Jonatan Christie Kena Imbas! Axelsen Jadi Sebab Pengamat Denmark Berulah di French Open

Posted on

mellydia.co.id Kebangkitan Viktor Axelsen menjelang French Open 2025 menjadi sebuah sinyal peringatan yang jelas bagi para pemain tunggal putra elite di seluruh dunia, termasuk bintang bulutangkis Indonesia, Jonatan Christie.

Sebagai salah satu andalan tunggal putra Denmark, Axelsen siap memanfaatkan kesempatan keduanya sepanjang pekan ini dengan tampil di turnamen bergengsi French Open 2025.

Peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 ini memang tengah menjadi sorotan hangat setelah menunjukkan performa solid dalam turnamen kandangnya, Denmark Open 2025, pada pekan lalu.

Dalam ajang BWF Super 750 tersebut, Axelsen berhasil menembus babak semifinal, sebuah pencapaian signifikan mengingat serangkaian hasil buruk yang ia alami di berbagai turnamen besar sepanjang tahun ini.

Penyebab utama dari penurunan performanya adalah cedera punggung. Akibat masalah tersebut, Axelsen kerap gagal melangkah lebih jauh dan bahkan harus menarik diri dari turnamen bergengsi, termasuk Kejuaraan Dunia 2025.

Langkahnya di Kejuaraan Dunia kala itu harus terhenti di tangan wakil China, Shi Yu Qi, sementara gelar juara tunggal putra berhasil diraih oleh Jonatan Christie, tumpuan kebanggaan Indonesia.

Kini, harapan besar untuk kembali melangkah jauh kembali tersemat di pundak pemain berusia 31 tahun itu saat ia kembali berlaga di French Open 2025, yang telah dimulai hari ini, Selasa (21/10/2025).

Pada babak pertama turnamen berlevel Super 750 ini, Axelsen dijadwalkan akan menghadapi kuda hitam asal Malaysia, Leong Jun Hao, dalam pertandingan yang diprediksi akan berlangsung sengit.

Mantan pemain Denmark yang kini beralih profesi menjadi pengamat, Joachim Fischer, turut angkat bicara mengenai kesiapan sang pemain yang saat ini menduduki peringkat ke-31 dunia itu.

Jadwal French Open 2025 – Hari Pertama Sudah Big Match, Alwi Vs Lanier setelah Kompak Jadi Korban Jonatan

Di mata Fischer, Axelsen telah menunjukkan kejutan yang sangat positif dan menjadi indikasi kuat bahwa dirinya masih memiliki kapasitas untuk bersaing di level teratas tunggal putra dunia.

Fischer mengakui bahwa Axelsen sempat dicap ‘habis’ ketika harus bergulat dengan cedera punggung yang mengikis performa lapangannya secara drastis.

Jika Axelsen mampu mempertahankan konsistensinya, Fischer meyakini bahwa ia tidak akan membutuhkan waktu lama untuk kembali memenangkan turnamen-turnamen besar, layaknya masa kejayaannya dahulu.

“Sungguh kejutan besar dan positif bahwa Axelsen sudah kembali dalam jajaran yang terbaik,” kata Fischer, seperti dilansir dari Sport.Tv2.dk.

“Perkembangannya selama sebulan terakhir sangat fantastis, ini berarti saya yakin Axelsen akan memenangkan turnamen besar lagi,” imbuhnya penuh optimisme.

Lebih lanjut, Fischer merasa bahwa kebangkitan Axelsen ini akan menjadi sebuah kekhawatiran serius bagi para rival terkuatnya di sektor tunggal putra.

Axelsen diprediksi bisa mulai bersinar terang pada tahun depan, dengan gelar juara All England Open 2026 disebut-sebut sebagai target yang sangat realistis untuknya.

“Para pemain tunggal putra lainnya pasti khawatir dia akan kembali dalam laga-laga krusial di turnamen-turnamen besar dalam waktu dekat,” ucap Fischer.

“Saya sedang memikirkan, antara lain, All England tahun depan,” lanjutnya.

“Pertama-tama, dia butuh latih tanding, dia harus bermain dengan kecepatan seperti sekarang.”

“Kita tidak bisa mengandalkan ritme seperti itu dalam latihan, seiring waktu, dia harus percaya 100 persen pada tubuhnya.”

“Minggu ini, tubuhnya telah memberinya beberapa jawaban yang membuatnya bisa mengatasinya.”

“Kita lihat saja apakah dia bisa melakukannya di beberapa turnamen berturut-turut.”

“Saya rasa dia sudah sekitar 80 persen dan saat ini, 90 persen mungkin cukup untuk memenangkan turnamen besar.”

“Saya masih berpikir Olimpiade masih lama, jadi saya pikir kita perlu menguraikannya dan menetapkan beberapa target sementara.”

“Misalnya, All England dan Kejuaraan Dunia musim panas itu pasti jawaban pertama,” pungkas Fischer.

Pandangan tajam dari Fischer ini secara tidak langsung merupakan sebuah gertakan bagi setiap pemain tunggal putra, termasuk Jonatan Christie.

Apalagi pada French Open 2025 kali ini, pemain jebolan PB Tangkas itu berada di jalur yang sama dengan Axelsen, yaitu di pul bawah bagan pertandingan.

Kemungkinan bentrok antara keduanya terbuka lebar, di mana Jonatan dan Axelsen bisa saja saling berhadapan kembali di lapangan jika mereka berhasil melesat hingga babak semifinal.

Tak pelak, ungkapan Fischer ini menjadi salah satu ujian berat bagi Jonatan untuk mempertahankan tren apiknya setelah berhasil menjuarai Denmark Open 2025 pekan lalu.

Jonatan sendiri akan mengawali aksinya dengan bersua wakil Jepang, Kenta Nishimoto, pada babak 32 besar turnamen yang diselenggarakan di Glaz Arena, Prancis itu.

Ringkasan

Viktor Axelsen menunjukkan kebangkitannya jelang French Open 2025, memberikan sinyal peringatan bagi pemain tunggal putra lainnya, termasuk Jonatan Christie. Performanya yang solid di Denmark Open 2025, setelah pulih dari cedera punggung, membuat pengamat Joachim Fischer yakin ia akan kembali memenangkan turnamen besar. Fischer bahkan menyebut gelar juara All England Open 2026 sebagai target realistis bagi Axelsen.

Kebangkitan Axelsen dianggap sebagai kekhawatiran bagi rival-rivalnya, termasuk Jonatan Christie, yang berada di pul yang sama dengannya di French Open 2025. Keduanya berpotensi bertemu di semifinal, menjadi ujian berat bagi Jonatan untuk mempertahankan performanya usai menjuarai Denmark Open 2025. Jonatan akan memulai aksinya di French Open 2025 dengan menghadapi Kenta Nishimoto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *