Mafia AS Kini: Perjudian Online Ungkap Taktik Baru & Lebih Cerdik

Posted on

Aparat penegak hukum Amerika Serikat baru-baru ini menggemparkan publik dengan pengungkapan dua kasus perjudian olahraga ilegal yang mencengangkan, menyebut modus operandi di baliknya “mirip adegan film Hollywood”. Skema kejahatan terorganisir ini diduga melibatkan bintang-bintang NBA, penggunaan lensa kontak khusus, kartu yang sudah ditandai, meja berteknologi sinar-X, dan korban yang menderita kerugian hingga 7 juta dolar AS (sekitar Rp116 miliar).

Dalam serangkaian penangkapan yang luas, pihak berwenang berhasil membekuk 31 individu di 11 negara bagian, termasuk sejumlah anggota sindikat mafia Amerika-Sisilia, La Cosa Nostra. Dugaan keterlibatan mafia inilah yang membuat kasus ini terasa begitu sinematik dan menarik perhatian publik, seolah diangkat langsung dari layar lebar.

Berkat film-film klasik, serial televisi, dan buku yang tak terhitung jumlahnya, dunia kejahatan mafia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari mitos budaya Amerika. “Seperti yang dikatakan Ray Liotta dalam film Goodfellas: ‘Kami diperlakukan seperti bintang film dengan otot’,” kata Ed McDonald, seorang advokat yang juga turut bermain dalam film legendaris tersebut.

McDonald, yang memerankan dirinya sendiri dalam Goodfellas, adalah mantan jaksa yang terkenal berani menuntut tokoh-tokoh mafia terkemuka pada era 1980-an. Ia bahkan memainkan peran krusial dalam film tersebut dengan membujuk Henry Hill, mantan anggota mafia yang kemudian menjadi informan penegak hukum, untuk memerankan dirinya sendiri.

  • Bintang basket NBA dan sekelompok mafia didakwa terlibat pengaturan judi

Namun, McDonald menambahkan, pengaruh dan aktivitas mafia telah mengalami perubahan drastis sejak masa kejayaannya pada abad ke-20. Pada era tersebut, halaman muka tabloid seringkali dihiasi berita tentang pembunuhan mafia, pemerasan dalam bisnis, dan persidangan besar-besaran yang selalu menarik perhatian.

Penanganan hukum yang agresif dan gencar pada dekade 1980-an dan 1990-an secara signifikan melemahkan kekuasaan mafia di New York, bahkan berhasil menjatuhkan beberapa pemimpin mereka yang paling tersohor. “Intinya, mafia tidak lagi seperti dulu,” tegas McDonald, menggambarkan pergeseran fundamental dalam dunia kejahatan terorganisir.

Faktanya, mafia memang telah berevolusi. Penyelidikan terhadap pengaturan hasil judi poker yang diumumkan oleh Biro Investigasi Federal (FBI) pada Kamis lalu (23/10) memberikan gambaran yang akurat tentang bagaimana modus operandi mafia telah beradaptasi di era 2020-an. “Keluarga-keluarga ini terus eksis dan beralih ke bisnis ilegal yang jauh lebih menguntungkan dan memiliki risiko hukuman penjara yang jauh lebih kecil,” jelas Drew Rolle, mantan kepala bagian kejahatan terorganisir dan gangster di Distrik Timur, New York.

Kini, mafia lebih banyak terlibat dalam penipuan sekuritas, perjudian, taruhan olahraga daring, dan operasi “boiler-room” yang melibatkan skema penipuan telepon yang sangat rumit, tambahnya. Pergeseran ini menunjukkan adaptasi mereka terhadap peluang kejahatan di era digital.

Pada tahun 2022, otoritas federal di Distrik Timur New York telah mendakwa sembilan anggota keluarga mafia Genovese dan Bonnano atas tuduhan pemerasan, perjudian ilegal, pencucian uang, dan berbagai kejahatan lainnya. Lalu, pada Desember 2024, mantan pemimpin keluarga Genovese, Carmelo Polito, dijatuhi hukuman 30 bulan penjara karena mengoperasikan tempat perjudian ilegal dan skema perjudian daring ilegal.

Penuntutan yang diumumkan Kamis lalu semakin menguatkan bukti adanya evolusi dalam operasi mafia. Pihak berwenang AS memaparkan skema para terdakwa dalam “menggunakan teknologi canggih dan merekrut mantan pemain serta pemain aktif NBA untuk menipu orang-orang hingga jutaan dolar.” Tiga dari lima keluarga kriminal yang paling dikenal—Gambino, Bonnano, dan Genovese—diduga terlibat dalam jaringan ini.

“Ketika orang-orang menolak membayar karena merasa ditipu, para terdakwa ini melakukan apa yang selalu dilakukan oleh kejahatan terorganisir: mereka menggunakan ancaman, intimidasi, dan kekerasan,” kata Komisaris Kepolisian Kota New York, Jessica Tisch. Hal ini menegaskan bahwa meskipun modus operandinya berubah, inti kekejaman mafia tetap ada.

Sejak awal 2019, kelompok kriminal tersebut merekayasa permainan poker ilegal yang memanfaatkan berbagai teknologi penipuan mutakhir, menurut berkas dakwaan. Para terdakwa menggunakan mesin pengocok kartu yang telah dimodifikasi untuk memanipulasi tumpukan kartu, serta “chip tray analyzer” yang secara rahasia dapat membaca kartu dengan kamera tersembunyi yang canggih.

Dalam detail yang lebih mirip dengan film Mission Impossible, para pemain diduga mengenakan lensa kontak atau kacamata khusus yang membantu mereka melihat kartu-kartu yang sudah ditandai sebelumnya. Mantan atlet profesional NBA direkrut sebagai “Face Cards” untuk memikat pemain-pemain lain agar bergabung dalam permainan yang telah diatur, menurut jaksa penuntut.

Informasi dari meja poker dikirimkan kepada seseorang di lokasi lain, yang kemudian meneruskannya kepada rekan mereka yang duduk di meja poker yang sama. Para pemain yang terlibat dalam skema ini akan saling memberikan sinyal rahasia selama permainan berlangsung, memastikan kemenangan yang telah direkayasa.

Menyusul terungkapnya skema ini, NBA telah mengumumkan skorsing terhadap Billups dari posisinya sebagai pelatih Portland Trail Blazers. “Kami menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius, dan integritas permainan kami tetap menjadi prioritas utama kami,” ujar mereka, menekankan komitmen terhadap keadilan olahraga.

Pihak berwenang federal juga menangkap pemain NBA, Terry Rozier dari Miami Heat, dalam kasus terkait. Pengacaranya, James Trusty, dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan kliennya “bukan penjudi, tetapi dia tidak takut untuk bertarung, dan dia menantikan untuk memenangkan pertarungan ini,” menunjukkan tekad untuk membela diri.

Kasus ini masih dalam tahap awal penyelidikan. Namun, kombinasi intrik bola basket profesional dan dugaan sindikat mafia yang berada di baliknya, kemungkinan besar akan menjadikan kasus ini terus menjadi sorotan publik selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun ke depan. “Hal-hal yang menjadi fokus [mafia] mungkin telah berubah dan tidak lagi seheboh atau sekeji dulu,” kata Rolle, yang kini menjadi pengacara di firma Alston & Bird.

“Namun, dalam hal kemampuan mempengaruhi industri di kota ini, ada beberapa unsur kejahatan terorganisir dalam bisnis mereka, dan hal ini tetap menjadi tantangan bagi penduduk kota ini.” Mafia, dalam bentuknya yang baru, terus menjadi ancaman yang nyata.

  • Mengenal mafia-mafia Italia yang pernah begitu menakutkan
  • Bos mafia Italia ditangkap setelah 30 tahun jadi buronan, bagaimana dia bisa bersembunyi selama tiga dekade?
  • Misteri pembunuhan ‘Bankir Tuhan’ – ‘Kasus yang melibatkan mafia, Freemason, dan Vatikan’
  • Misteri Ratu Kripto yang menghilang dan dugaan keterlibatan mafia Bulgaria – Apakah dia masih hidup atau sudah meninggal?
  • Tiga perempuan dibunuh dalam siaran langsung media sosial di Argentina, bagaimana peran kartel narkoba dalam kasus ini?
  • ‘Mereka menawarkan jamuan daging manusia’ – Peran sekte dalam kartel narkoba di Meksiko
  • ‘Yakuza menjadi keluarga saya’ – Kisah fotografer yang memasuki dunia gelap mafia Jepang
  • Yakuza: Asal usul mafia Jepang yang sangat ditakuti dan bagaimana nasibnya kini
  • Kisah Nishimura Mako, satu-satunya perempuan yang jadi anggota mafia Yakuza di Jepang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *