
mellydia.co.id Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, menyoroti filosofi Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis dalam lambang kebanggaan di jersey Skuad Garuda.
Semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, atau bersatu dalam perbedaan, tampak begitu nyata dan menjadi fondasi kuat skuad Timnas Indonesia saat ini. Filosofi luhur ini terefleksi dari komposisi tim yang dihuni oleh para pemain dengan latar belakang yang beragam, membentuk sebuah kekuatan kolektif yang inspiratif.
Timnas Indonesia diperkuat oleh pilar-pilar yang lahir, besar, dan tumbuh di tanah air, seperti Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, dan Ricky Kambuaya. Mereka adalah representasi murni talenta lokal yang berjuang demi Merah Putih.
Ganti Pelatih dan Mulai dari Nol Lagi, Media Vietnam Sebut Timnas Indonesia Terperangkap Jebakan Sendiri
Selain itu, kehadiran para pemain keturunan atau diaspora turut menyemarakkan skuad. Nama-nama seperti Jay Idzes, Kevin Diks, Calvin Verdonk, Emil Audero, Ragnar Oratmangoen, dan Justin Hubner, membawa warna serta kualitas yang berbeda, memperkaya dinamika tim. Bahkan, Maarten Paes, yang tidak memiliki darah Indonesia, mampu bergabung melalui jalur keturunan blijvers, menunjukkan cakupan inklusif tim ini.
Dengan segala perbedaan latar belakang yang ada, para punggawa Timnas Indonesia bersatu padu, berjuang dengan bangga demi lambang Garuda di dada. Kebanggaan ini baru-baru ini diungkapkan secara langsung oleh Jay Idzes dalam sebuah wawancara eksklusif di kanal YouTube Sassuolo.
Dalam kesempatan tersebut, Idzes tidak hanya berbicara, tetapi juga dengan antusias memamerkan slogan “Bhinneka Tunggal Ika” yang terpahat jelas pada logo di jersey kebanggaan Timnas Indonesia.
“Kami punya Garuda di dada, dan kami juga mengatakan ‘Kita Garuda’, yang berarti kita Indonesia, kita bersama,” tutur Idzes.
“Kami juga memiliki tulisan di lencana timnas kami yang artinya bersatu dalam perbedaan (Bhinneka Tunggal Ika),” lanjutnya, menjelaskan makna mendalam di balik filosofi tersebut.
“Karena Indonesia dulu lama dijajah dan sekarang baru 80 tahun kami negara yang bebas dan merdeka. Tapi pemain di dalam timnas anggotanya berasal dari berbagai negara, saya salah satu contohnya,” tambahnya, merujuk pada keragaman yang menjadi kekuatan tim.
Timnas Indonesia Nyari Nakhoda Anyar, Sosok Pelatih Eropa Dirasa Masih Jadi yang Paling Tepat
Pemain yang kini menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia itu menegaskan bahwa semangat persatuan dalam perbedaan ini tidak hanya tertulis, tetapi juga nyata terlihat dalam performa tim di lapangan. Lebih jauh, ia juga melihat semangat ini terpancar dari dukungan luar biasa para penggemar Indonesia yang datang dari berbagai penjuru dunia.
“Itu membuktikan bahwa kami kuat bersama dan saya pikir itu juga terlihat di lapangan ketika kami bermain,” kata Idzes.
“Di luar lapangan juga terlihat dari dukungan yang kami dapat dari semua orang yang datang dari seluruh dunia untuk mendukung kami,” imbuhnya, menggambarkan besarnya antusiasme suporter.
Jay Idzes telah membuktikan dirinya sebagai pilar kunci bagi Timnas Indonesia, baik di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong maupun Patrick Kluivert. Pemain berusia 26 tahun ini telah mencatatkan 16 penampilan gemilang bersama tim Merah-Putih sejak debutnya pada tahun 2024.
Karier cemerlangnya di Liga Italia, yang sebelumnya membela Venezia, telah menjadikannya panutan. Berkat penampilan impresif dan kepemimpinannya, ia kini dipercaya mengemban jabatan kapten Timnas Indonesia.
Saat ini, Idzes merupakan salah satu pilar utama di lini pertahanan Sassuolo. Ia telah bermain dalam enam pertandingan penting bersama I Neroverdi di Liga Italia, menunjukkan konsistensi dan kualitasnya di kancah sepak bola Eropa.



