
Kabar mengejutkan datang dari kancah bulu tangkis internasional. Pebulu tangkis spesialis ganda campuran kebanggaan Korea Selatan, Chae Yu-jung, telah secara resmi mengumumkan keputusan pensiun setelah menjalani pertandingan terakhirnya di ajang French Open 2025 pekan ini. Ini menandai berakhirnya sebuah perjalanan karier gemilang bagi salah satu atlet paling berpengaruh di sektor ganda campuran.
Dalam penampilan perpisahan yang emosional itu, Chae Yu-jung berpasangan dengan pemain muda Lee Jong-min di Glaz Arena, Rennes, Prancis. Namun, aksi duet kidal ini harus terhenti lebih awal, karena mereka tersisih di babak 32 besar. Lee/Chae harus mengakui keunggulan pasangan underdog asal Skotlandia, Alexander Dunn/Julie Macpherson, dalam pertarungan tiga gim yang intens. Kekalahan tersebut sempat mengejutkan banyak pihak, mengingat reputasi Chae yang bukan pemain biasa.
Meski kemitraannya dengan Lee Jong-min terbilang singkat, Chae Yu-jung adalah figur veteran yang kaya pengalaman. Ia sebelumnya dikenal luas berkat kolaborasinya yang sangat sukses bersama Seo Seung-jae. Sebagai salah satu dari empat kekuatan terbesar pada masanya, puncak karier mereka adalah meraih gelar Juara Dunia 2023 yang sangat didambakan. Chae juga pernah menorehkan luka bagi China di Sudirman Cup 2017, tatkala bersama Choi Sol-gyu mereka sukses menumbangkan Lu Kai/Huang Ya Qiong, sebuah momen heroik dalam sejarah bulu tangkis Korea.
Kini, semua kisah keemasan itu harus ditutup dengan keputusan Chae Yu-jung untuk gantung raket. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Chae mengungkapkan, “Kompetisi terakhir saya sebagai perwakilan pemain tim nasional akhirnya berakhir.” Ia menyadari bahwa banyak orang mungkin menganggap keputusannya pensiun terlalu tiba-tiba dan menimbulkan banyak pertanyaan. “Ini adalah sesuatu yang sudah saya pikirkan sejak awal tahun,” tegasnya, menunjukkan bahwa keputusan ini telah melalui proses perenungan yang mendalam.
Usut punya usut, salah satu faktor utama yang melatarbelakangi keputusan Chae Yu-jung untuk pensiun adalah situasi posisinya di pelatnas Korea. Hingga saat ini, Chae masih terdaftar sebagai bagian dari skuad ganda putri, bukan ganda campuran. Belum adanya seleksi pemain ganda campuran di pelatnas menjadi dilema besar baginya. Selain itu, ia juga merasa kesulitan untuk membangun kembali segalanya dari awal, terutama setelah pasangannya yang lama, Seo Seung-jae, difokuskan ke sektor ganda putra. “Karena belum ada seleksi tim nasional di ganda campuran, saya harus terdaftar di ganda putri. Tapi saya sudah lama berkompetisi sebagai pemain ganda campuran, jadi saya pikir akan terlalu sulit untuk menantang diri sendiri di ganda putri,” jelas Chae. “Dan saya tidak memiliki kepercayaan diri untuk bertanding lagi, jadi saya memutuskan untuk menyerah,” tambahnya, dengan berat hati.
Dengan perasaan campur aduk, Chae harus meninggalkan dunia yang telah ia geluti sejak masa kanak-kanak. Ia merupakan salah satu atlet paling senior di pelatnas Negeri Ginseng, dengan total pengabdian selama 15 tahun. “Selama 15 tahun saya di tim nasional, saya tidak menyesal dan saya berlatih sebaik mungkin dan bermain sebaik mungkin di pertandingan,” kenang Chae. Ia juga tidak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya yang tulus, “Dan saya bisa bertahan sampai sekarang karena banyak pelatih, rekan satu tim, dan penggemar yang menyemangati dan percaya pada saya ketika masa sulit.”
Dalam ucapan perpisahannya, Chae juga memberikan pesan penyemangat kepada Lee Jong-min, pemain muda yang masih menyimpan potensi besar untuk berkembang. “Terima kasih banyak untuk semuanya!! Dan karena ini adalah tahap terakhir, baik Jongmin maupun saya ingin bermain dengan baik, jadi ada banyak kesalahan dalam pertandingan,” ungkapnya. Dengan nada bercanda, ia menambahkan, “Saya seharusnya lebih menyemangatinya, tetapi karena ini adalah pertandingan terakhir saya, saya juga ingin menyelesaikannya dengan baik. Jadi saya pikir ada saat-saat saya mendorong Jongmin, hahaha (Maaf, Jongmin).” Sebuah pesan yang sarat makna dan kepedulian. “Namun, karena ini adalah pertandingan menuju pensiun saya, saya harap kalian menonton pertandingan dengan hati yang baik!!”
Sejak usia junior, Chae Yu-jung memang telah diakui sebagai aset emas bagi bulu tangkis Korea Selatan. Darah bulu tangkis mengalir deras dalam dirinya, mengingat ia adalah putri dari mantan tunggal putri Korea, Kim Bok-sun. Sepanjang kariernya, ia telah menorehkan segudang prestasi gemilang: Juara Asia Junior 2012, Juara Dunia Junior 2013 di ganda putri, Juara Dunia 2023 di ganda campuran, Runner-up Kejuaraan Asia 2024, serta berkontribusi besar membantu tim Korea meraih trofi Sudirman Cup 2017 dan empat medali di empat edisi lainnya. Ia juga berperan penting dalam meraih perunggu di Uber Cup 2020 serta medali emas Asian Games beregu putri tahun 2022. Di turnamen BWF, koleksi gelarnya mencapai 11 juara dari level International Challenge, Grand Prix hingga BWF World Tour, di samping 19 kali menjadi runner-up. Chae Yu-jung meninggalkan jejak karier yang luar biasa, menjadi inspirasi bagi banyak atlet muda penerusnya.



