Jamie Carragher Sindir Chelsea Era Todd Boehly: Sudah Habis Rp38 Triliun Tapi Makin Jauh dari Pesaing Utama!

Posted on

JawaPos.com – Dunia sepak bola Inggris kembali diwarnai perdebatan sengit setelah legenda Liverpool, Jamie Carragher, secara blak-blakan menyatakan bahwa Chelsea belum menunjukkan kemajuan signifikan di bawah kepemilikan Todd Boehly. Pernyataan ini sontak memicu kontroversi, mengingat The Blues baru saja memastikan tiket kembali ke Liga Champions setelah absen selama dua musim. Ironisnya, pencapaian tersebut datang setelah klub London Barat itu menggelontorkan dana fantastis sekitar GBP 1,5 miliar (setara Rp38 triliun) untuk belanja pemain sejak konsorsium BlueCo mengambil alih kendali di Stamford Bridge.

Saat era kepemimpinan Boehly dimulai, Chelsea masih teguh berdiri sebagai salah satu tim elit di kancah Eropa. Mereka baru saja meraih mahkota Liga Champions pada tahun 2021 di bawah arahan pelatih Thomas Tuchel, sebuah puncak kejayaan yang menempatkan mereka di jajaran teratas. Namun, bagi Carragher, apa yang terjadi setelah momen gemilang itu justru merupakan perjalanan yang mengecewakan dan jauh dari ekspektasi.

Liam Delap Kirim Pesan Kontroversial ke Ciernan Slicker, Bomber Chelsea: Happy Birthday Ma Boy!

“Memang tidak ada formula tunggal yang benar atau salah dalam mengelola sebuah klub sepak bola. Namun, kita juga tidak bisa menutup mata dan berpura-pura bahwa apa yang terjadi selama tiga setengah tahun terakhir ini telah mencapai kesuksesan yang diharapkan,” tegas Carragher dalam komentarnya kepada CBS Sport, menyiratkan keraguannya yang mendalam.

Menurut pandangan tajam Carragher, alih-alih mendekat, Chelsea justru terlihat semakin menjauh dari peta persaingan di papan atas Premier League. Jarak mereka dengan tim-tim kandidat juara terasa semakin lebar.

“Mereka memiliki Thomas Tuchel, seorang pelatih yang telah sukses menjuarai Liga Champions, bahkan kala itu Chelsea dianggap sebagai tim ketiga terbaik di dunia, tepat di belakang Manchester City dan Liverpool. Namun, keputusan mengejutkan diambil dengan memecatnya, disusul dengan pengeluaran fantastis mencapai GBP 2 miliar, dan kini, ironisnya, mereka malah semakin terlempar dari perburuan gelar juara,” paparnya lebih lanjut, menyoroti inkonsistensi strategi klub.

Namun, tidak semua sepakat dengan kritik pedas Carragher. Mantan bek Manchester City dan koleganya di dunia pengamat sepak bola, Micah Richards, segera melayangkan bantahan. Richards bersikeras bahwa ada progres yang jelas terlihat di era Enzo Maresca.

“Kalau di musim pertama finis peringkat 12, lalu naik ke posisi 6, kemudian ke 4, plus menjuarai Piala Dunia Antarklub, itu jelas progres,” tutur Richards, menyajikan data yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan.

“Bahkan, mereka mampu menyingkirkan PSG, tim yang kerap disebut sebagai salah satu yang terbaik di Eropa. Saya tidak mengatakan Chelsea akan langsung menjuarai Premier League, namun jelas sekali bahwa ada perkembangan dan evolusi yang positif,” sambungnya, merujuk pada performa impresif.

Kendati demikian, Carragher tetap teguh pada pendiriannya. Baginya, sejak kepemilikan Todd Boehly, Chelsea telah kehilangan identitas mereka sebagai ‘mesin pemenang’ yang disegani di Eropa. Di sisi lain, Richards melihat strategi transfer yang fokus pada pembelian pemain muda berbakat dengan nilai jual tinggi sebagai sebuah model bisnis yang cerdas dan visioner untuk masa depan klub.

“Chelsea berinvestasi pada pemain-pemain muda. Mereka masih memiliki nilai jual yang tinggi, dan ketika saatnya tiba untuk melepas mereka, klub dapat menghasilkan dana segar yang signifikan. Ini adalah pendekatan yang berbeda, dan menurut saya, sangatlah cerdas,” jelas Richards, menguraikan visi jangka panjang di balik kebijakan transfer tersebut.

Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone Ngamuk di Anfield, Dapat Kartu Merah Usai Klaim Dihina 90 Menit oleh Suporter Liverpool

Perdebatan antara dua pengamat sepak bola terkemuka Inggris ini semakin menggarisbawahi bahwa Chelsea tetap menjadi sorotan utama di kancah sepak bola. Meskipun ada klaim tentang penambahan koleksi trofi, termasuk Conference League dan Piala Dunia Antarklub musim lalu, pertanyaan besar tetap mengemuka: apakah miliaran poundsterling yang telah digelontorkan benar-benar berhasil mengembalikan The Blues ke jajaran elite Eropa, ataukah jalan panjang menuju kejayaan masih terbentang luas?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *