mellydia.co.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan sikap tenang menanggapi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sempat anjlok ke level 7.944 pada perdagangan akhir pekan, ia menilai fluktuasi di pasar saham sebagai dinamika yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
“Itu kan dipengaruhi juga global sentimen kan, nggak apa-apa,” ujar Purbaya di Jakarta, Jumat (17/10), menjelaskan bahwa pergerakan pasar saham seringkali merupakan refleksi dari sentimen global dan faktor eksternal.
Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa justru dalam dinamika seperti inilah para pelaku pasar modal menemukan ruang untuk meraih keuntungan. Menurutnya, jika pergerakan harga saham cenderung datar, para pemain saham tidak akan memiliki peluang untuk melakukan trading yang menguntungkan.
“Kalau orang bursa atau broker kalau indeksnya naik terus dia rugi, nggak bisa trading. Atau kalau flat atau turun terus juga nggak bagus. Yang bagus adalah in between, mereka bisa ambil untung,” papar Purbaya. Ia menekankan bahwa volatilitas adalah esensi dari pasar saham, memungkinkan strategi beli di harga rendah dan jual di harga tinggi.
Menkeu Purbaya menambahkan, pergerakan pasar saham yang selalu naik-turun tak lepas dari kepentingan pihak-pihak tertentu di baliknya. Ia menggarisbawahi peran krusial para broker dan pelaku pasar yang memang berkepentingan untuk menjaga agar dinamika pasar tetap hidup dan memberikan peluang profit.
“Kalau Anda lihat Bloomberg TV itu selalu begitu, nanti dua minggu beritanya jelek, dua minggu lagi bagus, begitu terus. Kadang-kadang saya mikir, kenapa nggak dijadiin satu aja, dikontradik langsung. Mereka berkepentingan market naik dan turun. Di belakangnya ada broker-broker, kan. Ini nggak apa-apa,” tambahnya, menggambarkan siklus pemberitaan dan sentimen yang sengaja diciptakan untuk menjaga pergerakan bursa saham.
Kendati demikian, Purbaya menegaskan bahwa fokus utama bukanlah pada fluktuasi jangka pendek ini, melainkan pada penguatan fundamental ekonomi nasional yang berkelanjutan. Ia optimistis, apabila ekonomi nasional terus menguat, maka kinerja perusahaan akan membaik secara signifikan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada nilai saham di pasar modal.
“Yang penting ini, apakah perbaikan yang kita sedang lakukan ini betul-betul sustain atau tidak, atau saya cuma ngomong doang. Nanti mereka akan sadar nggak lama lagi bahwa saya serius. Itu akan baik lagi. Pada waktu ekonominya bagus, pertumbuhan perusahaan juga bagus, profitability juga bagus. Nilai mereka di pasar saham juga akan naik dan yang kita kerjakan adalah memperbaiki fundamental perekonomian,” beber Purbaya, menekankan komitmen pemerintah dalam membangun fondasi ekonomi yang kokoh.
Ia memandang koreksi pasar yang terjadi saat ini sebagai bagian integral dari siklus alami pasar. Sebelumnya, pasar modal sempat dilanda euforia yang menarik banyak investor. “Kemarin euforia, karena mereka kayaknya betulan nih. Masuklah ramai-ramai. Habis itu, wah ketinggian nih, turun dulu lah ambil profit, nanti beli di bawah, naik lagi ke atas,” jelasnya, menggambarkan psikologi investor yang berujung pada aksi ambil untung dan koreksi.
“Jadi orang pasar tuh seperti itu. Dan kalau nggak, mereka akan pengaruhi media-media seperti Anda juga, yang lain, untuk satu saat negatif terus, nanti saat itu positif. Supaya bursanya begini. Kira-kira begitu,” pungkas Purbaya, mengakhiri penjelasannya tentang bagaimana pelaku pasar, melalui berbagai cara termasuk memengaruhi media, turut berperan dalam menciptakan dan mempertahankan dinamika pasar saham yang bergejolak namun menguntungkan bagi mereka.
Ringkasan
Menanggapi anjloknya IHSG, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai fluktuasi pasar saham sebagai dinamika wajar yang dipengaruhi sentimen global dan memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk meraih keuntungan. Menurutnya, volatilitas pasar adalah esensi yang memungkinkan strategi beli rendah jual tinggi, dan pergerakan naik turun ini juga dipengaruhi kepentingan broker dan pelaku pasar untuk menjaga dinamika tetap hidup.
Purbaya menekankan bahwa fokus utama adalah penguatan fundamental ekonomi nasional yang berkelanjutan, yang akan berdampak positif pada kinerja perusahaan dan nilai saham di pasar modal. Ia memandang koreksi pasar sebagai bagian dari siklus alami, di mana investor melakukan aksi ambil untung setelah euforia, dan pelaku pasar juga dapat mempengaruhi media untuk menciptakan dinamika pasar yang bergejolak.