persebaya Surabaya. Ini adalah ujian nyata atas loyalitas dan kepercayaan dari Bonek; apakah mereka masih bersedia datang, bernyanyi di tribun, atau memilih untuk tetap menjadi “Bonek layar kaca” di rumah. Yang jelas, gelombang kekecewaan berjamaah ini adalah peringatan krusial bagi manajemen agar tidak lagi menganggap remeh suara suporter yang selama ini menjadi denyut nadi dan kekuatan sejati klub.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *