Segrup dengan Vietnam di SEA Games 2025, Media Malaysia Was-was dan Singgung Kontroversi Naturalisasi

Posted on

Media Malaysia was-was setelah Timnas U-22 Malaysia segrup dengan Vietnam di SEA Games 2025. Mereka bahkan singgung soal kontroversi naturalisasi 7 pemain Timnas Malaysia.

Keresahan melanda media Malaysia setelah hasil undian cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2025 di Bangkok, Thailand, diumumkan. Timnas U-22 Malaysia, yang akrab disapa Harimau Malaya Muda, kini berada di Grup B bersama kekuatan regional Vietnam dan Laos. Penempatan ini segera memicu kekhawatiran, terutama mengingat bayang-bayang kontroversi naturalisasi tujuh pemain Timnas Malaysia yang sempat mengguncang dunia sepak bola sebelumnya.

Pengundian grup yang berlangsung pada Minggu (19/10/2025) tersebut telah membagi peserta menjadi tiga kelompok. Grup A dihuni oleh Thailand, Kamboja, dan Timor Leste. Sementara itu, Timnas U-22 Indonesia berada di Grup C bersama Myanmar, Filipina, dan Singapura, sebuah undian yang dinilai media lebih ringan dibanding grup yang lain.

Kecemasan utama media Malaysia, khususnya New Straits Times, terletak pada fakta bahwa Malaysia kembali harus menghadapi Vietnam di panggung internasional. Ini bukan kali pertama mereka bersua; tim senior kedua negara juga berada dalam satu grup di Grup F putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027. Situasi ini menciptakan bayang-bayang ketegangan yang sama, meski di kompetisi yang berbeda.

Kekhawatiran Malaysia bukan tanpa alasan. Pertemuan sebelumnya antara tim senior Malaysia dan Vietnam dalam Kualifikasi Piala Asia 2027 pada Juni 2025 lalu diwarnai insiden krusial. Setelah Malaysia meraih kemenangan telak 4-0 atas Vietnam, muncul laporan dari warga Vietnam kepada FIFA mengenai dugaan naturalisasi tujuh pemain Malaysia dengan dokumen palsu. Laporan ini berbuntut sanksi tegas: Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan ketujuh pemain naturalisasi tersebut dijatuhi hukuman larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan, sebuah kasus yang hingga kini masih dikenal sebagai skandal naturalisasi Timnas Malaysia.

Meskipun ada harapan bahwa kontroversi serupa tidak akan terulang di ajang SEA Games 2025, media Malaysia tetap menunjukkan kewaspadaan tinggi. “Kompetisi berbeda, tempat berbeda, tetapi lawannya tetap sama bagi Malaysia,” tulis New Straits Times. Mereka menambahkan, “Laga Timnas U-22 Malaysia melawan Vietnam diperkirakan tak akan sekeras kontroversi pada pertandingan yang mempertemukan tim senior.” Namun, bayang-bayang skandal tersebut tetap menjadi beban moral bagi Harimau Malaya Muda.

Menanggapi hasil undian yang berat ini, pelatih Timnas U-22 Malaysia, Nafuzi Zain, mengakui tantangan besar di Grup B. Namun, ia melihatnya sebagai peluang emas bagi anak asuhnya. “Saya tidak terlalu khawatir dengan apa yang disebut orang sebagai ‘coba dan gagal’. Saya masih percaya dengan tim ini,” tegas Nafuzi. Baginya, ini adalah ajang pembuktian untuk tim yang dalam setahun terakhir menunjukkan performa yang fluktuatif, menjadi momentum untuk meraih konsistensi.

Performa Timnas U-22 Malaysia memang perlu ditingkatkan. Dalam ASEAN Cup U-23 2025 lalu, mereka menelan kekalahan 0-2 dari Filipina, meski sempat bangkit dengan kemenangan 7-1 atas Brunei Darussalam dan menahan imbang Timnas U-23 Indonesia tanpa gol. Di Kualifikasi Piala Asia U-23, catatan mereka juga campur aduk: kalah 0-1 dari Lebanon, menang telak 7-0 atas Mongolia, namun takluk 1-2 dari Thailand.

Media Malaysia sendiri mengakui bahwa perjalanan Harimau Malaya di SEA Games tidak akan mudah. Sejak terakhir kali meraih medali emas pada tahun 2011 di bawah asuhan Ong Kim Swee, Malaysia kerap kesulitan bahkan untuk menembus semifinal. Mereka hanya mampu meraih medali perak pada edisi SEA Games 2017. Di sisi lain, Vietnam muncul sebagai salah satu kekuatan dominan, berhasil menyabet dua medali emas beruntun pada edisi 2019 dan 2021, menambah alasan kuat bagi Malaysia untuk was-was menghadapi lawan yang tangguh ini.

Ringkasan

Media Malaysia merasa was-was setelah Timnas U-22 Malaysia berada satu grup dengan Vietnam di SEA Games 2025. Kekhawatiran ini muncul karena tim senior Malaysia juga berada satu grup dengan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027, serta adanya kenangan kontroversi naturalisasi pemain yang lalu. Grup B yang dihuni Malaysia, Vietnam, dan Laos dianggap sebagai grup yang berat.

Meskipun pelatih Timnas U-22 Malaysia, Nafuzi Zain, mengakui tantangan berat ini, dia tetap optimis dan melihatnya sebagai kesempatan emas bagi timnya. Media Malaysia tetap waspada mengingat performa tim U-22 yang fluktuatif dan sulitnya meraih medali emas sejak 2011. Vietnam sendiri merupakan salah satu kekuatan dominan di SEA Games dengan raihan dua medali emas beruntun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *