Dana Pensiun Hijau: Kemenkeu Genjot Investasi Energi Terbarukan!

Posted on

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus mendorong lembaga dana pensiun (dapen) di Indonesia untuk memperluas jangkauan investasi mereka ke instrumen energi terbarukan. Dorongan ini sejalan dengan makin besarnya dana kelolaan industri tersebut, membuka peluang baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kemenkeu, Ihda Muktiyanto, menekankan bahwa Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dari Norges Bank, salah satu pengelola dana pensiun terbesar di dunia.

Muktiyanto menjelaskan, portofolio yang dikelola oleh Norges Bank menunjukkan tingkat diversifikasi yang sangat baik, dengan arah investasi yang kini mulai difokuskan pada instrumen-instrumen berbasis infrastruktur energi terbarukan. Langkah ini mencerminkan strategi investasi jangka panjang yang matang, bertujuan untuk menyeimbangkan portofolio sambil secara aktif mendukung agenda keberlanjutan global. Dengan demikian, Norges Bank menjadi contoh nyata bagaimana investasi dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau.

“Dengan makin meningkatnya aset dana pensiun, Indonesia bisa mempertimbangkan portofolio ke instrumen yang berorientasi jangka panjang dengan keberlanjutan. Instrumen energi baru dan terbarukan, hijau, serta instrumen ramah lingkungan lainnya, itu bisa menjadi pilihan investasi,” ungkap Ihda Muktiyanto saat menghadiri sebuah acara di Alam Sutra, Tangerang, pada Kamis (23/10). Menurutnya, investasi energi terbarukan tidak hanya menjanjikan potensi imbal hasil (return) yang baik, tetapi juga sangat selaras dengan agenda transisi hijau yang tengah digalakkan di Indonesia.

Fakta menarik dari paparan Kemenkeu adalah Norges Bank telah menempatkan 0,1% dari total investasinya, senilai US$ 2,23 miliar, pada instrumen infrastruktur energi terbarukan. Angka ini menunjukkan komitmen Norges Bank dalam menerapkan strategi diversifikasi yang berpihak pada keberlanjutan. Inspirasi dari model investasi Norges Bank ini menjadi motivasi kuat bagi Kemenkeu untuk mendorong dana pensiun domestik agar tidak ragu menjelajahi sektor yang prospektif ini.

Dorongan Kemenkeu agar dana pensiun berinvestasi di sektor energi terbarukan bukan tanpa alasan. Ihda Muktiyanto menyoroti bahwa alokasi investasi mayoritas dana pensiun sukarela saat ini masih sangat terkonsentrasi pada instrumen bersifat fixed income, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan deposito. Kondisi ini mengindikasikan perlunya strategi diversifikasi yang lebih komprehensif.

Sebagai informasi, data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total investasi dana pensiun secara gabungan mencapai Rp 380,32 triliun per Juli 2025. Dari jumlah tersebut, mayoritas memang didominasi oleh instrumen SBN dengan nilai mencapai Rp 138 triliun, diikuti oleh deposito sebesar Rp 101,64 triliun. Angka-angka ini memperkuat argumentasi Kemenkeu akan pentingnya diversifikasi portofolio ke arah investasi yang lebih berkelanjutan dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

Ringkasan

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong lembaga dana pensiun (dapen) untuk memperluas investasi ke instrumen energi terbarukan, seiring dengan meningkatnya dana kelolaan. Kemenkeu menyoroti Norges Bank sebagai contoh diversifikasi investasi yang baik, yang sebagian portofolionya dialokasikan ke infrastruktur energi terbarukan, menekankan potensi investasi jangka panjang yang berkelanjutan.

Saat ini, investasi dana pensiun di Indonesia mayoritas masih terkonsentrasi pada instrumen fixed income seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan deposito. Dengan total investasi dana pensiun mencapai Rp 380,32 triliun per Juli 2025, Kemenkeu menekankan pentingnya diversifikasi portofolio ke arah investasi energi terbarukan yang lebih berkelanjutan dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *