SKK Migas mengonfirmasi adanya minat kuat dari perusahaan migas raksasa asal Inggris, British Petroleum (BP), terhadap blok migas yang dilelang pemerintah pada pertengahan Oktober lalu. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan langsung informasi ini di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Jumat, 24 Oktober 2025, seperti dikutip dari Antara. Menurut Djoko, BP memang menaruh perhatian besar sebagai “investor besar” yang berpotensi mendorong sektor hulu migas nasional.
Ketertarikan tidak hanya datang dari BP. Djoko Siswanto menambahkan, sejumlah besar perusahaan migas lain juga menunjukkan minat signifikan terhadap lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) ini. Animo tinggi tersebut, menurutnya, didorong oleh format lelang penawaran langsung dan rekam jejak studi bersama (joint study) yang hampir selalu berujung pada penentuan pemenang. “Sudah banyak (yang minat), karena ini lelang penawaran langsung, ya. Dari joint study, biasanya kalau joint study itu 100 persen pasti ada pemenang lelangnya,” jelas Djoko.
Sebelumnya, langkah strategis untuk meningkatkan lifting nasional telah diambil oleh pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengumumkan lelang sembilan wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi tersebut. Pengumuman ini disampaikan dalam gelaran Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition (APOGCE) Tahun 2025 yang berlangsung pada 14 Oktober 2025 lalu, menegaskan komitmen pemerintah dalam menarik investor migas untuk menggenjot produksi.
Dari sembilan wilayah kerja (WK) migas yang ditawarkan, beberapa di antaranya telah menjalani studi awal dengan hasil yang menjanjikan. Misalnya, WK Natuna D Alpha, yang studi pelaksanaannya oleh KUFPEC, memiliki potensi mencapai 2.865 MMBO dan 46 TCF. Kemudian, WK Southwest Andaman dengan studi oleh Mubadala menunjukkan potensi 3.085 BSCF, sementara WK Jalu yang dikerjakan Armada Etan berpotensi 2.965 BSCF.
Ada pula WK Karunia, dengan Texcal Mahato sebagai pelaksana studi, diperkirakan memiliki potensi 82 MMBO dan 132 BSCF, serta WK Muara Tembesi yang studinya dilakukan PT Tenang Wijaya Sejahtera dengan potensi 56 MMBO dan 953 BSCF. Selain itu, lelang juga mencakup WK Abar-Anggursi dengan estimasi potensi 357 MMBO dan 1.804 BSCF, dan WK Barong yang studinya dilaksanakan oleh Inpex dengan potensi 2.911 BCF.
Menariknya, dua wilayah kerja lain yang dilelang, yaitu WK Drawa dan WK Bintuni, sebelumnya telah melibatkan British Petroleum (BP) dan konsorsiumnya dalam studi awal. WK Drawa berpotensi 360 BSCF, sedangkan WK Bintuni menyimpan potensi hingga 2,1 TCF. Kehadiran BP sebagai pelaksana studi awal pada dua WK ini semakin memperkuat sinyal ketertarikan mereka dalam lelang blok migas pemerintah.
Pilihan Editor: Senjakala Industri Batu Bara. Sampai Kapan?
Ringkasan
SKK Migas mengonfirmasi minat besar dari British Petroleum (BP) terhadap blok migas yang dilelang pemerintah pada Oktober 2025. Menurut Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, BP dianggap sebagai investor besar yang berpotensi mendorong sektor hulu migas nasional. Selain BP, banyak perusahaan migas lain juga menunjukkan minat signifikan terhadap lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas).
Lelang ini meliputi sembilan wilayah kerja (WK) migas, termasuk WK Natuna D Alpha, Southwest Andaman, dan Jalu. Dua WK, Drawa dan Bintuni, sebelumnya telah melibatkan BP dalam studi awal, dengan potensi masing-masing 360 BSCF dan 2,1 TCF. Hal ini semakin memperkuat sinyal ketertarikan BP dalam lelang blok migas pemerintah.



