Jepang Hengkang dari AFC? 4 Alasan Bentuk Federasi Sepak Bola Baru!

Posted on

mellydia.co.id – Kabar mengejutkan datang dari kancah sepak bola Asia, di mana Jepang dikabarkan serius mempertimbangkan untuk hengkang dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Langkah drastis ini rencananya akan diikuti dengan pembentukan federasi baru yang berfokus di kawasan Asia Timur. Keputusan besar ini berakar dari meningkatnya ketidakpuasan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) terhadap praktik yang mereka nilai penuh manipulasi, ketimpangan kebijakan, serta dominasi berlebihan dari negara-negara tertentu di tubuh AFC. Seperti dilansir dari laman Tribuna pada Minggu (19/10), berikut adalah empat alasan utama yang mendasari keyakinan Jepang untuk mengambil langkah tegas tersebut.

Pertama, pengaruh berlebihan Qatar dalam struktur AFC menjadi sorotan tajam. JFA secara terang-terangan menilai bahwa Qatar memiliki kendali yang tidak proporsional terhadap berbagai keputusan krusial di AFC, mulai dari pengaturan turnamen hingga kebijakan kompetisi. Dominasi ini, menurut Jepang, telah menciptakan ketidakseimbangan yang signifikan dalam perlakuan terhadap klub dan federasi anggota lainnya. Keputusan AFC kerap kali dianggap berpihak pada kepentingan Qatar dan sekutunya, memicu keresahan yang mendalam karena dianggap merusak prinsip keadilan dan sportivitas yang seharusnya menjadi pondasi utama sepak bola Asia.

Puncak kekecewaan JFA juga dipicu oleh keputusan kontroversial dalam Liga Champions Asia Elite (ACLE). Insiden paling mencolok terjadi dalam penyelenggaraan turnamen di Arab Saudi. Keputusan terkait penjadwalan serta mundurnya klub Shandong Taishan secara tidak langsung merugikan klub Jepang, Vissel Kobe, yang harus menerima penurunan peringkat tidak adil. Lebih ironis lagi, meskipun Vissel Kobe bukanlah pihak yang bersalah, mereka justru dijatuhi denda sebesar 10.000 dolar Amerika Serikat oleh AFC. JFA mengecam keras insiden ini sebagai wujud nyata ketidakprofesionalan dan standar ganda yang secara signifikan meruntuhkan kredibilitas kompetisi sepak bola Asia.

Selanjutnya, ketimpangan dalam perlakuan terhadap klub dan pemain Jepang turut memperparah kekecewaan. JFA berulang kali mengeluhkan penjadwalan kompetisi AFC yang dinilai tidak mempertimbangkan secara serius kondisi fisik maupun komitmen para pemain Jepang yang berkarier di Eropa. Akibatnya, klub-klub Jepang sering kali dihadapkan pada jadwal pertandingan yang tumpang tindih dengan kalender internasional, berdampak langsung pada performa dan kesiapan pemain bintang seperti Takefusa Kubo dan kolega mereka. Situasi ini secara tegas menunjukkan kurangnya penghormatan AFC terhadap keseimbangan dan kepentingan strategis klub-klub Jepang dalam panggung sepak bola internasional.

Sebagai respons dan solusi atas berbagai ketidakadilan yang dirasakan, Jepang kini mematangkan rencana pembentukan Federasi Sepak Bola Asia Timur. Federasi baru ini envisioned sebagai wadah yang jauh lebih transparan, profesional, dan adil, dirancang untuk menaungi negara-negara di kawasan Asia Timur yang memiliki visi serupa mengenai tata kelola sepak bola yang bersih dan berintegritas. Kabar menariknya, beberapa negara lain, termasuk Irak, disebut-sebut telah menunjukkan ketertarikan untuk bergabung jika langkah Jepang benar-benar terealisasi. Pergerakan ini diperkirakan akan menciptakan perubahan signifikan pada peta kekuatan dan struktur sepak bola di seluruh kawasan Asia.

Ringkasan

Jepang dikabarkan mempertimbangkan untuk keluar dari AFC dan membentuk federasi baru di Asia Timur. Keputusan ini didasari ketidakpuasan JFA terhadap manipulasi, ketidakadilan kebijakan, dan dominasi berlebihan negara tertentu di AFC, terutama pengaruh Qatar yang dianggap terlalu kuat dalam pengambilan keputusan.

Kekecewaan JFA juga dipicu oleh keputusan kontroversial dalam Liga Champions Asia Elite yang merugikan klub Jepang, Vissel Kobe. Selain itu, JFA mengeluhkan ketidakadilan perlakuan terhadap klub dan pemain Jepang terkait penjadwalan kompetisi. Pembentukan Federasi Sepak Bola Asia Timur menjadi solusi yang dianggap Jepang untuk menciptakan tata kelola sepak bola yang lebih transparan dan adil, dengan beberapa negara lain menunjukkan minat untuk bergabung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *