mellydia.co.id Timnas Indonesia sedang menghadapi tekanan yang luar biasa besar menjelang dimulainya putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Perjalanan Skuad Garuda diprediksi akan penuh tantangan di fase krusial ini.
Di Grup B, Timnas Indonesia akan berhadapan dengan dua kekuatan raksasa Timur Tengah, yaitu Arab Saudi dan Irak. Secara peringkat FIFA, kedua tim ini jauh mengungguli Timnas Indonesia. Sebagai gambaran, Irak kini menempati peringkat 58 dunia, satu tingkat di atas Arab Saudi di posisi 59. Sementara itu, Indonesia masih tertahan di peringkat 118 dunia per 10 Juli 2025, menunjukkan jurang perbedaan yang signifikan.
Dari tiga tim di Grup B, hanya tim peringkat teratas yang akan langsung melaju ke putaran final. Sedangkan tim runner-up harus kembali berjuang menghadapi tim peringkat kedua dari Grup A di putaran kelima, menambah beratnya beban perjalanan. Dengan demikian, ambisi untuk finis di atas Arab Saudi dan Irak tentu menjadi tantangan maha berat bagi pasukan Patrick Kluivert.
Namun, tekanan yang dihadapi Timnas Indonesia kian memuncak, tidak hanya dari aspek teknis di lapangan, melainkan juga dari serangkaian keputusan non-teknis yang dinilai merugikan oleh AFC. Indonesia memang menjadi salah satu tim yang cukup dirugikan oleh beberapa kebijakan AFC dalam penyelenggaraan putaran keempat ini.
Kerugian pertama yang paling mencolok adalah penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah tunggal untuk semua pertandingan di Grup B. Keputusan ini secara otomatis menempatkan Timnas Indonesia pada posisi yang sangat tidak menguntungkan, terutama saat harus berhadapan dengan Arab Saudi di pertandingan pertama mereka.
Media Vietnam Soroti Protes PSSI ke FIFA dan AFC, Singgung Momen Pahit Timnas Indonesia di Bahrain
Selain itu, AFC juga mengeluarkan regulasi yang membatasi jumlah penonton tim tamu. Jatah tiket untuk suporter tim tamu di putaran keempat ini dikabarkan hanya mencapai 8 persen dari total kapasitas stadion. Kebijakan ini sontak menuai keluhan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang disampaikannya dalam konferensi pers pada Selasa (16/9/2025). “Suporter kita juga dibatasi sangat kecil, padahal kita tahu kalau main di Arab Saudi kan penduduk kita juga banyak,” ujar Erick Thohir, menyoroti potensi dukungan besar yang terancam hilang.
PSSI Ogah Pakai Hotel dari Panitia Round 4, Erick Thohir: Timnas Indonesia Banyak Tekanan!
Tak berhenti sampai di situ, keputusan lain yang juga disorot dan dianggap merugikan Indonesia adalah terkait penunjukan wasit pertandingan. AFC telah menunjuk wasit Abdullah Jailami dari Kuwait untuk memimpin laga krusial antara Indonesia dan Arab Saudi. Penunjukan ini segera menuai kontroversi, mengingat sang wasit berasal dari Timur Tengah, yakni Kuwait. Kekhawatiran akan potensi keberpihakan kepada wakil Timur Tengah, Arab Saudi, pun tak terhindarkan.
Melihat potensi besar yang dapat memengaruhi objektivitas dan integritas pertandingan, Erick Thohir secara tegas melayangkan surat protes resmi kepada FIFA dan AFC. Erick berharap agar FIFA dan AFC dapat mempertimbangkan ulang dan menunjuk wasit dari negara yang lebih netral, seperti China, Jepang, atau Australia.
Di sisi lain, AFC juga mengeluarkan kebijakan baru berupa pemutihan kartu kuning untuk putaran keempat. Artinya, para pemain yang sebelumnya terancam absen karena akumulasi kartu kuning kini dapat kembali berlaga tanpa hukuman. Menanggapi hal ini, Erick Thohir mengungkapkan bahwa pihaknya sedang melakukan perhitungan cermat untuk mengetahui apakah kebijakan ini lebih menguntungkan Indonesia atau justru para lawan. “Soal kartu kuning yang tadinya berlanjut, ternyata kemarin diputuskan kartu kuning itu hilang,” jelasnya. “Nah, kita lagi hitung, jangan-jangan lebih untungkan orang daripada kita,” tambah Erick, sebagaimana dikutip oleh SuperBall.id dari Antara.