Daftar Perusahaan IPO yang Warnai Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

mellydia.co.id JAKARTA – Menjelang genap satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo, pasar modal Indonesia menunjukkan geliat signifikan. Terhitung sejak pelantikan beliau pada 20 Oktober 2024 hingga hari ini, Minggu, 19 Oktober 2025, sebanyak 28 perusahaan telah sukses melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Melansir data dari e-IPO, dari total 28 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di masa pemerintahan Presiden Prabowo tersebut, lima di antaranya melakukan IPO pada tahun 2024. Sementara itu, sisanya yang berjumlah 23 perusahaan telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2025 ini.

Perusahaan pertama yang melantai di bursa sejak pelantikan Prabowo sebagai Presiden Indonesia adalah PT Newport Marine Service Tbk. (BOAT), yang tercatat pada 12 November 2024. Adapun yang terbaru, PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) telah resmi menjadi bagian dari daftar emiten di lantai bursa pada 23 September 2025, menambah panjang deretan perusahaan yang mempercayakan pasar modal untuk ekspansi bisnisnya.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah melaporkan prospek positif dengan adanya 20 pipeline penawaran umum di pasar modal Indonesia. Keseluruhan nilai indikatif dari berbagai penawaran ini mencapai Rp10,33 triliun, mencerminkan minat yang kuat dari berbagai entitas untuk mencari pendanaan melalui bursa saham.

Secara lebih terperinci, pipeline tersebut mencakup 10 pipeline IPO dengan nilai indikatif Rp3,36 triliun, 4 pipeline penawaran umum terbatas (PUT) senilai Rp1,47 triliun, serta 1 pipeline efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) senilai Rp500 miliar. Selain itu, terdapat 5 pipeline penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang dan/atau sukuk (PUB EBUS) untuk tahun I, II, III, dan seterusnya, dengan total nilai Rp5 triliun.

Fokus pada segmen IPO, data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir kuartal III/2025 menunjukkan bahwa masih ada 11 perusahaan yang berada dalam antrean pipeline pencatatan saham. Kesebelas perusahaan ini diharapkan akan menyusul 23 perusahaan lain yang telah berhasil listing di BEI sepanjang tahun berjalan 2025.

BEI juga merinci profil calon emiten dalam pipeline IPO berdasarkan asetnya. Tercatat, empat perusahaan memiliki skala aset besar, yaitu di atas Rp250 miliar, sementara tujuh perusahaan lainnya berskala aset menengah, antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sektor usaha yang mendominasi daftar pipeline IPO ini mencakup industri dasar, industrial, serta transportasi dan logistik, menandakan keragaman potensi investasi yang akan datang.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan harapannya agar 11 perusahaan yang masuk dalam pipeline tersebut dapat merealisasikan IPO mereka tahun ini. “Tentunya dalam hal calon perusahaan tercatat dapat memenuhi hal-hal dimaksud dalam sisa tahun ini maka kami berharap perusahaan-perusahaan tersebut dapat menambah pilihan investasi saham bagi investor di Indonesia,” ujar Nyoman dalam jawaban tertulis beberapa waktu lalu, menegaskan komitmen BEI untuk memperkaya pasar modal.

Namun demikian, berdasarkan data historis, tren jumlah perusahaan yang melakukan IPO menunjukkan penurunan sejak tahun 2023. BEI mencatat, pada tahun 2023, terdapat 79 perusahaan yang IPO, angka ini lebih tinggi dibandingkan 41 perusahaan pada tahun 2024. Kondisi ini sedikit kontras dengan target BEI yang mengincar 66 emiten baru melalui IPO pada tahun 2025.

Daftar Emiten IPO dalam Periode 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

(20 Oktober 2024 -19 Oktober 2025)

Sumber: e-IPO, diolah.