mellydia.co.id Dua pembalap utama Ducati Lenovo menghadapi hasil yang sangat mengecewakan dalam balapan Sprint MotoGP Australia 2025, yang berlangsung di Sirkuit Phillip Island pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Francesco Bagnaia dan Michele Pirro, yang mewakili tim pabrikan Ducati, terpaksa finis di posisi dua terbawah. Sang juara dunia dua kali, Bagnaia, hanya mampu menempati posisi ke-19, sementara Pirro berada di urutan buncit ke-20, menandai salah satu performa terburuk mereka musim ini.
Periode sulit bagi Bagnaia tampaknya masih belum berakhir. Setelah sempat meraih kesuksesan di MotoGP Jepang, pembalap Italia ini kembali menderita di dua seri balapan berikutnya, yaitu di Indonesia dan kini di Australia, menunjukkan bahwa kemenangan di Motegi hanyalah secercah kebahagiaan sesaat.
Usai Sprint MotoGP Australia 2025, Bagnaia tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya saat berbicara kepada wartawan. “Sangat sulit. Kami sedang memeriksa data, mencoba memahami apa yang terjadi,” ungkap Bagnaia, dikutip dari Motorsport.
“Jelas sekali motornya sangat tidak stabil. Kami sudah lama mencoba memahami apa yang terjadi,” tambahnya. Ia juga menegaskan, “Ini tidak ada hubungannya dengan penyetelan atau elektronik, itu jelas. Yang normal adalah apa yang terjadi di Jepang.” Bagnaia merasakan betul ketidakberdayaannya di lintasan, bahkan menyebut dirinya hanya sebagai “penumpang” motor. “Dalam sprint, saya hanya penumpang, begitu saja,” ujarnya. “Saya harus menutup gas beberapa kali untuk mencegah motor bergoyang.”
Bagnaia, yang merupakan juara dunia, merasa sangat bertanggung jawab atas performa Ducati yang terpuruk dalam balapan ini. Ia bahkan berani berspekulasi, “Jika Marc ada di sini, dia mungkin akan naik podium, tetapi saya tidak bisa menghentikan motor agar tidak berguncang,” mengisyaratkan potensi performa pembalap lain di kondisi serupa.
Bagnaia kembali menekankan bahwa level performa sesungguhnya adalah di Motegi, Jepang, tempat ia meraih dua kemenangan gemilang. “Saya tahu bahwa dalam kondisi normal, saya mampu bersaing, tetapi masalahnya adalah saya tidak bisa mengulangi sensasi yang saya rasakan di Jepang,” jelasnya. “Secara teori, kedua motor ini sama (dengan yang digunakan di Jepang),” lanjut Bagnaia, menunjukkan kebingungannya atas perbedaan performa yang drastis.
Pembalap berusia 28 tahun itu merasakan bahwa upaya pengembangan motor Ducati belum membuahkan hasil yang diharapkan. “Ducati telah membangun motor dari nol sebanyak empat atau lima kali,” kata Bagnaia. “Perasaan saat ini lebih buruk daripada awal musim. Sejak Austria, semuanya mulai memburuk.”
Penderitaan Bagnaia di Phillip Island belum usai. Untuk balapan utama, ia harus menjalani hukuman turun tiga posisi start, yang membuatnya akan memulai dari posisi ke-14. “Besok semuanya tergantung,” kata Bagnaia, yang enggan berspekulasi lebih jauh mengenai hasil balapan utama.
Hasil Sprint Race MotoGP Australia 2025 – Bezzechi Finis Pertama, Aprilia Berjaya saat Bagnaia Tak Ada Harapan
Starting Grid MotoGP Australia 2025 – Quartararo Mulai dari Depan saat Cuaca Paksa Ubah Jadwal Balapan
Ringkasan
Pada Sprint MotoGP Australia 2025, dua pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia dan Michele Pirro, mengalami hasil mengecewakan dengan finis di posisi dua terbawah. Bagnaia merasa frustrasi dan bertanggung jawab atas performa buruk Ducati, menyebut motornya tidak stabil dan berbeda jauh dari performa di MotoGP Jepang. Ia menduga masalah ini bukan pada setelan atau elektronik, melainkan pada pengembangan motor yang dirasa belum membuahkan hasil.
Bagnaia, yang akan memulai balapan utama dari posisi ke-14 akibat penalti, merasa seperti hanya menjadi “penumpang” di motornya. Ia mengindikasikan bahwa potensi performa pembalap lain mungkin lebih baik dalam kondisi yang sama. Pembalap berusia 28 tahun itu berharap dapat menemukan kembali performa terbaiknya seperti saat meraih kemenangan di Motegi, Jepang.