Harga Emas Hari Ini Mahal? Ini Penyebab & Analisis Lengkap!

Posted on

<img src=”https://i0.wp.com/img-s-msn-com.akamaized.net/tenant/amp/entityid/AA1OnfIJ.jpg”><p><b>mellydia.co.id</b> Media sosial belakangan ini riuh dengan kisah-kisah warganet yang berhasil menjual <b>emas batangan</b> mereka dengan harga yang jauh melampaui <b>harga resmi</b> yang berlaku. Fenomena ini menarik perhatian publik, menimbulkan pertanyaan besar mengenai dinamika <b>pasar emas</b> di Indonesia.</p>

<p>Ambil contoh pada Senin (20/10/2025), ketika <b>harga emas</b> resmi berada di kisaran Rp 2,6 juta per gram. Di sisi lain, sejumlah individu di platform daring berani menawarkan <b>emas</b> milik mereka hingga Rp 3,2 juta per gram. Disparitas ini kian mencolok ketika seorang warganet mengunggah tawaran penjualan 10 gram <b>emas batangan PT Aneka Tambang (Antam)</b> seharga Rp 32 juta, yang berarti Rp 3,2 juta per gram, lengkap dengan surat dan kemasan asli.</p>

<p>Fenomena ini memicu pertanyaan besar: mengapa <b>harga jual emas</b> di <b>pasaran</b> dapat melonjak begitu tajam, jauh melampaui <b>harga resmi</b> yang ditetapkan? Untuk menjawabnya, mari kita selami analisis dari para pakar.</p>

<p class=”bacajuga-inside”><b> Harga Emas Rebound ke US$ 4.263 Senin (20/10) Pagi, Setelah Turun Tajam </b></p>

<b>Penyebab harga jual emas melonjak tajam</b>

<p><b>Rijadh Djatu Winardi</b>, seorang <b>Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM)</b>, menjelaskan bahwa lonjakan <b>harga emas</b> di <b>pasaran</b> utamanya dipicu oleh <b>ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran</b>. Ia menggarisbawahi tren kenaikan <b>harga emas global</b> yang didorong oleh tingginya ketidakpastian ekonomi dunia, mulai dari eskalasi <b>gejolak geopolitik</b> hingga perubahan <b>kebijakan suku bunga</b> di negara-negara maju.</p>

<p>”Dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, <b>investor</b> secara alamiah beralih mencari <b>aset lindung nilai</b> atau <i>safe haven asset</i>,” tutur Rijadh saat dihubungi Kompas.com pada Senin (20/10/2025). “Dan <b>emas</b> adalah pilihan utama yang paling diincar. <b>Permintaan emas</b> pun meningkat tajam, tidak hanya dari <b>investor institusi</b> tetapi juga <b>investor individu</b>, termasuk di <b>pasar Indonesia</b>.”</p>

<p class=”bacajuga-inside”><b> Merdeka Gold Resources (EMAS) Tuntaskan Fasilitas Ore Preparation Plant </b></p>

<p>Namun, <b>peningkatan permintaan emas</b> ini tidak serta merta diimbangi oleh <b>ketersediaan pasokan di dalam negeri</b>. <b>Produksi dan distribusi logam mulia</b> adalah proses yang membutuhkan waktu dan tidak dapat dengan cepat beradaptasi dengan <b>lonjakan permintaan</b> yang mendadak. Akibatnya, terjadi <b>permintaan berlebih</b>, di mana keinginan untuk membeli <b>emas</b> jauh melampaui jumlah <b>emas</b> yang tersedia di <b>pasar</b>.</p>

<p>”<b>Implikasinya, harga emas</b> yang ditawarkan di luar <b>gerai resmi</b> menjadi jauh lebih tinggi,” jelas Rijadh. Para penjual individual atau non-resmi memiliki posisi tawar yang kuat karena mereka menyediakan stok yang <b>langsung tersedia</b> tanpa perlu menunggu. Kondisi ini menciptakan apa yang disebut <i><b>market premium</b></i> atau harga tambahan di atas <b>nilai intrinsik logam mulia</b> itu sendiri.</p>

<p>Lebih lanjut, Rijadh menggarisbawahi bahwa <b>harga emas</b> yang terbentuk di <b>pasaran</b> pada situasi seperti ini bukan lagi mencerminkan <b>nilai dasar emas</b> itu sendiri, melainkan <b>harga kelangkaan</b> yang bisa melonjak signifikan jauh dari <b>harga resmi</b>.</p>

<b>Distribusi belum efisien</b>

<p>Faktor kedua yang turut berkontribusi adalah <b>rantai distribusi emas</b> yang relatif panjang dan kurang efisien. Dalam praktiknya, <b>penjualan emas</b> melibatkan berbagai pihak, mulai dari <b>gerai resmi</b>, <b>toko perhiasan</b>, hingga <b>penjual individu</b> di platform daring seperti grup WhatsApp. <b>Gerai resmi</b> memang menjadi acuan <b>harga</b>, namun <i><b>reseller</b></i> atau pedagang perantara lazimnya menambahkan <b>margin</b> untuk menutupi biaya operasional, logistik, keamanan, dan tentu saja, keuntungan mereka.</p>

<p>Ketika <b>permintaan emas</b> sedang melonjak tinggi, <b>margin</b> ini dapat melambung drastis. <b>Pembeli</b> seringkali bersedia membayar <b>harga</b> lebih tinggi demi memperoleh <b>emas fisik</b> secara instan tanpa perlu menunggu waktu lama.</p>

<p>Fenomena ini menunjukkan bahwa <b>harga emas di pasar</b> tidak lagi semata-mata mencerminkan <b>peningkatan nilai intrinsik emas</b>, melainkan lebih pada <b>kemauan pembeli untuk membayar lebih</b> (<i>willingness to pay</i>) demi ketersediaan instan.</p>

<p class=”bacajuga-inside”><b> Tabel Harga Emas Antam 20 Okt 2025 – Semua Ukuran Turun 0,5% Sehari </b></p>

<b>Perilaku spekulatif dan efek FOMO</b>

<p>Terakhir, <b>perilaku spekulatif masyarakat</b> yang didorong oleh <b>efek FOMO</b> (<i>Fear of Missing Out</i>) atau rasa takut ketinggalan momentum juga memainkan peran krusial. “Banyak orang memiliki keyakinan kuat bahwa <b>harga emas</b> akan terus menanjak, sehingga mereka rela membeli <b>emas fisik</b> dengan <b>harga</b> berapa pun demi tidak ketinggalan peluang,” ungkap Rijadh.</p>

<p>Kondisi ini semakin diperkuat oleh masifnya pemberitaan mengenai <b>lonjakan harga emas global</b>, yang sering dikaitkan dengan eskalasi <b>ketegangan geopolitik</b> dan <b>pelemahan dolar AS</b>.</p>

<p>Dampak dari keyakinan bahwa <b>harga emas</b> tidak akan lagi turun adalah <b>pasar</b> menjadi sangat emosional. Dalam situasi seperti ini, sebagian <b>penjual</b> cerdik memanfaatkan momentum, menaikkan <b>harga</b> setinggi mungkin untuk meraup keuntungan maksimal dari tingginya <b>permintaan</b>.</p>

<p class=”bacajuga-inside”><b>Tonton: Emas Tembus US$4.378! HSBC Sebut Bisa Tembus US$ 5.000 Apa Selanjutnya?</b></p>

<p>Artikel ini sebelumnya telah tayang di Kompas.com dengan judul “<i>Mengapa Jual Emas di Pasaran Bisa Jauh Lebih Tinggi dari Harga Resmi?</i>”</p>

Ringkasan

Fenomena harga jual emas di pasaran yang melampaui harga resmi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Kenaikan harga emas global dipicu oleh ketidakpastian ekonomi, mendorong investor mencari aset lindung nilai seperti emas. Peningkatan permintaan ini tidak diimbangi ketersediaan pasokan dalam negeri, mengakibatkan permintaan berlebih dan harga yang lebih tinggi di luar gerai resmi.

Selain itu, rantai distribusi emas yang panjang dan kurang efisien juga berkontribusi pada kenaikan harga. Perilaku spekulatif masyarakat yang didorong oleh efek FOMO (Fear of Missing Out) memperkuat keyakinan bahwa harga emas akan terus naik. Kondisi ini dimanfaatkan penjual untuk menaikkan harga dan meraih keuntungan maksimal dari tingginya permintaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *