Transformasi dramatis terlihat jelas dalam perjalanan Arda Guler di Real Madrid. Sejak tongkat kepelatihan berpindah dari Carlo Ancelotti ke tangan Xabi Alonso, nasib gelandang muda asal Turki berusia 20 tahun ini berbalik drastis. Dari bangku cadangan yang sering mengabaikannya, Guler kini telah menjelma menjadi pilar krusial dalam skema taktis yang diterapkan Alonso, menandai era baru bagi sang bintang muda di jantung Los Blancos.
Alonso mempercayakan Guler dengan peran baru yang sentral di lini tengah, sebuah kepercayaan yang dibayar tuntas dengan performa yang memukau. Konsistensinya begitu menonjol hingga ia selalu tampil sebagai starter dalam empat pertandingan awal La Liga musim ini. Penampilannya di lapangan tidak hanya menunjukkan kualitas teknik yang tinggi, tetapi juga ketenangan luar biasa yang jarang terlihat pada pemain seusia dirinya.
Namun, dinamika sepak bola kerap menghadirkan perubahan cepat. Sebuah tantangan baru kini membayangi Arda Guler: kembalinya Jude Bellingham dari cedera bahu. Kembalinya gelandang bintang asal Inggris itu secara langsung menempatkan posisi Guler di skuad utama kembali di bawah sorotan. Harus diakui, sebagian besar kesempatan Guler untuk bersinar terang memang terbuka lebar saat Bellingham menepi, memaksa Xabi Alonso melakukan perombakan signifikan pada susunan lini tengah tim.
Kiper Timnas Indonesia Saingi Luka Modric hingga Kenan Yildiz, Emil Audero Masuk Serie A Team of The Week
Dengan pulihnya Bellingham yang lebih cepat dari prediksi, bahkan sudah tercatat dalam daftar skuad untuk pertandingan krusial kontra Marseille, sebuah tanda tanya besar kini menggantung: akankah Arda Guler tetap mempertahankan tempatnya di lini tengah Real Madrid, ataukah Xabi Alonso akan memilih opsi lain?
Namun, Xabi Alonso bukanlah tanpa solusi. Ia memiliki beragam opsi taktis untuk mengoptimalkan kedua talenta mudanya. Salah satunya adalah memadukan Guler dan Bellingham secara bersamaan di lapangan, sebuah konfigurasi yang pernah sukses diterapkan saat Real Madrid berlaga di Piala Dunia Antarklub, di mana keduanya bahu-membahu bersama Aurelien Tchouameni dan Fede Valverde. Lebih jauh, fleksibilitas Arda Guler juga membuka kemungkinan baginya untuk tampil di sisi kanan serangan Madrid, posisi yang saat ini menjadi ajang persaingan ketat antara Franco Mastantuono dan Brahim Diaz.
Terlepas dari tantangan persaingan, Arda Guler tetap menjadi aset berharga bagi Los Blancos. Konsistensi dalam performa, visi bermain yang matang, serta kemampuan adaptasi yang luar biasa menjadikannya alternatif yang sangat kuat untuk berbagai skenario taktis. Hanya dalam beberapa bulan di bawah arahan Xabi Alonso, nama Guler telah melambung dan mulai diperhitungkan sebagai salah satu pemain kunci potensial bagi Real Madrid musim ini.
Sehingga, dengan kembalinya Jude Bellingham, Xabi Alonso kini dihadapkan pada sebuah dilema taktis yang pelik. Pertanyaannya bukan lagi tentang siapa yang akan bermain, melainkan bagaimana menemukan formulasi terbaik untuk mengoptimalkan potensi kedua bintang muda ini secara bersamaan, tanpa sedikit pun mengorbankan esensi dan keseimbangan yang menjadi kekuatan utama Real Madrid.
Bocor! Strategi Baru Persebaya Surabaya Ala Eduardo Perez: Duetkan Mihailo Perovic dan Diego Mauricio Hadapi Semen Padang?
Ringkasan
Arda Guler mengalami transformasi signifikan di Real Madrid sejak Xabi Alonso menjadi pelatih. Dari pemain cadangan, ia kini menjadi pilar penting di lini tengah, selalu menjadi starter dalam empat pertandingan La Liga terakhir. Alonso memberikan kepercayaan dengan peran sentral yang dibalas dengan performa memukau.
Kembalinya Jude Bellingham dari cedera menjadi tantangan baru bagi Guler. Walaupun demikian, Alonso memiliki opsi taktis untuk menggabungkan keduanya, seperti yang pernah sukses diterapkan di Piala Dunia Antarklub. Fleksibilitas Guler juga membuka kemungkinan bermain di sisi kanan serangan, menjadikannya aset berharga bagi Real Madrid, terlepas dari persaingan yang ada.
