Kata-Kata Terakhir Gaethje Usai Kalah dari Khabib: Menyentuh!

Posted on

Kisah epik yang tak terlupakan datang dari arena oktagon, mengisahkan pertarungan legendaris yang mempertemukan Khabib Nurmagomedov dan Justin Gaethje. Duel akbar ini bukan sekadar perebutan gelar, melainkan sebuah peristiwa penuh makna yang terukir dalam sejarah UFC.

Pada tahun 2020 silam, di Amerika Serikat, panggung pertarungan menjadi saksi bisu bentrokan terakhir “Si Elang” Khabib Nurmagomedov. Para penggemar sejati seni bela diri campuran tentu masih mengingat jelas momen tersebut. Khabib, yang berlaga untuk mempertahankan sabuk juaranya, tampil dengan performa yang begitu luar biasa, seolah tak tersentuh.

Dominasinya begitu mutlak; ia hanya membutuhkan waktu dua ronde saja untuk mengunci kemenangan impresif dengan teknik cekikan khasnya. Namun, di balik dominasi dan hasil pertarungan yang cepat itu, tersembunyi sebuah kisah humanis yang menyentuh hati, sebuah momen tak terduga pasca-duel yang kini terkuak ke publik.

Sesaat setelah dinyatakan kalah, Justin Gaethje yang baru saja menderita kekalahan telak, langsung menghampiri Khabib. Momen yang tak biasa ini memicu pertanyaan, mengingat emosi yang biasanya meluap setelah pertarungan. Belakangan, Gaethje menceritakan apa yang sebenarnya ia sampaikan kepada sang lawan, sebuah pengakuan yang penuh rasa hormat.

“Saat itu, saya baru saja menderita kekalahan, oleh karenanya, saya merasa sangat kesal,” kenang Gaethje, seperti dilansir dari transkrip Championat yang diungkapkan oleh Juara.net. “Tetapi, saat melihat Khabib dalam kondisi seperti itu, saya memutuskan untuk mengesampingkan emosi saya. Saya berjalan mendatanginya, kemudian saya berkata: ‘Saya pikir, Anda sudah membuat ayah Anda bahagia. Dia pasti bangga’,” sambung Gaethje.

UFC 321 – Menanti Bentrokan Seru Jagoan dengan Ilmu Bela Diri Ala Militer Rusia

Pernyataan Gaethje merujuk pada kondisi emosional Khabib yang mendalam. Tak lama setelah pertarungan emosional tersebut, Khabib Nurmagomedov membuat keputusan monumental. Ia melepas sarung tangannya di tengah oktagon dan mengucapkan salam perpisahan, menandai keputusannya untuk pensiun dari UFC. Kepergian sang ayah tercinta, Abdulmanap Nurmagomedov, menjadi alasan utama di balik keputusan berat tersebut.

Lebih jauh lagi, Gaethje mengungkapkan bahwa ia sudah merasa akan sangat sulit, bahkan mustahil, untuk mengalahkan Khabib pada hari itu. “Tidak akan ada satu pun orang di dunia ini yang bisa mengalahkan dia pada hari itu,” tukasnya, penuh keyakinan. “Dia bertarung untuk sesuatu yang lebih besar lagi,” tambah Gaethje, menggarisbawahi motivasi Khabib yang melampaui sekadar gelar.

Pelatih Islam Makhachev Bongkar Titik Kelemahan Ilia Topuria

Warisan dan perjuangan Khabib Nurmagomedov kini diteruskan oleh para rekan seperguruannya yang tangguh, termasuk Islam Makhachev dan Umar Nurmagomedov. Di kelas ringan, Islam Makhachev telah berhasil menggondol gelar juara dan kini sedang memburu sabuk keduanya, melanjutkan dominasi Dagestan di divisi tersebut.

Sementara itu, UFC juga memberikan kesempatan besar bagi Umar Nurmagomedov untuk menantang penguasa kelas bantam, Merab Dvalishvili, pada awal tahun 2025. Sayangnya, “Si Elang Muda” belum mampu menaklukkan Dvalishvili dalam duel tersebut. Namun, semangat juang mereka tak pernah padam.

Jelang akhir tahun 2025 ini, dua murid kebanggaan Khabib tersebut kembali mendapatkan jadwal pertarungan yang mendebarkan. Umar Nurmagomedov dijadwalkan menghadapi Mario Bautista akhir pekan nanti pada 26 Oktober 2025, sementara Islam Makhachev akan kembali beraksi di bulan November mendatang, siap melanjutkan supremasi tim mereka di kancah UFC.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *